Info FKUIUncategorized

Orang dengan Gangguan Kepribadian Ambang Rentan Merusak Diri

#Liputanmedia

Terdapat 2% orang dengan gangguan kepribadian ambang (ODGKA) di populasi umum. Sebanyak 10% ditemukan pada pasien rawat jalan dan 20% pada pasien rawat inap.
Sekitar 70% ODGKA melakukan perilaku merusak diri sendiri, dan sebanyak 8%-10% meninggal akibat bunuh diri.
“Gangguan Kepribadian Ambang (GKA) merupakan kondisi yang tidak banyak diketahui atau disadari oleh yang mengalaminya maupun lingkungan terdekatnya,” jelas dr. Sylvia Detri Elvira, SpKJ(K) pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM dalam peluncuran buku ‘Mengenal dan Menyikapi Gangguan Kepribadian Ambang’.
Seperti dilansir dari Sindonews, GKA adalah salah satu bentuk kepribadian yang ditandai dengan tidak stabilnya hubungan sosial (khususnya hubungan interpersonal), citra diri, tidak mampu mengendalikan emosi, seringkali bersikap impulsif, dan kerap berperilaku merusak diri sendiri.
GKA merupakan kondisi yang akhir-akhir ini sering dijumpai dalam praktik klinis dan juga dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada remaja dan dewasa muda.
Kondisi GKA kerap tidak diketahui atau disadari oleh mereka yang mengalami dan lingkungan orang terdekatnya.
Orang dengan GKA akan mengalami keadaan yang sangat tidak nyaman karena emosinya yang tidak stabil, mudah berganti dalam hitungan menit, jam, atau hari. Orang dengan GKA membutuhkan bantuan segera, karena seringkali melakukan tindakan menyakiti dan atau membahayakan diri sendiri (self-harming behavior) untuk mengatasi rasa kosong atau hampa yang dialami.
Keadaan ini yang juga membuat orang dengan GKA sering mengunjungi unit-unit gawat darurat rumah sakit-rumah sakit terdekat. Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menuturkan, adanya pandemi Covid-19 saat ini tidak hanya mengancam kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental yang perlu menjadi perhatian khusus.
“Kita dapat melihat dari meningkatnya pasien-pasien yang datang ke praktik klinis psikiatri,” kata Prof. Ari.