KSM Dermatologi & Venereologi FKUI-RSCM berkolaborasi dengan KEMENKES dalam menanggapi kasus Sifilis pada Anak

Pada tanggal 13 Mei 2023 Kepala Departemen Dermatologi & Venereologi FKUI-RSCM yaitu dr. Hanny Nilasari, SpKK, Subsp. Ven saat di wawancarai melalui televisi TvOne mengatakan sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Bakteri tersebut masuk dari orang ke orang, melalui kontak seksual, transfusi darah yang tidak di skrining saat donor darah, ibu yang terinfeksi siflis.

Menurunkan kasus tersebut bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tapi edukasi dan kesadaran masyarakat terkait untuk melakukan skrining darah dan pengobatan sifilis, pemeriksaan penyakit infeksi menular gratis dapat dilakukan di puskesmas/ rumah sakit terdekat. Pada tanggal 11 Mei 2023 dr. Hanny Nilasari, SpKK, Subsp. Ven juga mengatakan melalui live audio twitter bersama DW Indonesia mengenai gejala dari sifilis  seperti luka yang umumnya tidak diketahui oleh pasien karena tidak ada nyeri dan tidak ada gangguan serta sembuh sendiri sehingga kuman dapat masuk keseluruh aliran darah dan suatu saat dapat timbul ruam pada wajah, badan, telapak tangan dan kaki hingga kelamin. Gejala sifilis yang lebih berat dapat mengenai daerah mata hingga jantung dan menimbulkan komplikasi yang berat jika tidak di obati sedari dini. Pencegahan sifilis dapat dilakukan dengan pengobatan lebih awal saat timbul gejala. Dilakukan skrining pada ibu hamil di trimester awal, pasangan yang ingin menikah, dan orang berisiko/ seks bebas. Pentingnya skrining pada ibu hamil dapat menurunkan risiko kelainan kongenital pada anak yang dilahirkan.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes yaitu dr. Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan melalui televisi TvOne  bahwa kasus sifilis melonjak 70% pada anak, penyebab pada anak sendiri berasal dari Ibu yang memiliki riwayat penyakit sifilis. Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual yang berasal dari hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan, faktor risiko tersebut paling banyak dilakukan oleh pihak laki-laki namun tidak menutup kemungkinan dari pihak perempuan yang sering berhubungan seks bebas dapat terkena. Menurut data Kemenkes, kasus sifilis tahun 2018 ada 12.500 rb, dan terjadi peningkatan signifikan pada 2021 dan 2022 menjadi 20.000 dan 21000, dan pada ibu hamil kasusnya 12% terjadi kasus sifilis dan dapat menularkan ke anak yang dilahirkan.

Menurut data Kemenkes yang disampaikan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi bahwa Indonesia sudah memiliki 50.000 kasus sifilis, dimana kasus sifilis pada anak sudah 24.000. Upaya pencegahan sifilis yang dilakukan oleh pemerintah yaitu

1. Skrining ibu hamil seperti HIV, Hepatitis, Sifilis sehingga dapat menurunkan risiko menular pada anak

2. Mengobati ibu yang terinfeksi dan suaminya

3. Puskesmas Melakukan penemuan aktif pada kelompok yang berisiko untuk dilakukan pemeriksaan

4. Edukasi kepada pasangan yang bekerjasama dengan Dinas Sosial, Sektor Pariwisata dan tempat panti pijat

Menurut Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK, Subsp.Ven., M.Epid. sebagai Staf Pengajar Divisi Infeksi Menular Seksual, Dept Dermatologi & Venereologi FKUI-RSCM saat di wawancara pada tanggal 11 Mei 2023 melalui media cetak KOMPAS mengatakan infeksi sifilis pada ibu hamil perlu di waspadai karena berisiko menular pada bayi yang di kandung dan mengakibatkan sifilis kongenital. Jika penyakit tersebut tidak ditangani dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian pada bayi yang dilahirkan. Tanda dan gejala infeksi sifilis yaitu luka pada tempat hubungan seks dilakukan baik dikelamin, anus maupun mulut, biasanya hanya satu luka yang muncul dan tidak timbul nyeri pada luka ada batas yang jelas dan sekelilingnya ada tempat yang lebih tinggi. Pengobatan infeksi ini dapat diberikan antibiotik yang sesuai dengan resep dokter. Namun upaya pencegahan harus tetap diutamakan yaitu tidak melakukan seks bebas dan pentingnya Program Triple Elimination dari pemerintah seperti skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis.

Menurut Juru Bicara Kemenkes yaitu M. Syahril mengatakan 20-45% penularan HIV disumbang dari penularan ibu ke anak yang dikandung dan dilahirkan, sisanya ditularkan melalui jarum suntik, transfusi darah dan hubungan seksual. 33% ibu rumah tangga terkena HIV yang terpapar dari pasangan yang memiliki perilaku seksual berisiko. Penularan penyakit menular seksual yang dikhawatirkan adalah sifilis 69-80% penularan terjadi dari ibu ke anak akibatnya terjadi abortus, lahir mati atau cacat.

Leave a Reply