Angka kelahiran yang tinggi pada wilayah dengan situasi darurat kesehatan seperti di Gaza, Palestina, kerap menimbulkan tantangan medis yang kompleks. Di tengah konflik yang berkecamuk dan infrastruktur yang rusak dan tidak tersedianya peralatan kesehatan yang memadai, seperti resusitator untuk bayi baru lahir, menjadi ancaman nyata bagi nyawa bayi-bayi yang baru lahir tersebut.
Baru-baru ini tim medis asal Indonesia yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), yang merupakan bagian dari Emergency Medical Teams (EMT) dari World Health Organization (WHO) kembali hadir di Gaza untuk misi kemanusiaan. Salah satu peralatan medis yang dibawa oleh tim tersebut adalah Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator, sebuah inovasi peralatan medis yang digagas oleh Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K).
Prof. Rinawati Rohsiswatmo beserta tim menciptakan alat bantu napas ini sebagai solusi untuk membantu bayi-bayi prematur dan yang mengalami asfiksia. Keunggulan utama dari alat ini adalah portabilitasnya yang tinggi, dirancang untuk digunakan di area persalinan dan mudah dibawa ke mana-mana. Dengan daya tahan baterai hingga enam jam, alat ini sangat cocok untuk situasi transportasi bayi yang memerlukan bantuan pernapasan. Mix Safe berfungsi mencampur oksigen dengan gas medis dalam proporsi yang tepat, sehingga tidak hanya menyelamatkan bayi, tetapi juga aman bagi retina mata dan membantu mencegah risiko kebutaan pada bayi prematur.
Pengaplikasian Mixsafe Transport Infant Blending Ventilator | Video: Dokumentasi Emergency Medical Team MER-C
Selain itu, alat ini juga berfungsi sebagai kompresor, memungkinkan penggunaannya untuk mengatur proporsi pemberian oksigen yang sesuai untuk kebutuhan bayi-bayi tersebut. Dengan adanya alat bantu napas yang praktis dan aman ini, diharapkan dapat mengurangi angka kematian bayi akibat asfiksia atau kesulitan bernapas saat lahir.
Penciptaan Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator melibatkan kolaborasi lintas institusi terkemuka di Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Surabaya (ITS), serta mitra industri PT. Fyrom International. Kolaborasi ini menegaskan komitmen Indonesia dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi dunia, bahkan di tengah-tengah konflik kemanusiaan seperti yang terjadi di Gaza, Palestina.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB, Dekan FKUI, mengatakan, “Dengan adanya alat Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator, kita dapat melihat bahwa semangat kemanusiaan dan inovasi teknologi dapat bersatu untuk menyelamatkan nyawa bayi-bayi yang paling rentan di dunia, tanpa memandang batas-batas geografis. Semoga inovasi ini terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan anak-anak di seluruh dunia, termasuk di wilayah konflik seperti Gaza, Palestina.”
(Humas FKUI)