Mimpiku dan Pengabdianku untuk Indonesia
Oleh Ika Julianti
Penerima Beasiswa Paripurna untuk Bangsa
Menjadi mahasiswa kedokteran yang kelak menjadi dokter adalah sebuah mimpi bagi banyak orang termasuk saya Ika Julianti, dan dari mimpi itulah saya bangun untuk mewujudkannya. Ada beragam motivasi yang membuat saya memilih menjadi mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia dan bercita-cita menjadi seorang dokter. Mulai dari kecintaan saya kepada sesama, keinginan untuk bisa menolong orang banyak, pergi ke daerah bencana untuk menolong orang-orang yang terkena musibah, serta ke daerah terpencil untuk membantu dan memberi pertolongan bagi orang-orang yang minim akan kesadaran kesehatan diri.
Awal menjadi mahasiswa FKUI ada kekhawatiran akan biaya kuliah, namun pada akhirnya ada Beasiswa Parupurna untuk Bangsa (BPuB) yang membantu saya. BPuB yang diberikan oleh Health Professional Education Quality (HPEQ) ini sangat membantu mahasiswa untuk menggapai impian tanpa tersudutkan oleh biaya. BPuB itu sendiri mencakup beasiswa untuk biaya perkuliahan, biaya hidup, dan biaya proyek. HPEQ bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk memfasilitasi penuh mahasiswa, dosen, dan staff terkait untuk bekerja sama mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs) point 4 dan 5 yaitu mengenai kesehatan ibu dan bayi. Segala program yang terkait dalam 4 aktivitas utama HPEQ-FKUI ditujukan untuk pengembangan kesehatan ibu dan bayi ini demi menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Perekrutan sumber daya manusia untuk menjalankan proyek besar ini dilakukan dengan selektif. Hanya orang-orang yang berkomitmen untuk menjalankan proyek ini lah yang dapat terlibat dalam HPEQ-FKUI. Dengan demikian diharapkan dengan adanya setiap kegiatan yang dilakukan oleh HPEQ-FKUI, Indonesia dapat mendapatkan manfaatnya, terutama dalam kesehatan ibu dan bayi. Tentu saja tuntutan besar ini harus difasilitasi dengan baik sehingga proyek dapat berjalan. Oleh karena itu, HPEQ-FKUI memberikan banyak fasilitas bagi anggotanya, baik berupa beasiswa perkuliahan, biaya hidup, biaya penelitian, biaya proyek, bahkan kesempatan untuk ikut program pertukaran mahasiswa mancanegara (misalnya ke India dalam dua tahun terakhir).
Saya sangat bersyukur terpilih sebagai salah satu penerima beasiswa BPuB yang diberikan oleh HPEQ-FKUI. Dengan adanya beasiswa ini membuat saya bisa fokus untuk berkuliah, berorganisasi dan lebih mengembangkan diri. Dari beasiswa ini juga saya bisa merealisasikan mimpi saya untuk bisa membangun kesehatan di daerah saya terutama dalam hal kesehatan ibu dan balita. Saya punya sebuah program untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang berada dilingkungan rumah saya di sekitar Depok. Program yang ingin saya kembangkan yaitu meningkatkan perhatian Ibu untuk senantiasa memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan balitanya dengan memanfaatkan fasilitas posyandu yang ada.
Saya mengambil program itu karena proses pertumbuhan dan perkembangan perlu dimonitor secara rutin di posyandu guna mengetahui normal atau tidaknya pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan dilaksanakannya hal ini, diharapkan dapat mengontrol kesehatan balita dan mampu berkontribusi dalam mewujudkan poin MDGs ke 4 dan 5. Langkah awal yang saya ambil yaitu melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu di bawah naungan Posyandu Mahkota Dewa Kota Depok. Penyuluhan ini berisi mengenai pentingnya monitoring kesehatan balita ke posyandu. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan kesadaran ibu dapat muncul. Selain pemberian penyuluhan, dilakukan pula pemeriksaan fisik pada balita untuk mengetahui status gizi mereka, dan pada akhir kegiatan diadakan kuesioner tentang faktor apa saja yang menyebabkan enggannya datang ke posyandu. Dengan adanya kuesioner ini, diharapkan faktor-faktor penghambat untuk datang ke posyandu bisa diidentifikasi dan dikurangi.
