Mengelola diabetes dan hipertensi membutuhkan disiplin yang sangat tinggi, karena kedua penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Penanganan yang kurang optimal, akan berdampak sangat serius dan menimbulkan penyakit lain seperti stroke, serangan jantung, atau gagal ginjal.
Memahami masalah tersebut, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) dengan turut mensosialisasikan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan kegiatan peer group support untuk mendukung pasien diabetes dan hipertensi dalam mengelola kondisi mereka. Prolanis adalah program yang diinisiasi oleh BPJS Kesehatan yang ditujukan bagi penderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Kegiatan pengmas ini berlangsung pada 8 November 2024, bekerja sama dengan Klinik Pratama Rawat Inap Annisa Dua Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Dalam kegiatan, peserta diberikan edukasi berupa Health Talk yang menghadirkan narasumber yaitu drg. Agus Sugiharto, MARS, dosen dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI dengan pemaparannya yang berjudul “Pentingnya mengikuti Prolanis dan Peer Group Support bagi Pasien Diabetes dan Hipertensi” dan dr. Siti Rahmi, peserta didik pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Kedokteran Keluarga Layanan Primer FKUI yang memberikan edukasi tentang “Peran Keluarga dalam Tatalaksana Diabetes dan Hipertensi.”
Topik yang dibahas meliputi gaya hidup sehat, pengelolaan berat badan ideal, serta cara mengurangi risiko komplikasi penyakit diabetes dan hipertensi. Menurut drg. Agus, dalam kegiatan Prolanis, pasien akan diedukasi, diajarkan untuk mengenali kebutuhan kalori harian mereka, mengatur pola makan seimbang, dan berolahraga secara teratur. Selain edukasi medis, keberadaan peer group support memberikan dimensi tambahan berupa dukungan sosial.
“Dalam peer group support, pasien dapat berbagi pengalaman, saling memotivasi, dan memberikan dukungan emosional satu sama lain. Dengan mengikuti Prolanis dan peer group, pasien tidak hanya menjaga kesehatan fisik mereka, tetapi juga mendapatkan dukungan sosial yang berarti,” ujar drg. Agus.
Sementara itu, dalam paparannya dr. Siti Rahmi menekankan bahwa peran keluarga sangat penting dalam pengelolaan penyakit kronis. Karena menurutnya, mengelola penyakit kronis tidak hanya menuntut pengobatan fisik, tetapi juga penguatan mental.
“Peran keluarga seperti mengatur makanan pasien sehari-hari, mengingatkan dan mengawasi minum obat, memotivasi untuk melakukan aktivitas fisik, dukungan emosional, bahkan mengantar atau menemani pasien untuk kontrol ke klinik akan sangat bermanfaat dalam membantu penatalaksanaan penyakit kronis,” kata dr. Siti.
Pola hidup yang tidak seimbang, seperti konsumsi makanan tinggi gula, lemak, rendah serat, dan kurangnya olah raga masih menjadi salah satu penyebab tingginya kasus diabetes dan hipertensi di Indonesia. Untuk itu para narasumber mengimbau agar pasien diabetes dan hipertensi yang mengikuti Prolanis dan peer group, harus mengatur pola makan dengan konsumsi makanan sehat, seperti sayur, buah, dan protein rendah lemak, serta membatasi gula, garam, serta makanan berlemak jenuh. Selain itu, diharapkan para peserta juga dapat menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, dan mengendalikan stres.
(Humas FKUI)