Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri kepala setidaknya sekali dalam seumur hidup. Dapat dikatakan, nyeri kepala merupakan penyakit umum yang dapat dirasakan oleh siapa saja, namun penyakit ini tidak boleh disepelekan, sebab dapat menjadi gejala awal sebuah penyakit serius. Prevalensi nyeri kepala secara umum yaitu sebesar 96%. Tingginya prevalensi tersebut membuat nyeri kepala menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang menyebabkan hilangnya produktivitas dalam kerja sehari-hari, hingga dapat mengakibatkan kecacatan, bahkan kematian. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat dua jenis nyeri kepala, yaitu nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri yang disebabkan oleh perilaku sehari-hari yang tidak baik, seperti kurang tidur, telat makan, atau pilihan makanan yang kurang tepat. Sementara nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang terjadi akibat penyakit tertentu yang mengaktifkan saraf nyeri di kepala, seperti penyakit stroke, tumor otak, radang otak, dan pendarahan subarachnoid.
Rasa nyeri kepala terkadang dapat sembuh dengan sendirinya, namun terdapat kondisi seseorang mengalami nyeri kepala secara terus-menerus. Pada kondisi tersebut, seseorang harus sesegera mungkin untuk memeriksakan kondisinya ke dokter. Biasanya dokter akan menanyakan kapan dan saat apa saja rasa nyeri tersebut muncul, namun terkadang pasien kerap kali lupa akan hal tersebut. Diagnosis nyeri kepala sangat mengandalkan kemampuan anamnesis yang menyeluruh dan teliti. Akan tetapi, beberapa data terkait sering tidak dapat terlengkapi karena kurang diperhatikan atau terlupakan, baik oleh dokter maupun pasien. Padahal, kelengkapan data tersebut sangat memengaruhi diagnosis dan efektivitas pengobatan pasien. Oleh karena itu, diperlukan sebuah wahana untuk pasien mencatat kapan dan saat apa saja nyeri kepala tersebut muncul.
Bermula dari interaksi antara staf pengajar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) – Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Tiara Aninditha, Sp.S(K) sebagai dokter dengan pasien nyeri kepala bernama Gardyan Priangga Akbar di Poliklinik, tercetuslah ide untuk membuat suatu aplikasi yang memudahkan dalam pencatatan serangan nyeri kepala. Kolaborasi pengembangan aplikasi kemudian dilakukan dengan mengikutsertakan Yayasan Otak Sehat Indonesia dan Medimedi Medical Media untuk menciptakan aplikasi bernama Guardian Headache Diary.
Gardyan Priangga Akbar yang kemudian ditunjuk menjadi Ketua Tim Teknis Pengembangan dan Pembuatan Aplikasi mengatakan bahwa Guardian Headache Diary merupakan sebuah aplikasi berbasis Android dan IOS berupa buku harian pencatatan nyeri kepala yang dapat menampilkan laporan secara real time. Aplikasi ini sangat memudahkan pasien penderita nyeri kepala untuk mencatat riwayat nyeri kepala yang dialami sebelumnya dengan memanfaatkan berbagai fitur-fitur yang tersedia.
Pengguna juga dapat mengetahui jenis, gejala penyerta, dan kemungkinan yang dapat memengaruhi munculnya nyeri kepala. Hasil dari pencatatan nyeri kepala dapat diekspor ke dalam bentuk Excel yang dapat dibawa sebagai bahan screening awal pemeriksaan. Laporan ini sangat berguna bagi dokter untuk menentukan diagnosis dan terapi dengan tepat dan akurat.
Menurut Ketua Tim Pengembang Dr. dr. Tiara Aninditha, Sp.S(K), “Kami sangat berharap aplikasi ini digunakan oleh para dokter, terutama level dokter umum yang akan sering menghadapi pasien-pasien nyeri kepala dalam waktu yang terbatas, sehingga pada akhirnya sangat membantu pemberian terapi yang tepat.”
Aplikasi Guardian Headache Diary mendapat penghargaan sebagai Juara 1 dalam lomba NeuroTech yang berlangsung pada Kongres Nasional XI Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2-6 Agustus 2023 di Semarang. Aplikasi Guardian Headache Diary dapat diunduh secara gratis di App Store dan juga Google Play.
“Aplikasi yang diciptakan oleh staf kami, Dr. dr. Tiara Aninditha, Sp.S(K), dari Divisi Nyeri dan Nyeri Kepala Departeman Neurologi dan tim, merupakan bukti nyata bahwa civitas academica dan hospitalia FKUI-RSCM memiliki orientasi yang sinergis dalam hal mengembangkan keilmuan, riset dan pelayanan yang memberi manfaat dan dampak luas bagi masyarakat,” tutur Ketua Departemen Neurologi FKUI-RSCM dr. M. Kurniawan, Sp.S(K), M.Sc.
Sementara itu, Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB sangat mengapresiasi capaian inovasi yang diraih oleh staf pengajar FKUI. “Saya sangat bangga dengan inovasi staf pengajar FKUI dalam menciptakan aplikasi Guardian Headache Diary. Lahirnya aplikasi ini merupakan komitmen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk terus berupaya menyediakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi ini juga merupakan bukti nyata dari semangat FKUI dalam menghadirkan solusi nyata bagi tantangan medis masa kini dan masa depan. Teruslah berinovasi, teruslah berkontribusi, untuk kesejahteraan dan kesehatan bangsa Indonesia.”
(Humas FKUI)