Info FKUI

Pola Hidup Bersih dan Sehat Cegah Virus Hepatitis A

#LiputanMedia

Hingga Senin (1/7) diketahui jumlah penderita Hepatitis A di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, telah menyentuh angka 957 orang. Dinas Kesehatan Jawa Timur pun menaikkan satatus wabah ini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Mewabahnya virus Hepatitis A ini mulanya diketahui sejak awal Juni lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, Eko Budiono, mengatakan ada sembilan kecamatan yang menjadi daerah sebaran Hepatitis A, yakni Sudimoro, Sukorejo, Ngadirojo, Wonokarto, Tulakan, Bubakan, Tegalombo, Arjosari, dan Ketrowonojoyo. Berdasarkan penyelidikan, diketahui kasus pertama dijumpai di Kecamatan Sudimoro. Total ada 544 orang yang terinfeksi di wilayah ini.

Eko menjelaskan, virus Hepatitis A dapat menyebar secara cepat akibat dampak lingkungan yang tidak bersih dan suplai air yang kurang. “Apalagi momentumnya hampir bersamaan dengan lebaran dan musim hajatan. Kontaminasi makanan dan minuman paling cepat menularkan virus dari orang ke orang,” papar Eko dilansir dari Kompas.com.

Senada dengan Eko, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan makanan dan minuman menjadi media penularan utama virus ini. Kemenkes pun menerjunkan Tim Gerak Cepat Kemenkes, bekerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. Pencemaran air bersih ditengarai menjadi penyebab menyebarnya virus ini.

Berdasarkan penyelidikan, dilakukan pemeriksaan sampel air bersih di empat titik penampungan mata air yang menununjukkan komposisi bakteri Escherichia coli di atas batas aman. Seperti yang diketahui, sumber air bersih di Pacitan berasal dari Sungai Sukorejo yang telah tercemar banyak limbah rumah tangga. Petugas pun dikirim ke permukiman warga untuk memberikan penyuluhan dan pemantauan konsumsi air.

”Perlu ditingkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait upaya penanggulangan KLB di Kabupaten Pacitan. Perlu juga dilakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit dan faktor risiko Hepatitis A serta PHBS di tatanan rumah tangga,” ujar Anung dalam rilis tertulis Kemenkes RI kepada DW Indonesia.

Hepatitis A didefinisikan sebagai penyakit peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis tipe A. Masa inkubasi virus atau masa masuknya penyakit hingga munculnya gejala ini bisa berlangsung dua sampai dengan enam pekan. Orang yang terinfeksi virus Hepatitis A akan mengalami gejala flu, sakit-sakit pada badan, mual, muntah-muntah, lemas, kulit kuning (terutama pada bagian putih dari mata), dan nyeri pada bagian perut kanan. Air seni dari orang yang terjangkit penyakit ini berwarna kuning kecoklatan menyerupai warna air teh.

Biasanya penyakit ini disebarkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses penderita Hepatitis A. Hubungan seksual juga bisa menjadi cara penularan penyakit ini jika dilakukan secara oral atau anal. Virus ini akan menyerang organ hati si penderita dan menyebabkan gangguan metabolisme bilirubin. Bilirubin adalah senyawa pigmen berwarna kuning kecoklatan yang ditemukan dalam darah dan kotoran manusia.

Kepada Antara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPd-KGEH, MMB mengatakan penyakit ini bisa sembuh dengan melakukan istirahat total. Obat-obat yang diberikan kepada pasien sifatnya hanya menghilangkan gejala yang muncul seperti obat antidemam atau pereda mual.

“Penyakit ini bisa sembuh total dan yang penting pasien harus istirahat penuh,” ujar Fahrial.

Penerapan pola hidup bersih dan sehat menjadi langkah pencegahan penyakit ini. Seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum menjamah makanan atau setelah selesai dari toilet. Pemberian vaksin Hepatitis A sejak dini menjadi salah satu langkah pencegahan penyakit ini. Pastikan konsumsi air yang diminum adalah air yang sudah dimasak terlebih dahulu. Selain itu, istirahat yang cukup juga amat diperlukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.

 

Sumber berita: https://www.tempo.co/…/pola-hidup-bersih-dan-sehat-cegah-vi…