Dosen FKUI Raih Penghargaan Peneliti Muda Terbaik pada Konferensi Internasional di Australia

Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Belinda Julivia Murtani, Sp.KJ, MRes dari Divisi Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), berhasil meraih penghargaan bergengsi sebagai peneliti muda terbaik pada 3rd World Congress on Alcohol and Addictions. Konferensi tersebut diselenggarakan di Melbourne, Australia pada tanggal 23-26 September 2024. Penghargaan ini diberikan oleh International Society For Biomedical Research On Alcoholism (ISBRA) dan Asia-Pacific Society for Alcohol and Addiction Research (APSAAR), sebagai bentuk apresiasi terhadap penelitian inovatif di bidang adiksi dan ketergantungan.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Belinda sebagai salah satu dari empat peneliti di bawah usia 40 tahun yang terpilih. Selain Belinda, penghargan juga diberikan kepada peneliti dari Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Pemilihan penerima penghargaan tersebut melalui proses yang ketat, dimana para kandidat dievaluasi berdasarkan abstrak panjang (expanded abstract) yang telah mereka sampaikan di awal tahun.

Pada konferensi tersebut, Belinda mempresentasikan penelitian berjudul “Cue Exposure Therapy for Gambling Disorder: Case Series from a Low-Middle Income Nation”, yang Ia susun bersama Dr. dr. Kristiana Siste Kurniasanti, Sp.KJ(K), dan dr. Enjeline Hanafi, Sp.KJ, BMedSci. Penelitian ini membahas terapi cue exposure (CET) yang merupakan pendekatan inovatif dalam menangani kecanduan judi, dimana masalah tersebut sangat dekat dan marak di lapisan masyarakat saat ini.

Pendekatan CET bertujuan untuk menurunkan dorongan atau keinginan berjudi pada individu dengan gangguan kecanduan judi. Belinda memaparkan bagaimana terapi ini efektif dalam mengurangi kecanduan dengan mengurangi potensi kekambuhan melalui intervensi yang mencakup aspek biologis, psikologis, dan sosial. Dengan demikian, CET berpotensi memberikan hasil yang lebih optimal dalam manajemen kecanduan judi.

Pada penelitiannya, Belinda juga menekankan pentingnya pendekatan CET dalam konteks negara berpenghasilan rendah hingga menengah, seperti Indonesia. Di negara-negara ini, akses terhadap sumber daya dan layanan kesehatan mental masih terbatas, sehingga metode terapi yang efisien dan tepat guna sangat diperlukan untuk menangani berbagai bentuk adiksi, termasuk judi. Keberhasilan metode CET menunjukkan bahwa intervensi ini memiliki relevansi dan efektivitas di berbagai tingkat sosial-ekonomi.

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB, memberikan apresiasi atas pencapaian dr. Belinda Julivia Murtani. Menurutnya, penghargaan internasional ini menunjukkan kualitas dan komitmen luar biasa para akademisi FKUI dalam menghasilkan penelitian yang relevan dan bermanfaat untuk masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan mental yang terus membutuhkan inovasi. Beliau menekankan bahwa prestasi ini tidak hanya membanggakan FKUI, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi reputasi Indonesia di kancah global.

(Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.