Liputan Hasil Kegiatan Survei dan Penyuluhan “Pentingnya ASI bagi Bayi dan Balita”
Oleh: Ika Aulia Kirana
Penerima Beasiswa Paripurna untuk Bangsa
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerjasama dengan Health Professional Education Quality (HPEQ) memberikan suatu kesempatan bagi mahasiswanya untuk mendapatkan beasiswa yang bernama Beasiswa Paripurna untuk Bangsa (BPuB). Program BPuB ini merupakan salah satu program dari aktivitas IV HPEQ-FKUI. Program ini betujuan unuk meningkatkan kualitas mahasiswa kedokteran melalui bantuan dana dan pembangunan karakter untuk memperlengkapi para penerima beasiswa untuk menjadi dokter yang berkapasitas dalam pengabdian untuk Indonesia. Pengabdian ini dimulai dari daerah asal para penerima beasiswa dan kemudian diharapkan dapat bekelanjutan sampai berkarya untuk bangsa. HPEQ-FKUI mulai memberikan beasiswa BPuB ini sejak tahun 2011 sampai saat ini. Saya merupakan satu di antara lima mahasiswa yang mendapatkan kesempatan tersebut dari angkatan 2011. Seperti fokus utama HPEQ-FKUI yaitu sebagai pusat ATKIB (Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi), beasiswa ini juga bertujuan untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs) yang keempat dan kelima yaitu menurunkan angka kematian bayi dan ibu.
Pengaplikasian pengabdian yang diharapkan dari para peneriman beasiswa sebagai bukti komitmen adalah melalui serangkaian proyek personal dan langsung turun ke lapangan untuk untuk mengabdi. Dalam proyek personal tersebut setiap penerima beasiswa harus membuat suatu proyek aplikatif yang dapat membantu pencapaian MDGs 4 dan 5. Pendanaan proyek ini dibiayai penuh oleh HPEQ-FKUI dan untuk setiap proyek HPEQ-FKUI memberikan dana sebesar Rp 5.000.000,-. Saya sendiri tertarik dengan tema Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Latar belakang pemilihan tema ini ialah karena pemberian ASI khususnya secara eksklusif merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan bayi & balita, dan hal ini otomatis mendukung turunnya angka kematian bayi & balita. Namun sayangnya, belum ada jaminan bahwa semua ibu di Indonesia mengetahui pentingnya ASI, antara lain sebagai makanan utama dan pertama bagi bayi yang mengandung nutrisi serta zat kekebalan yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Proyek yang diberi nama Survei dan Penyuluhan “Pentingnya ASI bagi Bayi dan Balita” ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu bayi dan balita terhadap pemberian ASI, sekaligus memberikan edukasi demi mengoptimalkan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif. Kegiatan ini dilakukan di daerah asal saya, tepatnya di desa Desa Kaliwatubumi, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Hal yang mendasari pemilihan lokasi ini ialah keinginan saya untuk mengabdi pada daerah asal serta kurangnya penyuluhan yang diadakan oleh Posyandu maupun Puskesmas setempat. Padahal, menurut saya, penyuluhan penting untuk memperluas wawasan dan pemahaman masyarakat mengenai suatu hal tertentu.
Survei dan penyuluhan ini berlangsung pada hari Kamis, 24 Januari 2013. Kegiatan ini saya lakukan semasa liburan saya, sehingga melalui kegiatan ini, saya dapat belajar manajemen waktu untuk memanfaatkan liburan dalam melakukan hal yang bermanfaat dan tidak mengganggu perkuliahan. Dalam kegiatan ini, pihak desa terutama pengurus PKK turut hadir dan membantu pelaksanaan kegiatan. Pada pukul 09.30 beberapa ibu yang turut membawa bayi/balitanya telah mendatangi Balai Desa Kaliwatubumi, tempat diselenggarakannya kegiatan. Setelah registrasi dibuka, para ibu mengisi daftar hadir dan mendapatkan sebuah goodie bag berisi notebook dan pulpen serta bingkisan biskuit bergizi dan susu. Berikutnya, para ibu mengisi kuesioner sekligus pretest pada lembar yang telah disediakan. Peserta yang hadir pada acara tersebut berjumlah 44 orang ibu bayi/balita yang berasal dari RW 01-04.
