Malnutrisi pada anak masih menjadi masalah kesehatan global dengan implikasi yang luas. Anak-anak yang kurang gizi rentan terhadap infeksi dan berkontribusi pada 45% kematian global pada anak di bawah usia 5 tahun. Salah satu makronutrien penting dalam pertumbuhan otak selama 1.000 hari pertama kehidupan adalah protein. Kekurangan protein pada masa ini dapat menyebabkan gangguan fisik dan kognitif yang signifikan.
Penelitian terbaru mengungkap potensi Moringa oleifera (MO) atau daun kelor sebagai solusi untuk mengatasi malnutrisi protein. Studi ini dilakukan oleh peserta Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Norma Tiku Kambuno, dengan menggunakan ekstrak etanol daun kelor (EEMO) yang diketahui memiliki kadar protein tinggi. Daun kelor yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan diekstraksi menggunakan metode Ultrasonic Assay Extraction (UAE), yang efisien dan ramah lingkungan.
Penelitian ini melibatkan tikus-tikus muda yang induknyanya diberi diet rendah protein. Tikus-tikus tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menerima berbagai jenis terapi, termasuk pemberian EEMO dalam dosis 400 mg dan 800 mg, serta diet protein normal (KP). Pada akhir penelitian, dilakukan berbagai pemeriksaan untuk menilai efek terapi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EEMO memiliki dampak positif pada fungsi kognitif dan kesehatan hati anak-anak tikus. Meskipun tidak ada perbaikan signifikan pada profil fisik, EEMO mampu memperbaiki memori dan mengurangi kerusakan sel otak. Konsentrasi EEMO 800 mg juga terbukti lebih efektif dalam mengurangi perlemakan hati dibandingkan dengan EEMO 400 mg dan KP.
Selain itu, pemberian EEMO meningkatkan kadar albumin, hemoglobin, serta menurunkan kadar glukosa dalam darah, meskipun belum mampu memperbaiki parameter biokimia seperti bilirubin, SGPT, SGOT, dan kreatinin. EEMO juga memperbaiki keragaman mikrobiota usus, yang penting untuk kesehatan pencernaan dan penyerapan nutrisi.
“Penelitian ini menegaskan bahwa induk dengan diet rendah protein selama kehamilan akan melahirkan keturunan dengan karakteristik defisiensi protein, termasuk berat badan lahir rendah, anemia, dan gangguan fungsi hati serta ginjal. Meskipun EEMO belum mampu memperbaiki semua aspek fisik, namun menunjukkan potensi besar dalam memperbaiki fungsi kognitif dan kesehatan hati, serta meningkatkan kualitas mikrobiota usus”, ujar Norma.
Temuan ini membuka peluang baru dalam penanganan defisiensi protein, terutama di daerah di mana pemenuhan gizi dengan protein hewani sulit dicapai. Diperlukan uji tambahan untuk melengkapi penelitian ini dan mempersiapkan kandidat obat ini agar dapat dikonsumsi oleh anak-anak yang menderita malnutrisi akibat defisiensi protein. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif terapi yang efektif dalam mengatasi masalah malnutrisi pada anak.
Norma berhasil mempertahankan penelitian disertasinya yang berjudul “Efek Ekstrak Etanol Daun Moringa oleifera Asal NTT terhadap Perubahan Spasial Memori, Profil Biokimia Darah, dan Mikrobiota Usus pada Anakan Tikus dari Induk Defisiensi Protein” pada sidang terbuka promosi doktor yang berlangsung di IMERI FKUI, Jakarta tanggal 10 Juni 2024. Norma berhasil menjawab pertanyaan dan sanggahan dari tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Ani Retno Prijanti, M.Biomed, dan anggota tim penguji yaitu, Dr. dr. Ina Susianti Timan, SpK (K); Dr. dr. Christina Olly Lada, M.Gizi (Dekan Fakultas Kedokteran & Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang); Dr. Jefrin Sambara, Apt, Msi (Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang).
Sidang promosi doktor diketuai oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, bertindak selaku promotor pada sidang promosi doktor ini adalah Prof. Dr. Dra. Taniawati Supali dengan ko-promotor Prof. Dr. Melva Louisa, S.Si, Apt, M. Biomed dan Dr. Dra. Puspita Eka Wuyung, MS.
Melalui sambutannya, Prof. Taniawati sebagai promotor menyampaikan, “Saya ucapkan selamat kepada Norma sudah menyelesaikan penelitian disertasinya. Penelitian ini menghasilkan inovasi menggunakan bahan herbal yang banyak tersedia, dalam hal ini daun kelor, untuk mengatasi masalah malnutrisi. Malnutrisi masih menjadi masalah besar di Indonesia dan daun kelor bisa menjadi solusi alternatif yang terjangkau. Semoga hasil penelitian ini mencetuskan riset lebih lanjut terkait topik ini sehingga bisa sampai pengembangan produk.”
(Humas FKUI)