Doktor FKUI Ungkap Penyebab Infertilitas Pria dan Peluang Diagnosis Baru

Infertilitas merupakan masalah kesehatan yang dialami sekitar 15% pasangan di seluruh dunia, dan setengah dari kasus tersebut disebabkan oleh faktor pria. Salah satu penyebab utama infertilitas pria adalah kondisi yang dikenal sebagai azoospermia non obstruktif idiopatik, di mana tidak ada sperma yang ditemukan dalam cairan semen namun bukan karena adanya kerusakan pada saluran pengeluaran sperma. Penyebab dari kondisi ini belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh dr. Paisal, M.Biomed, peserta Program Studi Doktor Ilmu Biomedik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), meneliti jaringan testis pria untuk memahami peran molekul protein tertentu yang mempengaruhi pembentukan sperma. Penelitian ini menggunakan berbagai teknik, termasuk pemeriksaan mikroskopis, pengolahan gambar secara digital, pewarnaan khusus untuk protein, dan pengukuran tingkat aktivitas gen.

Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah temuan protein bernama Chromodomain Helicase DNA Binding Protein 5 (CHD5) yang ditemukan pada dua jenis sel dalam proses pembentukan sperma pada manusia, yaitu spermatogonia dan spermatid bulat. “Penemuan ini penting karena menunjukkan bahwa protein CHD5 memiliki peran besar dalam dua tahap utama pembentukan sperma: pembentukan sel sperma awal dan tahap akhir di mana sperma mulai menuju kematangan,” ujar dr. Paisal. Protein ini berperan dalam mengatur dua gen utama, WEE1 dan PRM1, yang terlibat dalam pembentukan sperma fungsional.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa modifikasi tertentu pada protein histon, yang merupakan komponen penting dalam struktur DNA, menjadi penyebab gangguan proses pematangan sperma. Modifikasi yang dikenal sebagai H3K9me3 dan H4K12ac ini dapat menjadi penanda baru untuk mendiagnosis kasus infertilitas pada pria. Temuan ini membuka peluang untuk pengembangan tes diagnostik yang lebih akurat dan efektif di masa depan.

Untuk mencapai temuan ini, peneliti menggunakan metode molekuler yang disebut ChIP (chromatin immunoprecipitation) untuk mengidentifikasi gen-gen yang terlibat dalam proses pembentukan sperma. Selain itu, peneliti juga menggunakan StarDist, sebuah modul tambahan untuk perangkat lunak ImageJ yang didukung oleh kecerdasan buatan, untuk menganalisis gambar digital yang diperoleh dari mikroskop. Perangkat lunak ini memungkinkan para peneliti untuk secara akurat mengidentifikasi dan menganalisis sel-sel spermatogenik, sehingga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses biologis yang mendasari gangguan pembentukan sperma.

Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang mekanisme molekuler yang mendasari infertilitas pria dan membuka peluang untuk pengembangan alat diagnostik baru serta perawatan yang lebih efektif. “Dengan temuan ini, diharapkan kita dapat membantu banyak pasangan untuk memiliki keturunan,” tambah dr. Paisal.

Dokter Paisal berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Studi Ekspresi Kromatin Remodeling (Chromodomain Helicase DNA Binding Protein 5) dan Status Modifikasi Histon (Histone 3 Lysine 9 Trimethylation dan Histone 4 Lysine 12 Acetylation) pada Testis dengan Azoospermia Non Obstruktif” dalam sidang terbuka promosi doktor di Ruang Auditorium Lantai 3 Gedung IMERI-FKUI, Jakarta, pada 11 Juli 2024. Dokter Paisal berhasil mendapat predikat summa cum laude dengan menjawab sanggahan dan pertanyaan dari tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Silvia Werdhy Lestari, M.Biomed., Sp.And., dengan anggota yang terdiri oleh  Prof. Dr. Drs. Kusmardi, M.S.; Ir. R. Mulyoto Pangestu, M.Rep.Sc., Ph.D. dan penguji luar dari Universitas Padjadjaran, dr. Eko Fuji Ariyanto, M.K.M., Ph.D.

Sidang ini dipimpin oleh perwakilan Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG-KFER, dengan promotor Prof. Dr. rer. nat. Dra. Asmarinah, M.S., serta ko-promotor Dwi Ari Pujianto, S.Si, M.Biomed., Ph.D. dan Prof. dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), Ph.D.

Prof. Asmarinah selaku promotor menyampaikan ucapan apresiasi dalam sambutannya. “Saya ucapkan selamat kepada Dr. dr. Paisal, M.Biomed atas kerja kerasnya bisa menyelesaikan pendidikan doktornya saat ini dengan IPK 4. Hasil penelitian Doktor Paisal menemukan bahwa ekspresi gen-gen tertentu, khususnya CHD5, yang berperan dalam remodelling kromosom dan mempengaruhi modifikasi histon yang kompleks sehingga dapat mengganggu spermatogenesis. Penelitian ini menggunakan metode yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia. Semoga hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk membantu pasangan yang sulit mendapatkan keturunan,” ujar Prof. Asmarinah.

(Humas FKUI)

Mulai chat
💬 Butuh bantuan?
Scan the code
Halo 👋
Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Waktu Operasional
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional akan direspon pada hari kerja berikutnya.