FKUI Tingkatkan Keselamatan Lingkungan dengan Pelatihan Penggunaan APAR bagi Tenaga Kependidikan

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui unit Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) menyelenggarakan Pelatihan Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) untuk para tenaga kependidikan (tendik) di lingkungan FKUI. Pelatihan ini diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 2023 di Kampus FKUI Salemba, Jakarta Pusat.

Koordinator K3L FKUI Dr. dr. Dewi Sumaryani Soemarko, M.S, Sp.Ok dalam sambutannya mengatakan, “Kegiatan ini diselenggarakan dengan harapan kita bisa melakukan tindakan segera apabila terjadi suatu kebakaran. Pentingnya pelatihan ini juga untuk melatih kita bisa melakukan pemadaman api dengan tetap tenang dan terampil menggunakan APAR. Semoga lewat pelatihan ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk di kantor tetapi juga di rumah,” kata Prof. Dewi.

Kegiatan pelatihan menghadirkan narasumber dari tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Wilayah Jakarta Timur yaitu Iwan Gunawan, ST, MA dan Tri Hadi Wahyono, S.H. Dalam sosialisasi tersebut, Tim Damkar memberikan pemahaman tentang berbagai aspek kebakaran, penggunaan APAR, metode pemadaman yang tepat, serta dampak kebakaran terhadap kesehatan manusia.

Iwan Gunawan ST, MA mengatakan terdapat 4 macam jenis klasifikasi kebakaran yaitu, klasifikasi A adalah jenis kebakaran yang disebabkan bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas, klasifikasi B jenis kebakaran karena benda cair yang mudah terbakar seperti bensin dan gas, klasifikasi C kebakaran disebabkan oleh listrik seperti hubungan singkat dan kebocoran listrik, dan yang terakhir adalah klasifikasi D yg disebabkan oleh bahan yang mengandung logam seperti seng, magnesium, dan aluminium.

“Dengan mengetahui klasifikasi tersebut kita dapat menentukan cara yang tepat untuk pemadaman. Contohnya jika klasifikasi A bisa dengan pendinginan, siram air, dan penguraian. Klasifikasi B dengan menutup udara dan jika api masih kecil dapat menggunakan kain basah. Sedangkan untuk klasifikasi C bisa dilakukan dengan menutup aliran listrik,” papar Iwan.

Selain itu, Iwan juga memberikan informasi tentang APAR sebagai alat pemadam kebakaran yang efektif untuk pemadaman awal. “Jika melihat adanya kebakaran, kita dapat menggunakan APAR yaitu alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa dan digunakan oleh satu orang serta berdiri sendiri. Beratnya 0,5 sampai 16 kg digunakan untuk api awal,” ucapnya.

Menurut Iwan, setiap pengelola gedung wajib menyediakan sarana penyelamatan jiwa, akses pemadam kebakaran, proteksi kebakaran seperti menyediakan APAR dan fire alarm, serta membentuk manajemen kebakaran gedung.

Pelatihan dilanjutkan dengan praktik dan simulasi pemadaman yang melibatkan para tenaga kependidikan. Para peserta mencoba memadamkan api dengan metode tradisional yaitu menggunakan karung basah dan menggunakan APAR dengan cara PASS (Pegang dan tarik pin, Arahkan pada titik api, Satukan handle atas dan bawah, dan Sapukan dari kiri dan kanan).

(Humas FKUI)