Peserta Program Studi Doktor Ilmu Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), drh. Nining Handayani M.Biomed, mengkaji potensi penggunaan DNA bebas dalam medium kultur embrio sebagai metode non-invasif untuk pemeriksaan genetik dalam program bayi tabung. Saat ini pemeriksaan genetik dilakukan secara invasif dengan mengambil beberapa sel dari embrio. Penemuan DNA bebas dalam medium kultur dan kemajuan kecerdasan buatan menawarkan modalitas baru yang non-invasif, meskipun masih kontroversial karena sumber dan mekanisme pelepasan DNA tersebut belum jelas.
Dalam penelitiannya, Nining menggunakan embrio mencit dari galur DDY dan C57BL yang memiliki perbedaan pada gen GABRA2 untuk mengidentifikasi pemilik DNA bebas. Salah satu embrio direndam dalam senyawa kimia untuk menghasilkan sel embrio dengan kromosom abnormal, sementara embrio lainnya dikultur secara normal. Percampuran kedua embrio ini menciptakan embrio mosaik yang kemudian dikultur selama 48 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DNA bebas terutama dilepaskan oleh sel-sel embrio abnormal melalui mekanisme kematian sel. Embrio mosaik cenderung memperbaiki diri dengan mengeluarkan sel-sel abnormal. Akan tetapi, tingkat kesesuaian antara DNA bebas dengan uji standar kromosom masih rendah, dan terdapat kontaminasi maternal yang mengganggu interpretasi.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa DNA bebas dalam medium kultur berasal dari sel-sel embrio abnormal melalui proses kematian sel. Meskipun hasilnya belum memadai untuk aplikasi klinis, ini adalah langkah penting menuju pengembangan metode non-invasif yang lebih aman dan efektif,” ungkap Nining.
Kesimpulannya, DNA bebas dalam medium kultur belum dapat digunakan untuk skrining genetik dalam program bayi tabung secara efektif. Namun, penelitian ini membuka jalan bagi pengembangan model kecerdasan buatan yang lebih baik di masa depan, yang tetap menjanjikan untuk meningkatkan metode skrining genetik yang lebih aman dan non-invasif.
Dokter hewan Nining berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Identifikasi Sumber, Mekanisme, Potensi Penggunaan DNA Bebas Medium Kultur Embrio dan Model Kecerdasan Buatan Sebagai Modalitas Seleksi Genetik Embrio Non-Invasif” dalam sidang terbuka promosi doktor di Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI-FKUI, Jakarta, pada 4 Juli 2024. Dokter Nining berhasil mendapat predikat summa cum laude dengan menjawab berbagai pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Dr. dr. Yulia Ariani, SpA(K), dengan anggota tim penguji dr. Mila Maidarti, SpOG(K-FER), Ph.D, Prof. Dr. rer. nat. Dra. Asmarinah, M.Si. dan penguji eksternal yaitu Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG (K).
Sidang promosi doktor ini diketuai oleh Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dengan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG. Subsp. FER (K), MPH. berperan sebagai promotor dan Prof. drh. Arief Boediono, Ph.D., PAVet (K) serta Prof. Anom Bowolaksono, Ph.D. sebagai ko-promotor.
Prof. Budi Wiweko menyampaikan sambutan dan ucapan selamat sebagai promotor. “Kita sangat apresiasi upaya yang tidak mudah dari drh. Nining untuk pembuktian hipotesis yang secara bertahap mulai dari penelitian dasar, translasional, hingga penelitian klinis. Dengan gigih, ulet, dan tekun, Saudari berhasil membuktikan bahwa dalam media kultur embrio terdapat sel DNA bebas yang dilepaskan oleh sel yang mengalami apoptosis dan sel normal, yang membuka telah cakrawala bagi para ahli di dunia fertilisasi in vitro. Kami berharap hasil studi ini terus dilanjutkan karena hal ini dapat menekan biaya, mengurangi pelatihan yang diperlukan untuk biopsi embrio, mengurangi risiko cedera embrio, dengan angka akurasi yang bisa lebih tinggi,” tutur Prof Budi Wiweko.
(Humas FKUI)