Pertama di Indonesia, Dosen FKUI Susun Modul Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja Guna Edukasi Pencegahan Infeksi Menular Seksual

Kesehatan reproduksi (kespro) dan infeksi menular seksual (IMS) di kalangan remaja merupakan isu penting yang perlu ditangani secara serius. Pengetahuan sebagian besar remaja Indonesia yang terbatas tentang kedua hal tersebut berkontribusi pada tingginya kasus IMS serta kehamilan yang tidak diinginkan. Menjawab urgensi ini, Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp.Ven., peserta Program Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyusun dan meneliti efektivitas modul yang diberi nama Generasi Bebas Infeksi Menular Seksual (GBIMS). Modul GBIMS ini merupakan yang pertama di Indonesia, disusun dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku (PSP) remaja terkait kespro dan IMS yang komprehensif dan mudah diakses.

Pembuatan Modul GBIMS dilakukan dalam tiga tahap berbasis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pertama, studi pendahuluan dilakukan untuk mencari kebutuhan dan menilai pengetahuan dasar remaja, serta menampung aspirasi guru dan orang tua murid SMA atau yang setara. Studi ini dirancang bersama para psikolog klinis serta dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika yang mendalami kespro dan IMS. Hasil studi kemudian digunakan untuk menyusun modul yang terdiri atas 8 bab.

Pada tahap kedua peneliti membuat modul berbentuk video animasi menarik dan informatif dalam format daring atau e-learning. Tahap ketiga adalah uji coba modul dengan penelitian acak tersamar ganda, yang membandingkan peningkatan pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku antara kelompok uji coba dengan kelompok kontrol.

Penelitian melibatkan lebih dari 600 siswa SMA/SMK/MA swasta dan negeri yaitu 327 siswa di penelitian tahap awal dan 358 siswa dari 21 sekolah meliputi 6 wilayah DKI Jakarta pada tahap implementasi modul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti Modul GBIMS mengalami peningkatan yang bermakna dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait kesehatan reproduksi dan IMS. Sebaliknya, kelompok kontrol tidak menunjukkan peningkatan pengetahuan yang bermakna, meskipun ada sedikit perubahan dalam sikap dan perilaku. Secara keseluruhan, nilai PSP siswa Modul GBIMS lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mendapatkan modul. Dari penilaian penapisan faktor risiko IMS yang terintegrasi di dalam modul, terlihat bahwa sebagian besar siswa, yaitu 73,5% siswa “tidak berisiko”, 22,9% siswa “berisiko” dan 3,6% siswa “sangat berisiko” terkena IMS.

Dokter Hanny Nilasari yang merupakan staf pengajar pada Departemen Dermatologi dan Venereologi FKUI tersebut mengatakan bahwa Modul GBIMS efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi dan IMS. “Dengan adanya modul ini, diharapkan remaja Indonesia dapat lebih memahami pentingnya kesehatan reproduksi dan cara mencegah IMS, sehingga dapat mengurangi kejadian IMS dan kehamilan tidak diinginkan di kalangan remaja,” ujar dr. Hanny.

Modul GBIMS dapat menjadi perangkat edukasi yang penting untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi yang dapat diakses secara mandiri di kalangan remaja. Selain memberikan informasi yang komprehensif, modul ini juga dirancang agar mudah diakses dan dipahami, sehingga remaja dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.  Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi akademis, tetapi juga berdampak positif pada Kespro, khususnya remaja di Indonesia. Diharapkan, modul ini dapat diimplementasikan secara luas dan menjadi bagian dari program edukasi kesehatan reproduksi di sekolah setingkat SMA di seluruh Indonesia.

Dokter Hanny Nilasari mendapatkan gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengaruh Modul Generasi Bebas Infeksi Menular Seksual (GBIMS) dalam Meningkatkan Pengetahuan, Perubahan Sikap, dan Perilaku terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Indonesia” dihadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD, Subsp.P.T.I. dengan anggota tim penguji Prof. Dr. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD, Subsp.E.M.D; Dr. dr. I Putu Gede Kayika, Sp.OG, Subsp.Obginsos., MPH; Prof. Dr. Kemal N. Siregar, S.K.M., M.A., PhD; dan penguji tamu dari Universitas Udayana, Dr. dr. A.A.G.P. Wiraguna Sp.D.V.E., Subsp.Ven. 

Sidang Promosi Doktor yang berlangsung pada Selasa, 16 Juli 2024 di Auditorium lt. 3 Tower Edukasi, Gedung IMERI FKUI, Salemba, Jakarta, tersebut diketuai oleh Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, dengan promotor sidang adalah Dr. dr. Wresti Indriatmi, Sp. D.V.E., Subsp.Ven, M. Epid, dan ko-promotor Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A, Subsp.T.K.P.S. dan Dr. dr. Aria Kekalih, M.T.I.

Melalui sambutannya, Doktor Wresti Indriatmi sebagai promotor menyampaikan, “Selamat kepada Doktor Hanny karena atas kegigihannya dapat menyelesaikan riset disertasi yang sangat komprehensif ini. Semoga penelitian ini juga dapat mendorong riset-riset lainnya yang terkait Infeksi Menular Seksual di Indonesia.”

(Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.