Kanker serviks menduduki peringkat kedua kasus kanker yang paling sering dijumpai pada perempuan di dunia. Kanker ini mengakibatkan kematian terbanyak keempat akibat kasus kanker pada perempuan. Di Indonesia, terdapat 79 juta perempuan berusia 15 tahun atau lebih yang merupakan kelompok populasi yang berisiko menderita kanker serviks. Angka kejadian kanker serviks di Indonesia diperkirakan sebesar 100 per 100.000 penduduk, dimana lebih dari 70% kasus tersebut datang sudah pada stadium lanjut.
Kanker ini dapat dicegah karena sudah diketahui penyebabnya. Faktor penyebab utamanya adalah infeksi persisten Human Papilloma Viruses (HPVs) risiko tinggi (HPV-RT) yang bersifat onkogenik dan merupakan prekusor keganasan. Lebih dari 200 tipe HPV telah diidentifikasi, namun hanya ada 15 tipe yang menjadi penyebab utama kanker ini.
Meskipun HPV telah diketahui sebagai penyebab kanker serviks, namun sebagian besar perempuan yang terinfeksi HPV tidak selalu berkembang menjadi kanker serviks. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kofaktor lain yang berkontribusi terhadap induksi kanker ini. Respon imun lokal yang kompeten dan efektif terhadap HPV merupakan faktor determinan tercapainya klirens sehingga mencegah persistensi infeksi HPV dan progresivitas menjadi kanker serviks. Kofaktor nutrisi yang berhubungan dengan imunitas memegang peranan yang sangat penting dalam pertahanan terhadap HPV. Berbagai zat antioksidan telah diketahui meningkatkan sistem imun terhadap virus dan mikroorganisme lain, maupun sel tumor. Retinol sebagai mikronutrien antioksidan berperan penting dalam imunitas non spesifik dan spesifik terhadap HPV dan sel tumor, dimana memiliki peran sentral dalam pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi limfosit B dan T, serta aktivasi sel regulator utama sistem imun.
Retinol sebagai kofaktor nutrisi yang bersifat esensial dalam imunitas mukosa serviks mampu memodulasi sel T CD4+ dan CD8+, serta produksi TNF-α yang paten terhadap pengendalian infeksi HPV dan sel tumor. Namun demikian belum ada rekomendasi pemberian retinol untuk mencegah peristensi infeksi HPV maupun untuk memperbaiki respon terapi kanker serviks secara klinis.
Penelitian kemudian dilakukan oleh staf pengajar Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, dr. Tofan Widya Utami, SpOG(K) untuk memahami peran kofaktor nutrisi (retinol) dan imunitas lokal di serviks pada perjalanan alami kanker serviks. Sebanyak 71 sampel diperiksa dan diteliti sepanjang Agustus 2013-Agustus 2015.
Hasil penelitian disertasi tersebut kemudian dipresentasikan dengan baik pada sidang promosi doktornya Rabu (1/6) lalu di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Aspek Mikronutrien Retinol DIkaitkan dengan imunitas Lokal Ekspresi Tumor Necrosis Factor-Alfa yang Distimulasi Spesifik dengan Epitop E6 Human Papillomavirus Tipe 16 dan Rasio Sel T CD4+/CD8+ pada Perjalanan Alami Kanker Serviks” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Prof. dr. Frans D. Suyatna, PhD, SpFK(K) dengan anggota tim penguji Prof. dr. Mohamad Sadikin, DSc; Prof. Drs. Purnomo Soeharso, PhD; Dr. dr. Indra Gusti Mansur, DHES, SpAnd; Dr. dr. Ani Retno Prijanti, MS; dan Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K) (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya).
Pada akhir sidang, Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, SpParK, selaku ketua sidang mengangkat dr. Tofan Widya Utami, SpOG(K) sebagai doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di FKUI. Promotor Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG(K) dan ko promotor Prof. Dr. dr. M. Farid Aziz, SpOG(K) dan dr. Fera Ibrahim, MSc, PhD, SpMK(K) berharap penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menurunkan risiko persistensi infeksi HPV-RT dan progresi menuju lesi pra kanker dan kanker serviks yang diharapkan dapat menurunkan angka kejadian, angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker serviks. (Humas FKUI)