Alumni FKUI/Salemba 6 adalah mereka yang tamat pendidikan di Institusi FKUI/Salemba 6. Sejak diresmikannya Institusi Pendidikan Dokter oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 16 Agustus 1927, yaitu Geneeskundige Hoogeschool (GH), mahasiswa yang mengalami pendidikan sampai sekarang, adalah alumni Salemba 6.
Geneeskundige Hoogeschool (GH) sampai tahun 1942, tepatnya 8 Maret 1942 ditutup oleh tentara pendudukan Jepang. Pada tanggal 29 April 1943, Institusi Pendidikan Dokter dibuka kembali oleh tentara pendudukan Jepang dengan nama Ika Daigaku.
Pada masa yang relatif singkat yaitu sampai 15 Agustus 1945 telah lahir alumni yang terjun ke kancah perjuangan kemerdekaan. Nama – nama seperti Eri Sudewo, Subijanto, Sudarpo Sastrosatomo, MT Harjono, Sujono Judodibroto dan lainnya sangat berperan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Mereka dikenal sebagai Masyarakat Prapatan 10, karena mereka berada dalam asrama mahasiswa yang beralamat di tempat tersebut. Banyak alumni Ika Daigaku yang tidak meneruskan pendidikan dokternya karena situasi, seperti Subijanto Djojohadikusumo, Sudarpo Sastrosatomo, Oetarjo, Hadi Thayeb, dan lain – lain. Bahkan banyak dari alumni yang gugur seperti nama mereka tercantum di lobby bawah FKUI.
Alumni Salemba 6 yang berperan aktif dalam masa masa permulaan Republik Indonesia antara lain Prof. Dr. Abdurrachman Saleh (perintis RRI, perintis TNI AU), Dr. A. Halim (Perdana Menteri, Menteri Pertahanan), Dr. Darmasetiawan (Menteri Kesehatan, Sekjen Kementrian Luar Negeri). Mereka alumni yang dibanggakan karena memperlihatkan dimensi profesionalisme, kepemimpinan dan kejuangan.
Tata Nilai
Tata nilai yang harus dimiliki setiap alumni FKUI adalah :
Tradisi
Meneruskan semangat dan kehormatan yang merupakan sejarah maupun tradisi FKUI
Loyalitas
Mengembangkan sikap loyalitas dan keperansertaan dalam dukungannya kepada FKUI
Belajar
Mengembangkan konsep “Lifelong Study”
Kemitraan
Menyuarakan 8000-an Alumni dalam hal pengembangan hubungan saling menguntungkan antara FKUI, alumninya dan mahasiswa FKUI saat ini maupun mahasiswa FKUI yang akan datang.
Civitas Academica
Mendukung multifungsi konstituen yang merupakan konstituen komunitas FKUI
Sasaran yang akan dicapai oleh Ikatan Alumni FKUI adalah setiap alumnus mampu mendukung masa depan almamater FKUI, melalui komunikasi antar alumni, komunikasi antara alumni dengan almamater, kebanggaan alumni terhadap alamamater dan citra ILUNI FKUI. Peningkatan komunikasi, kebanggaan dan citra ILUNI FKUI merupakan langkah konkret dalam bentuk aksi bersama jejaring dengan pemangku kepentingan.
Komunikasi yang dimulai dengan kebersamaan, kesejawatan, dan kesantunan alumni direncanakan terus menerus sebagai tulang punggung komunikasi. Peningkatan rasa bangga sebagai alumni FKUI diikuti dengan peningkatan citra melalui kegiatan-kegiatan yang menyentuh kebutuhan jejaring. Hal ini sejalan dengan Deklarasi yang diucapkan bersama oleh Alumni pada waktu angkat sumpah sebagai dokter dan dokter spesialis. Deklarasi itu adalah:
Kami Alumnus FKUI dengan ini menyatakan tekad untuk:
ILUNI FKUI juga memiliki reputasi membanggakan di institusi pemerintahan. Pada 21 Mei 2010, FKUI mendapat kehormatan dengan berkunjungnya Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ke acara temu ilmiah Hari Kebangkitan Alumni FKUI. Sebagai bagian dari rangkaian acara yang juga bertujuan memperingati hari kebangkitan nasional sehari sebelumnya, acara temu ilmiah tersebut mengangkat topik pembangunan berwawasan kesehatan.
Presiden menyampaikan sambutan yang membahas peran sumber daya manusia dalam kebangkitan dan pembangunan nasional. Beliau juga menyatakan harapannya atas peningkatan sumber daya dokter Indonesia. Di depan para tamu yang antara lain terdiri dari menteri sekretaris negara dan menteri kesehatan RI, Presiden SBY memberikan apresiasi dengan mengemukakan peran FKUI dalam perkembangan dunia kesehatan Indonesia.