Perubahan berat badan selama kehamilan merupakan indikator penting untuk memperkirakan hasil kehamilan. Kenaikan berat badan yang kurang dapat meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan janin dan berat badan lahir rendah. Sebaliknya, kenaikan berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko bayi lahir besar.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh dr. Dwi Susanti, MPH dari Program Studi Doktor Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyoroti efek suplementasi probiotik dan asam lemak omega-3 pada perubahan berat badan dan hormon usus ibu hamil.
Penelitian ini merupakan bagian dari studi BRAVE (NCT 03851120) yang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Rina Agustina, M.Gizi dari klaster Human Nutrition Research Center (HNRC) Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) FKUI. Studi ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh probiotik dan omega-3 terhadap berat badan ibu hamil dan hormon usus mereka. Dalam studi ini, kelompok perlakuan menerima kapsul probiotik dan omega-3 dosis tinggi, sementara kelompok kontrol menerima kapsul plasebo dan omega-3 dosis standar.
“Kombinasi probiotik dan asam lemak omega-3 selama kehamilan dan pasca melahirkan dapat memodifikasi keberagaman bakteri usus. Bakteri usus ini akan mencerna serat tidak larut menjadi asam lemak rantai pendek yang dapat merangsang sekresi hormon usus yang mengurangi nafsu makan seperti GLP-1 dan PYY,” kata dr. Dwi Susanti.
Pengamatan dilakukan sejak trimester kedua hingga enam bulan pasca melahirkan. Sebanyak 214 dari 314 ibu hamil yang terdaftar dalam penelitian ini diikutsertakan. Hasilnya menunjukkan bahwa asupan serat ibu hamil di Jakarta sangat rendah. Namun, tidak ditemukan perbedaan signifikan pada kenaikan berat badan, penurunan berat badan, pengecilan lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-tinggi badan pasca melahirkan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Selain itu, proporsi ibu hamil dengan konsentrasi hormon usus GLP-1 dan PYY yang tinggi tidak berbeda antara kedua kelompok.
Studi ini mengindikasikan bahwa suplementasi probiotik dan omega-3 tidak memengaruhi perubahan berat badan atau hormon usus ibu selama kehamilan dan pasca melahirkan. “Suplementasi ini aman digunakan selama kehamilan dan masa pasca melahirkan untuk mendapatkan manfaat kesehatan lain tanpa khawatir akan perubahan berat badan ibu,” sambung dr. Dwi Susanti.
Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya meningkatkan asupan serat pada ibu hamil untuk mendukung kesehatan mereka selama masa kehamilan. Hasil penelitian ini memberikan wawasan baru bagi praktisi kesehatan dan ibu hamil tentang manfaat dan keamanan suplementasi probiotik dan omega-3.
Dokter Dwi berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Efek Suplementasi Probiotik dan Asam Lemak Omega 3 Terhadap Antropometri Ibu Hamil dan Hormon Usus” dalam sidang terbuka promosi doktor di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI FKUI, Jakarta, pada 17 Juli 2024. Ia berhasil menjawab sanggahan dan pertanyaan dari tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A(K), MPH, dengan anggota yang terdiri dari Prof. dr. Pradana Soewondo, Sp.PD, KEMD; Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Sp.PD, KGEH; Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG., KFM dan penguji tamu dari Universitas Airlangga yaitu Dr. dr. Purwo Sri Rejeki, M.Kes.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) dengan promotor Prof. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, KFER, MPH, dan ko-promotor yaitu Prof. dr. Rina Agustina, M.Gizi, Ph.D dan Dr. Anuraj H. Shankar dari University of Oxford.
(Humas FKUI)