Info FKUIUncategorized

[HOAKS] Minum Air Dingin Saat Gelombang Panas di Indonesia Sebabkan Pembuluh Darah Pecah

#LiputanMedia

KOMPAS.com – Beredar pesan berantai yang menginformasikan persiapan menghadapi gelombang panas di beberapa negara, salah satunya Indonesia.

Masyarakat diimbau untuk tidak minum air dingin ketika cuaca mencapai 40 derajat celcius karena dapat membuat pembuluh darah kecil pecah.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Peringatan gelombang panas dikaitkan dengan pembuluh darah pecah, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang diunggah salah satu akun, pada Selasa (25/4/2023):

Bersiaplah untuk menghadapi gelombang panas!

Bersiaplah untuk hadapi suhu tinggi antara 40°-50°C. Selalu minum air bersih dan minum perlahan. Hindari air dingin atau es.

Saat ini, Malaysia, Indonesia, Singapura, dan negara lain sedang mengalami “gelombang panas”. Apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan?

1. *Dokter mengatakan jangan terus minum air yang sangat dingin saat suhu mencapai 40°C karena pembuluh darah kecil kita bisa pecah atau meledak. Konon di hari yang panas, seorang teman dokter masuk dari luar. Berkeringat deras, ingin segera mendinginkan diri, ia segera membasuh kakinya air dingin… Tiba-tiba, tak terlihat lagi, ia terjatuh. Ambulans segera dipanggil dan dibawa ke rumah sakit.

2. Saat panas mencapai 38°C dan Anda datang dari luar… ayo lakukan pemanasan. Jangan minum air dingin. Boleh minum air panas atau hangat, tapi minumnya pelan-pelan. Jangan langsung mencuci tangan atau kaki, dan jangan mencuci atau membasahi area yang terkena sinar matahari. Habiskan/biarkan dulu setidaknya 30 menit atau setengah jam sebelum mencuci atau mandi.

3. Seorang pria menjadi dingin karena panas dan segera mandi. Setelah mandi, dia dibawa ke rumah sakit dengan rahang kaku. Dia mengalami stroke.

* Tindakan pencegahan: *

Hindari minum air yang sangat dingin saat musim panas atau jika Anda sangat lelah, karena dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit atau menyempit yang dapat menyebabkan stroke. Ajari anak-anak dan info ke teman² Anda sebagai pengingat satu sama lain . Salam sehat

Penelusuran Kompas.com

Seminggu belakangan, sebagian besar wilayah Asia Selatan masih terdampak gelombang panas, seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos.

Dikutip dari situs web Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), negara-negara itu melaporkan suhu panas lebih dari 40 derajat celcius beberapa hari belakangan.

Sementara di Indonesia tidak sepanas itu. Meski secara umum suhu tertinggi tercatat di beberapa lokasi, tetapi suhu maksimum harian di Indonesia tercatat 37,2 derajat celcius.

Adapun suhu panas di Indonesia bukanlah gelombang panas.

Suhu yang meningkat beberapa hari belakangan diakibatkan gerak semu Matahari, yang merupakan siklus tahunan biasa.

“Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut, serta mengikuti dan melaksanakan imbauan respons bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing-masing kategori indeks UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktivitas di luar ruangan,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, melalui siaran pers, Selasa (25/4/2023).

Pesan berantai soal peringatan gelombang panas di Indonesia sudah beredar setidaknya sejak 2019. Dilansir Kompas.com, dari sudut pandang medis, isi dari pesan berantai itu tidak benar.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan, gangguan kesehatan yang sering terjadi akibat perbedaan suhu dan kelembaban udara adalah dehidrasi.

Sementara, seseorang akan terkena heat stroke jika terpapar panas secara terus menerus.

Ari menuturkan, gejala awal seseorang terkena heat stroke antara lain mengalami keram otot, sakit kepala, rasa haus yang sangat, lelah tidak bersemangat, keringat berlebihan, serta air seni berwarna keruh dan kuning.

“Heat stroke merupakan kegagalan tubuh untuk melakukan pendinginan baik dengan cara berkeringat atau penguapan dari kulit akibat suhu panas sekitar,” kata Ari, seperti diberitakan Kompas.com, 23 Oktober 2019.

Kondisi heat stroke akan mengakibatkan suhu tubuh naik sampai di atas 40 derajat celsius disertai terjadinya penurunan kesadaran.

Kesimpulan

Narasi soal gelombang panas dikaitkan dengan pembuluh darah pecah adalah hoaks.

Gelombang panas tidak melanda Indonesia. Adapun paparan cuaca panas akan mengakibatkan dehidrasi dan heat stroke, tetapi tidak sampai membuat pembuluh darah pecah.

Sumber berita: https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/04/26/155941282/hoaks-minum-air-dingin-saat-gelombang-panas-di-indonesia-sebabkan?page=all.