Gambar 1. Suasana registrasi dan pengisian kuesioner
Sekitar pukul 10.00 WIB, acara dimulai dengan sambutan sekaligus pengantar dari penyelenggara, dilanjutkan perwakilan Desa yaitu ibu Wakil Ketua PKK. Setelah itu, masuklah ke acara penyuluhan. Dalam penyuluhan ini, saya bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Butuh. Beberapa hari sebelumnya, ketika saya mendatangi Puskesmas Butuh untuk memberikan informasi sekaligus memohon kesediaan dokter untuk menjadi pembicara, pihak Puskesmas sangat menyambut baik kegiatan ini. Dengan adanya keikutsertaan dokter sebagai tenaga ahli dalam penyuluhan ini maka pelaksanaan penyuluhan menjadi lebih baik. Terdapat dua pembicara yaitu Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Butuh, Bapak Sudiarto, SKM, MM dan dokter Puskesmas, dr. Budi Susanti. Bapak Sudiarto memberikan materi mengenai ASI secara umum, sedangkan dr. Budi Susanti memberikan materi mengenai manajemen laktasi disertai pula dengan demo. Peserta terlihat antusias selama kegiatan penyuluhan. Pembicara yang sangat komunikatif dan interaktif juga menjadi poin yang menunjang daya tarik tersendiri dalam acara ini.
Gambar 2. Pemberian materi oleh Bp. Sudiarto, SKM, MM
Gambar 3. Antusiasme peserta penyuluhan ketika pemberian materi
Penyuluhan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Inilah saat di mana para peserta dapat menanyakan segala hal seputar ASI yang masih belum begitu dipahami. Terdapat empat pertanyaan yang terjaring. Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh para narasumber.
Penyuluhan beserta tanya jawab berakhir sekitar pukul 11.45 WIB. Kegiatan selanjutnya ialah pengisian posttest oleh para peserta. Dari posttest tersebut didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan setelah pemberian penyuuhan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan berupa masing-masing satu buah timbangan bayi dan alat pengukur tinggi badan kepada tiga Posyandu di Desa Kaliwatubumi, yaitu Posyandu Krajan, Posyandu Dampet, dan Posyandu Karangtengah.
Selain itu, juga disediakan 12 doorprize untuk peserta. Empat di antaranya diberikan kepada empat orang ibu yang bertanya pada sesi tanya jawab sebelumnya. Sementara sisanya diberikan untuk ibu yang berhasil menjawab pertanyaan kuis. Soal kuis saya bacakan dan menyangkut materi yang telah diberikan. Hal tersebut sekaligus untuk me-review materi dengan harapan agar peserta semakin paham dan acara semakin berkesan. Sesi kuis ini berlangsung seru dan peserta tampak antusias. Sesi kuis berakhir pada sekitar pukul 13.00 WIB yang juga mengakhiri rangkaian kegiatan survei dan penyuluhan ini.
Berdasarkan survei ini, dari 44 orang ibu ternyata 31orang (70,45%) di antaranya tahu tentang ASI eksklusif dan masih ada 13 orang (29,55%) yang tidak mengetahui tentang ASI eksklusif. Dengan ini berarti penyuluhan ini cukup tepat dilakukan mengingat hampir sepertiga jumlah ibu masih belum mengetahui tentang ASI eksklusif. Kemudian, dari segi sikap, sebanyak 23 orang (52,27%) ibu memberikan ASI ekslusif sedangkan 21 orang (47,73%) tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal ini cukup memprihatinkan karena masih banyak ibu yang belum memberikan ASI eksklusif. Alasan terbanyak mengapa ibu tidak memberikan ASI eksklusif ialah karena bekerja, disusul dengan produksi ASI yang sedikit. Dan ternyata, peran tenaga medis yaitu dokter, bidan, atau lainnya cukup penting di desa ini berdasarkan data kuesioner.
Melalui kegiatan ini, saya mendapatkan pengalaman serta pelajaran yang berharga. Selain melatih kepekaan terhadap masyarakat, program ini juga sebagai bentuk pengabdian saya kepada daerah khususnya daerah asal saya. Hal itu merupakan langkah awal dari cita-cita saya kelak yakni mengabdikan diri di daerah dan turut meningkatkan taraf kesehatan bangsa. Saya sangat bersyukur kepada Allah swt dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini, khususnya kepada kedua orangtua saya, HPEQ, FKUI, perangkat Desa Kaliwatubumi, dan Puskesmas Kecamatan Butuh. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk memberikan sumbangsih bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Kedepannya saya ingin melakukan proyek-proyek lain untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia sehingga angka kematian ibu dan anak dapat terus berkurang.
Saya ingin membawa kemajuan bagi bangsa melalui setiap hal kecil yang dapat saya lakukan. Melalui langkah kecil yang saya mulai, saya berharap setiap orang yang membaca tulisan ini dapat terinspirasi dan terdorong untuk melakukan hal-hal yang lebih hebat lagi dari saya lakukan. Dengan demikian Indonesia akan mengalami peningkatan status kesehatan terus-menerus, karena kesehatan merupakan salah satu pilar kehidupan bangsa indonesia. Terima kasih.