Berikut pengalaman dan cerita saya melakukan penyuluhan serta terlibat dalam proses pelaksanaan rutin pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu.
Pada tanggal 7 Januari 2013, saya berkesempatan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki balita, terlibat langsung dalam proses pelaksanaan posyandu, serta mengambil data untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan seorang ibu sulit untuk hadir ke posyandu secara rutin. Kegiatan ini diawali dengan pendaftaran peserta penyuluhan serta pengisian kuesioner mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran seorang ibu ke posyandu. Acara ini dimulai dari pukul 09.00. Pada, sesi pengisian kuesioner ini, saya benar-benar mendapatkan pengalaman berinteraksi oleh ibu-ibu tersebut. Begitu banyak senyuman, canda dan tawa yang hadir dari mereka. Pengisian data ini dilakukan oleh 63 ibu yang datang ke posyandu.
Gambar 1& 2. Proses Registrasi Peserta dan Pengisian Kuesioner
Setelah proses registrasi dan pengisian kuesioner selesai, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan pada balita di posyandu. Selain itu, saya juga mengajak ibu-ibu senantiasa menjaga kebersihan hidupnya karena hal itu erat kaitannya dengan kesehatan mereka. Hal ini merupakan pengalaman pertama bagi saya, memberikan penyuluhan di depan umum, rasanya luar biasa. Hal lainnya yang membuat saya bertambah senang adalah antusiasme para ibu. Dalam hati saya terbersit doa, semoga apa yang saya berikan bisa berguna untuk mereka.
Gambar 3&4. Pemberian Penyuluhan mengenai Pentingnya Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Setelah penyuluhan dan sesi tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik pada balita yang hadir ke posyandu. Beruntung sekali saya mendapatkan bimbingan dan bantuan dari ibu kader yang cekatan dan bantuan dari tiga teman kampus saya yaitu Fia, Umi, dan April. Meskipun di kampus saya sudah belajar mengenai keterampilan pemeriksaan fisik pada balita, namun ternyata realisasinya tidak semudah saat Keterampilkan Klinik Dasar (KKD) dengan menggunakan panthom. Meskipun begitu, ini merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan dan berkesan karena bisa bertemu langsung dengan banyak anak kecil dengan senyuman-senyuman lepas dan memesona. Seru sekali!!
Gambar 5,6&7. Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Pada Balita
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12.00 WIB dan pengunjung posyandu juga sudah sepi. Entah mengapa, waktu terasa cepat berlalu saat kita bisa berbagi dengan orang banyak diiringi rasa bahagia dan syukur dalam diri. Dan pada pukul 12.30 WIB, kegiatan penyuluhan dan survey ini berakhir.
Dari kuesioner yang diisi oleh responden, didapatkan data bahwa keaktifan kehadiran ibu ke posyandu untuk memonitoring tumbuh kembang balitanya adalah sebagai berikut: aktif 28,6%, kurang aktif 30,2% dan tidak aktif 41,2%. Angka keaktivan ibu masih rendah, terdapat beberapa faktor yang membuat hal ini dapat terjadi yaitu ibu berasumsi anaknya selalu sehat sehingga tidak perlu dibawa keposyandu secara rutin, selain itu juga mengatakan bahwa sulit untuk datang ke posyandu karena banyaknya pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan, ada juga yang merasa letak posyandu jauh dari rumah. Kondisi ini memperlihatkan kesadaran akan pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan balita pada ibu masih rendah. Yang menjadi harapan saya adalah semoga dengan adanya penyuluhan yang diberikan ini, bisa meningkatkan kesadaran ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang balitanya di posyandu, sehingga kesehatan ibu dan anak di Indonesia, khususnya di Depok, bisa meningkat.
Terima kasih banyak untuk HPEQ FKUI, saya senang dapat terlibat dalam organisasi ini. Kedepannya saya berharap akan semakin banyak orang yang terlibat dan mau berkarya secara tulus untuk bangsa ini.