Dekan FKUI Emban Tugas sebagai Chairman of ASEAN Medical School Network

Peran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam organisasi institusi pendidikan kedokteran internasional dan regional bertambah seiring tugas baru yang diemban oleh Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, sebagai Chairman of ASEAN Medical School Network untuk periode 2018-2020.

Prof. Ari menggantikan tugas Chairman sebelumnya, Prof. Prasit Watanapa, dari Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Thailand, terhitung sejak perhelatan ASEAN Medical Dean Summit (AMDS) 2018 yang berlangsung di Hanoi Medical University, Vietnam, pada tanggal 23-24 Agustus 2018 lalu.

Fakultas kedokteran sebagai pengampu pengembangan ilmu kedokteran dan penentu kemajuan pelayanan kesehatan, berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui pendidikan profesi dokter, penelitian translasional dan pengabdian kepada masyarakat.

Kolaborasi dan kerjasama antar fakultas kedokteran di tingkat ASEAN diharapkan dapat menjadi salah satu langkah persiapan dan koordinasi yang mampu memperkuat strategi dalam mengatasi masalah pendidikan, penelitian serta pelayanan kedokteran dan kesehatan di tingkat regional.

Untuk memperkuat kolaborasi tersebut, pada tahun 2012 dibentuklah suatu wadah antar fakultas kedokteran universitas unggulan se-ASEAN yaitu The ASEAN Medical Network (AMSN), yang diprakarsai oleh Clinical Professor Udom Kachintorn, Dekan dari the Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Thailand.

Pembentukan organisasi berskala regional ini bertujuan untuk mempromosikan semangat persahabatan dan kolaborasi, meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran dan tenaga kesehatan, berbagi sumber daya dan saling mendukung dalam pengembangan kapasitas pendidikan kedokteran dan riset di antara fakultas kedokteran universitas unggulan di ASEAN sebagai satu komunitas bagian dari the ASEAN Economic Community.

Dalam sambutannya di perhelatan AMDS 2018 lalu, Prof. Ari menuturkan pentingnya semangat kolaborasi antar fakultas kedokteran se-ASEAN untuk perbaikan kesehatan dan kemajuan riset di masa mendatang.

“Terdapat tiga tujuan utama dari setiap pertemuan AMDS yaitu pengembangan kurikulum yang selaras untuk pendidikan kedokteran, membangun kolaborasi dalam penelitian biomedis, dan penekanan untuk perluasan program pertukaran mahasiswa dan staf pengajar,” papar Prof. Ari.

Pertemuan AMDS 2018 diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat untuk berbagi dan bertukar gagasan terkait dengan pendidikan dan penelitian medis di Asia Tenggara.

“Saya berharap melalui kegiatan AMDS 2018 akan menghasilkan banyak manfaat dan hal-hal positif dari kita untuk masa depan pendidikan kedokteran, penelitian, pelayanan kesehatan dan bagi seluruh masyarakat,” tutup Prof. Ari.

(Humas FKUI)