Info FKUIUncategorized

[Doktor UI Teliti Obat Anti Malaria untuk Obat Anti Botak

#LiputanMedia

Jakarta, Gatra.com – Masalah rambut yang paling dijumpai adalah kerontokan rambut (hair loss) dan kebotakan (alopesia). Secara normal, kerontokan rambut pada orang dewasa bisa menghabiskan 50 sampai 100 helai per hari.

Penggunaan herbal sebenarnya telah lama menjadi persediaan obat penumbuh rambut, salah satunya kinin (quinine) yang berasal dari tanaman kina. Sayangnya, belum ada evaluasi secara ilmiah mengenai kegunaan tumbuhan tersebut sebagai zat penumbuh rambut. Apalagi, kinin lebih dikenal obat anti malaria.

Oleh sebab itu, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSKD Duren Sawit, dr. Yudhistirawaty, MARS, Sp. KK melakukan penelitian lebih lanjut bagaimana kinin berpotensi meningkatkan pertumbuhan rambut. Langkah awalnya, penelitian tersebut diuji coba terlebih dulu pada hewan mencit.

“Selama ini sudah banyak produk yang mereka bilang dari tumbuhan, tapi belum ada yang dinilai secara evidence base atau secara ilmiah. Penelitian dilakukan pada mencit karena hewan ini salah satu contoh sampel yang bisa dipakai,” terangnya usai sidang promosi doktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Salemba, Jakarta Pusat, Senin (14/1).

Penelitian ini menggunakan mencit jantan C57BL/6 berwarna hitam yang memiliki karakteristik punggungnya berwarna merah muda. Dari situ bisa dioleskan kinin dan akan terlihat mulai ada pertumbuhan rambut, serta pigmen yang berubah.

“Mencitnya dibotakin dulu, dikasih obat, ditungguin, tumbuh berapa lama, dinilai luas tumbuhnya dibandingin dengan mencit yang tidak dipakaikan obat sama yang pakai obat. Kita nilai ada perhitungannya itu. Untuk menunjukkan kalau itu obatnya sudah masuk dan efektif bisa dilihat tadinya merah muda terus cepat berubah menjadi abu-abu lalu hitam,” ujarnya.

Dokter Yudhistirawaty menambahkan, kinin mampu menghambat 5 alfa reduktase yang merubah testosteron menjadi dihidrotestosteron. “Kalau dihidrotestosteron banyak, tidak dipecah atau diubah sama 5 alfa reduktase itu bakal jadi kebotakan tinggi,” pungkasnya.

Sumber berita: https://www.gatra.com/…/doktor-ui-teliti-obat-anti-malaria-…