Achmad Kemal Harzif Kaji Model Prediksi Status Kromosom Embrio Berbasis Kecerdasan Buatan dalam Meningkatkan Keberhasilan Program Bayi Tabung

Infertilitas atau gangguan kesuburan didefinisikan sebagai kegagalan untuk mendapatkan kehamilan setelah 12 bulan atau lebih berhubungan seksual tanpa kontrasepsi. Akibat masalah tersebut, tidak sedikit pasangan yang memilih untuk melakukan proses Fertilitas In Vitro (FIV) atau yang dikenal masyarakat awam dengan sebutan bayi tabung. FIV merupakan salah satu teknologi terkini yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan kesuburan pada pasangan dengan tingkat keberhasilan paling tinggi.

Menurut dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.O.G, Subsp.F.E.R, peserta Program Doktor pada Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan proses bayi tabung adalah faktor embrio. Oleh sebab itu, banyak peneliti yang mengembangkan berbagai cara untuk memilih embrio terbaik. Pemilihan embrio terbaik ini dilakukan dengan metode yang lebih presisi untuk memastikan bahwa embrio yang terpilih memiliki keberhasilan implantasi, kehamilan, dan kelahiran yang tinggi. Salah satunya adalah dengan memastikan bahwa embrio yang dipilih tidak memiliki kromosom yang aneuploidi, yakni ketidaknormalan dalam jumlah kromosom, dengan cara melakukan prosedur Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A).

“Namun, tindakan ini bersifat invasif karena harus mengambil sebagian embrio untuk dilakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan yang sifatnya tidak invasif yang tidak harus melakukan biopsi pada embrio,” tutur dr. Kemal.

Penelitian kemudian dikembangkan untuk menilai kualitas embrio tanpa metode invasif dengan menggunakan beberapa parameter, seperti bentuk dari embrio, perkembangan embrio selama kultur, dan pemeriksaan terhadap cairan sisa kultur embrio tersebut. Penelitian ini dilakukan di Klaster Human Reproduction, Infertility and Family Planning (HRIFP) IMERI FKUI selama satu tahun dan mendapatkan data dari 124 embrio.

Dalam penelitiannya, dr. Kemal menyebutkan ada tiga parameter yang dapat digunakan untuk menilai status kromosom embrio. Parameter pertama adalah derajat pengembangan sel embrio, di mana semakin berkembang sel embrio berhubungan dengan kromosom normal. Parameter kedua adalah kadar miRNA-191 dan miRNA-372, di mana kadar yang rendah berhubungan dengan kromosom normal. Parameter terakhir adalah cell free DNA yang terdapat di dalam sisa medium kultur.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa bila tiga parameter tersebut dikombinasikan, maka dapat diaplikasikan model prediksi kromosom embrio dengan akurasi yang baik. Penelitian ini juga menghasilkan alur dalam diagnosis kromosom embrio yang dapat digunakan oleh klinisi dengan akurasi tinggi.

Berkat penelitian berjudul “Model Prediksi Status Kromosom Embrio Berbasis Kecerdasan Buatan: Kajian Penilaian Morfologi dan Morfokinetik, Sekresi MicroRNA 372, MicroRNA 191 dan cell-free DNA pada Medium Kultur Embrio” tersebut, dr. Achmad Kemal berhasil memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Sidang promosi doktornya dilaksanakan di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI, Kampus FKUI Salemba, pada Rabu 27 September 2023 dengan Ketua Sidang yaitu Wakil Dekan FKUI Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), M.P.H.

Bertindak sebagai promotor pada sidang promosi doktor ini adalah Guru Besar Obstetri dan Ginekologi FKUI, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, Subsp. F.E.R.(K), M.P.H dengan Ko-Promotor yaitu Prof. Dr. dr. R. Muharam, Sp.OG, Subsp. F.E.R.(K) M.P.H dan Dr. dra. Dwi Anita Suryandari, M.Biomed. Adapun tim penguji diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD, Subsp.PTI(K) dengan anggota yaitu Dr. dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid; Prof. Dr. Eng. Wisnu Jatmiko, S.T, M.Kom dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI, dan dua orang penguji tamu yaitu Prof. drh. Arief Boediono, Ph.D., PA.Vet(K) dari Institut Pertanian Bogor dan Dr. dr. Hartanto Bayuaji, Sp.OG, Subsp.F.E.R.(K) dari Universitas Padjajaran.

(Humas FKUI)