Menurut organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Risiko terkena penyakit jantung meningkat pada kelompok lanjut usia atau lansia. Seiring bertambahnya usia, berbagai faktor gaya hidup mulai dari pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, hingga kurangnya aktivitas fisik berperan besar dalam meningkatkan risiko penyakit jantung. Ketiga faktor tersebut bisa menjadi penyebab perilaku utama yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung.
Untuk meningkatkan kewaspadaan resiko penyakit jantung dan kondisi gawat darurat pada lansia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui Ikatan Alumni (ILUNI) FKUI menyelenggarakan webinar dengan tema “Penyakit Jantung dan Kedaruratan Pada Lansia: Penting diketahui oleh Anda yang berumur 45-70 tahun, atau mempunyai orang tua lansia”. Kegiatan ini diselenggarakan pada Rabu, 2 Oktober 2024 secara daring.
Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB dalam sambutannya mengatakan, “Kami berharap webinar ini dapat memberikan pengetahuan dasar mengenai penanganan penyakit umum pada lansia serta kita semua dapat lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan jantung, serta mampu mengambil langkah-langkah yang konkret untuk membantu orang-orang terdekat,” tutur Prof. Ari Fahrial Syam.
Webinar menghadirkan dua narasumber yaitu staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, FINASIM, FACP, FICA, MARS yang membawakan topik “3 penyakit utama jantung menjelang lansia”, dan staf pengajar dari Departemen Ortopaedi dan Traumatologi FKUI-RSCM, dr. Yogi Prabowo, Sp.OT, Subsp.Onk.Ort.R(K) yang memaparkan topik berjudul “3 kondisi gawat darurat lansia dan penanganannya.” Acara dimoderatori oleh dr. Bayu Prawira Hie, MBA, PhD dari ILUNI FKUI.
Menurut dr. Eka Ginanjar, terdapat tiga jenis penyakit jantung yang umum terjadi pada lansia yaitu Penyakit Jantung Koroner (Coronary Artery Disease – CAD), Gagal Jantung (Heart Failure), dan Aritmia (Gangguan Irama Jantung akibat gangguan listrik jantung). Ketiga penyakit tersebut saling terhubung. Eka menjelaskan bahwa penyakit yang terkait dengan pembuluh darah jantung, berhubungan dengan seluruh organ.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa ada beberapa tanda nyeri dada khas jantung, seperti lamanya nyeri lebih dari 15 menit di ulu hati kanan dan/atau kiri, dada seperti ditindih benda berat, hingga keringat dingin, mual, dan terkadang muntah.
Tidak lupa dr. Eka pun menyampaikan beberapa pesan untuk menjaga kualitas hidup seperti berhenti merokok, kontrol tekanan darah, kolesterol dan diabetes, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari, menjaga berat badan yang sehat, batasi asupan lemak dan gula, serta mengurangi stres.
Narasumber kedua, dr. Yogi Prabowo membahas berbagai masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia selain penyakit jantung. Yaitu fraktur, saraf, infeksi saluran pernapasan dan dampak dari imobilisasi. Menurutnya, imobilisasi atau keterbatasan gerak pada lansia, terutama setelah jatuh atau mengalami patah tulang, dapat memperburuk kondisi kesehatan. Imobilisasi berisiko menyebabkan disabilitas dan komplikasi lain, seperti pneumonia atau infeksi paru.
Selain itu, Ia menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin untuk lansia, termasuk medical check-up yang bisa membantu mengidentifikasi risiko jatuh, kondisi kesehatan mental seperti penurunan kognitif, dan memastikan perawatan yang tepat dari caregiver. Penanganan yang menyeluruh, mulai dari identifikasi faktor risiko hingga langkah-langkah pencegahan seperti program pencegahan jatuh, bisa meningkatkan kualitas hidup lansia.
Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit yang bisa menyerang lansia. Dengan pengetahuan yang tepat tentang gejala dan cara pencegahannya, keluarga yang memiliki lansia dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan orang yang mereka cintai. Memahami risiko dan melakukan tindakan preventif seperti berhenti merokok, menjaga pola makan sehat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu meminimalkan risiko penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup.
Diharapkan lebih banyak orang menyadari pentingnya menjaga kesehatan lansia, terutama dalam penanganan penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Langkah-langkah ini dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia secara signifikan.
(Humas FKUI)