Mahasiswa FKUI Toreh Prestasi di Malaysia

Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang tergabung dalam sebuah tim perwakilan dari organisasi mahasiswa kedokteran, Asian Medical Student Association (AMSA) Indonesia, berhasil memperoleh penghargaan sebagai “2nd Winner of Scientific Poster Competition” sekaligus penghargaan “People’s Choice Award” dalam konferensi internasional Asian Medical Students’ Conference (AMSC) 2018 yang diadakan oleh Asian Medical Student Association (AMSA) Internasional pada 8-15 Juli 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Christine Lieana (Mahasiswa FKUI angkatan 2016); Ko Abel Ardana (FKUI 2016); Nathasha Brigitta Selene (FKUI 2016); dan Adrianus Jonathan (FKUI 2016) berhasil menorehkan prestasi tersebut setelah mempresentasikan poster ilmiah mereka yang berjudul “Risk Factors of Acquiring HIV/AIDS Among Southeast Asian Population: A Systematic Review”.

Dalam poster ilmiah tersebut, mereka memaparkan hasil penelitian yang telah mereka lakukan mengenai Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). Pemilihan topik HIV/AIDS sendiri berlatarbelakang data yang diperoleh dari UNAIDS yang menyebutkan prevalensi HIV/AIDS di Asia-Pasifik masih tergolong tinggi, walaupun mengalami penurunan.

Sayangnya, prevalensi HIV/AIDS di Indonesia cenderung terus meningkat hingga saat ini. Permasalahan utama yang timbul adalah bahwa HIV/AIDS banyak ditemukan pada orang dengan usia produktif. Padahal seperti yang kita ketahui, usia tersebut memegang peranan penting dalam menentukan masa depan bangsa.

Kepada Humas FKUI, Christine Lieana mengatakan bahwa poster ilmiah yang mereka buat berisi gagasan tim yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS melalui faktor risiko yang ditemukan.

“Pada karya ilmiah kami, terdapat 4 faktor utama yang berkontribusi pada penularan HIV/AIDS, yaitu penggunaan obat terlarang, perilaku seksual, penyakit seksual menular, dan edukasi. Ke empat faktor yang dibahas pada karya ilmiah kami merupakan faktor yang saling berkorelasi satu sama lain. Faktor yang paling banyak dibahas pada studi dan paling bermasalah di Asia Tenggara adalah penggunaan obat terlarang dan perilaku seksual,” terang Christine.

Tim mahasiswa FKUI yang menjadi perwakilan Indonesia di konferensi AMSA Internasional telah melalui beberapa tahapan seleksi. Sebagai seleksi awal, mereka mengikuti seleksi yang dilakukan oleh AMSA Indonesia melalui Pre-Conference Competition AMSC 2018. Pada seleksi ini karya mereka bersaing dengan 27 tim lainnya dari seluruh Indonesia. Membanggakan, di akhir seleksi karya merekalah yang dipilih untuk mewakili Indonesia pada ajang AMSC 2018.

Setelah melewati seleksi nasional dari AMSA Indonesia, karya mereka pun didaftarkan untuk mewakili Indonesia ke AMSA International. Tahap pertama adalah tahap seleksi abstrak untuk mengambil tujuh abstrak terbaik dari empat belas negara peserta, yang akan diundang untuk menghadiri AMSC di Kuala Lumpur, Malaysia.

Karya mereka pun lolos dan berhak untuk mempresentasikan langsung poster yang telah mereka susun di ajang AMSC 2018.

Komponen penilaian pada kompetisi AMSC 2018 meliputi cara penyampaian, konten, ketepatan waktu, dan kemampuan menjawab pertanyaan. Di akhir sesi presentasi, karya ilmiah mereka diumumkan sebagai 2nd Winner of Scientific Poster Competition sekaligus “People’s Choice Award” yang merupakan penghargaan untuk poster ilmiah terfavorit dengan jumlah voting terbanyak.

AMSC (Asian Medical Students’ Conference) merupakan konferensi international yang diikuti oleh beberapa negara di Asia. Konferensi ini diadakan setiap tahun di bawah naungan AMSA (Asian Medical Students Association) International. Tahun ini, AMSC diikuti oleh 14 negara dengan 341 peserta dengan mengusung tema “Infection Control: Old Problems, New Challenges.

Mewakili rekan-rekannya, Christine berbagi tips untuk para mahasiswa FKUI yang berniat mengikuti kompetisi sejenis. “Tetap optimis dan selalu menghargai tiap proses yang dilalui,” ujar Chritine. “Bagi kami, bukan menang atau kalah yang penting, tetapi bagaimana kita sebagai tim bisa saling percaya dan menghargai proses yang kami jalani,” sambung Christine. Maju terus FKUI! (Humas FKUI)