Info FKUIUncategorized

Stroke Penyebab Kematian Utama di Indonesia, Simak Penjelasan Ahli FKUI

#Liputanmedia

TEMPO.CO, Jakarta – Pakar dari Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Muhammad Kurniawan, mengatakan stroke menjadi salah satu penyakit pembunuh utama di dunia. Data epidemiologi mencatat bahwa satu dari empat orang terkena stroke, bahkan data lain menyebutkan setiap dua detik akan ada satu orang yang terkena stroke.

Dalam Webinar Awam FKUI, Jumat, 8 Oktober 2021, Kurniawan mengatakan stroke juga berdasarkan data menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia, bahkan menurut Kementerian Kesehatan menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Setiap sepuluh detik satu orang akan meninggal akibat stroke.

“Jadi stroke ini sangat dekat sekali dengan kita jika melihat data tersebut. Tidak heran jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menginisiasi satu hari yang dikenal dengan World Stroke Day pada 29 Oktober,” ujar dia, Jumat.

Stroke merupakan suatu episode disfungsi sistem saraf karena adanya gangguan pada aliran darah ke otak, yang ditandai dengan adanya gejala klinis defisit neurologis. Stroke dapat dibuktikan dengan pemeriksaan imaging atau patologi, serta dapat mengakibatkan cacat permanen atau kematian jika tidak ditangani segera.

Data lainnya, dokter spesialis saraf itu melanjutkan, penyakit ini juga menjadi penyebab kecacatan nomor satu, baik di dunia maupun di Indonesia. Kemenkes, kata dia, mencacat ada sekitar 63,7 persen orang tua pascastroke ternyata dalam jangka panjang tidak bisa hidup secara mandiri.

“Kenapa bisa seperti itu, pada dasarnya ketika terjadi serangan stroke, umumnya stroke sumbatan, satu detik saja bisa membuat 32 ribu sel neuron rusak,” tutur Kurniawan sambil menambahkan, hal itu diikuti dengan kerusakan 230 juta hubungan antar neuron dan sel lain (synapses), serta membuat si pasien 8,7 jam lebih tua daripada usia seharusnya.

Sementara, ketika stroke tidak ditata laksana dengan baik dalam satu menit, akan ada kerusakan 1,9 juta sel neuron, kerusakan 14 miliar synapses, dan penuaan dini 3,1 minggu daripada usia seharusnya. Satu jam stroke akan ada kerusakan 120 juta sel neuron, kerusakan 830 miliar synapses, dan mengalami penuaan dini 3,6 tahun lebih tua dari usia seharusnya.

Bahkan ketika tidak ditata laksana dengan baik dan terjadi complete stroke, maka akan ada kerusakan 1,2 miliar sel neuron, kerusakan 8,3 triliun synapses, dan penuaan dini 36 tahun lebih tua dari usia seharusnya. “Begitu cepat kerusakan sel otak kita akibat stroke, sehingga penangan harus dilakukan secara cepat dan perlu mengenali gejala awal dengan baik,” kata Kurniawan.

Selain dampak kematian dan kecacatan, stroke juga berdampak pada ekonomi, karena beban pembiayaan perawatannya cukup besar. Menurut lulusan S2 Ilmu Pengobatan Stroke di Danube University Krems Austria itu, data di Amerika Serikat saja, sekitar US$ 53,5 miliar (Rp 750 triliun) per tahun dihabiskan untuk pembiayaan akibat stroke.

Bahkan di Indonesia, menurut data Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), stroke termasuk dalam empat besar penyakit katastropik, yang membutuhkan biaya tinggi dalam pengobatannya dan memiliki komplikasi yang dapat mengancam jiwa. “Sekitar Rp 1,62 triliun per tahun, dan setiap tahunnya terus meningkat 37 persen.”

 

Sumber berita: https://tekno.tempo.co/…/stroke-penyebab…/full&view=ok