Info FKUIUncategorized

Sudah Vaksin Covid-19 Lengkap, Amankah dari Omicron?

#Liputanmedia

Jakarta, CNBC Indonesia – Varian baru dari virus corona, yakni Omicron, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Penularan yang luar biasa ke berbagai negara ini dimulai dari para pelaku perjalanan hingga akhirnya menjadi transmisi komunitas.

Indonesia sendiri hingga saat ini belum mendeteksi adanya kemunculan Omicron. Vaksinasi yang telah dilakukan menjadi langkah preventif agar varian baru ini tidak menyerang tubuh.

Meski begitu, banyak muncul pertanyaan apakah vaksinasi lengkap saja sudah cukup untuk mencegah terinfeksi varian ini?

Menjawab hal ini, Staf Pengajar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa Omicron adalah varian penyakit baru, sehingga pengetahuan tentang penyakit ini maupun vaksin masih terbatas. Selain itu, kondisi saat ini tentang Covid-19 ini masih sangat dinamis.

“Melakukan antisipasi suntikan yang ketiga ataupun kemudian menjadi booster, itu adalah salah satu antisipasi, karena ada laporan mengatakan bahwa setelah 6 bulan kekebalan atau proteksi yang kita punyai akibat vaksinasi itu ada kecenderungan proteksinya menurun atau kekebalannya menurun,” jelas Erlina dalam acara ‘Bincang Sehat Minggu Pagi Bersama Iluni FKUI’, Minggu (12/12/2021).

Erlina menambahkan, pada saat terjadi penurunan kekebalan tubuh karena tidak teratasi, kemudian menghasilkan penyebaran kasus varian, maka saat itulah saatnya booster itu berguna atau bermanfaat.

Terkait reaksi vaksin lama terhadap varian Omicron, Erlina menuturkan bahwa kasus terkonfirmasi Omicron pada orang yang sudah divaksin lengkap dengan Pfizer di Israel, Korea, dan Jepang, serta beberapa negara Eropa yang memakai vaksin AstraZeneca, juga masih tetap ditemukan Omicron.

“Tetapi sekali lagi, ada kelebihan pada orang yang divaksin, yaitu walaupun sudah dimasuki oleh virus Omicron dari PCR-nya, ternyata mereka tidak bergejala, kalaupun ada, gejala-gejalanya ringan,” tutur Erlina.

Selain itu, Erlina juga menjelaskan, jika pemerintah Indonesia saat ini tidak bisa menyiapkan vaksin booster karena memang targetnya saat ini diprioritaskan untuk vaksin 1 dan 2, maka protokol kesehatan masih tetap harus kencang dilaksanakan.

“Dan kalau kemudian punya uang setelah 6 bulan, jangan buru-buru baru 2 bulan divaksin yang kedua karena saking takutnya divaksin lagi, itu mubazir jadi minimal tunggu 6 bulan sampai 1 tahun baru dilakukan booster,” pungkas Erlina.

Sumber berita: https://www.cnbcindonesia.com/…/sudah-vaksin-covid-19…