Teliti Alternatif Penanganan Sindrom Ovarium Polikistik, Mahasiswa FKUI Ukir Prestasi

Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mengharumkan nama FKUI dengan mengukir prestasi menjadi Juara 1 cabang Literature Review pada ajang Expo dan Seminar Ilmiah Tahunan Medical Research Center (EXIT MRC) 2018 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, tanggal 22-25 Maret 2018 yang lalu.

EXIT MRC FK UNAND merupakan sebuah kompetisi dan seminar yang dilaksanakan setiap tahun oleh Medical Students Research Center FK UNAND. Kompetisi tersebut terdiri dari cabang Literature Review, Research Paper Congress, Video Edukasi, dan Poster. Pada pagelaran tahun ini, EXIT MRC mengangkat tema “Increasing National Awareness in Endocrine Disorder as One of the Most Frequent Non Communicable Disease in Indonesia.”

Tim mahasiswa FKUI yang terdiri dari Muhammad Habiburrahman (FKUI angkatan 2015), Muhammad Prasetio Wardoyo (FKUI 2015), dan Afid Brilliana Putra (FKUI 2016) berkompetisi dengan membawakan literatur review mereka yang berjudul “Flavonoid Quercetin sebagai Terapi Menjanjikan Atasi Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) Melalui Hambatan Pola Pensinyalan PI3-K, Peningkatan Regulasi AMPK, dan Peningkatan Ekspresi Reseptor Adiponektin ADIPOR1/ADIPOR2”.

Karya ilmiah tersebut menelaah potensi herbal suatu polifenol jenis quercetin untuk dikembangkan menjadi salah satu terapi masa depan bagi Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK). Walaupun permasalahan SOPK tidak banyak diangkat di masyarakat, namun SOPK menjadi penting dan harus diatasi karena dapat mengakibatkan infertilitas, komplikasi metabolik seperti diabetes mellitus, resistensi insulin, komplikasi kardiovaskuler, bahkan kanker endometrium.

Muhammad Habiburrahman atau yang biasa disapa Habib, kepada Humas FKUI mengatakan bahwa studi telaah pustaka yang mereka lakukan selama proses pembuatan karya ilmiah memfokuskan pada penggalian evidence based medicine dari sebuah kandungan herbal yakni polifenol quercetin.

“Kami juga menggali secara mendalam aspek biomolekuler dari quercetin sehingga mampu secara jelas mendeskripsikan efek terapeutiknya pada hambatan jalur patogenesis SOPK,” ujar Habib. “Dengan demikian dapat diidentifikasi terapi harapan masa depan SOPK yang tidak hanya superior dari segi efikasinya, tetapi juga mampu mengangkat kearifan lokal ekstrak tanaman dari Indonesia,” lanjutnya.

Sementara itu, Afid Brilliana Putra menjelaskan kepada Humas FKUI bahwa hasil penelitian yang mereka lakukan telah berhasil menemukan fakta baru tentang manfaat dari polifenol quercetin. “Dari sejumlah literatur kami menemukan bahwa polifenol quercetin mampu menurunkan gejala hiperandrogenisme, disfungsi ovulasi pada kasus infertilitas, memperbaiki histopatologi usus dan uterus, menurunkan profil lipid, dan memperbaiki siklus menstruasi melalui berbagai jaras molekuler,” papar Afid. “Quercetin sendiri merupakan senyawa flavonoid yang dapat diekstrak dari berbagai sumber, salah satunya adalah buah mangga yang cukup mudah ditemui di Indonesia,” tambahnya.

Dari hasil penelitian potensi quercetin yang telah mereka lakukan, diharapkan akan muncul berbagai penelitian lanjutan yang mempelajari lebih lanjut efek terapeutik quercetin. Tujuan akhirnya, semoga di kemudian hari dapat ditemukan alternatif penanganan SOPK yang dapat diproduksi di Indonesia dengan harga yang lebih murah.

Segala kerja keras dan usaha para mahasiswa dalam mempersiapkan diri mengikuti kompetisi berbuah sangat manis dengan prestasi yang diraih. Pengalaman membanggakan ini mereka harapkan dapat menjadi motivasi bagi sivitas akademika FKUI lainnya untuk terus mengukir prestasi. Maju terus FKUI! (Humas FKUI)