Orang-orang yang Terlarang Lakukan Plester Mulut Saat Tidur
#LiputanMedia
Jakarta, CNN Indonesia — Penyanyi jazz Andien belum lama ini mempopulerkan plester mulut saat tidur. Dalam akun Instagramnya, dia mengaku sudah beberapa bulan mencoba memplester mulut sebagai bagian dari latihan Buteyko breathing. Orang dilatih untuk bernapas hanya melalui hidung.
Ibu dari Anaku Askara Biru ini pun merasakan beragam manfaat termasuk tidur nyenyak dan tidak lagi batuk di malam hari.
Profesor Faisal Yunus, pengajar bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respiratori FKUI mengatakan bernapas memang harus melalui hidung, bukan napas mulut.
“Diusahakan membiasakan bernapas lewat hidung. Kalau dengan hidung, udara akan disaring, diproteksi dari bahan berbahaya,” kata Faisal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/7).
Praktik plester mulut saat tidur baik dipraktikkan tetapi dengan catatan khusus. Faisal tidak menyarankan orang yang sulit bernapas karena penyakit tertentu sebaiknya menunda untuk melakukan aksi plester mulut saat tidur.
1. Influenza, orang yang mengalami influenza biasanya mengalami hidung tersumbat sehingga sebaiknya tidak memplester mulut saat tidur.
2. Polip hidung, polip hidung merupakan kondisi pembentukan jaringan lembut dari saluran pernapasan dan sinus yang mengalami peradangan. Ukuran polip yang besar bisa mengganggu pernapasan. Gejalanya mirip pilek tetapi pilek yang dirasa tak kunjung sembuh.
3. Sinusitis, ini merupakan peradangan pada dinding sinus. Sinus menghasilkan lendir atau mukus yang berguna untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain yang terhirup bersama udara. Gejala sinusitis antara lain hidung tersumbat, nyeri pada wajah, serta pembengkakan pada bagian mata.
4. Rinitis alergi, ini pun dikenal dengan sebutan hay fever. Rinitis adalah tipe inflamasi pada hidung ketika sistem imun bereaksi terhadap alergen di udara. Gejalanya berupa hidung tersumbat, bersin, mata kemerahan, gatal dan berair.
5. Deviasi septum nasal, kondisi ini berupa septum nasal (dinding yang membagi rongga hidung menjadi dua) sampai bergeser dari garis tengah. Akibatnya orang mengalami kesulitan bernapas lewat hidung.
Jika mengalami kondisi-kondisi ini, Faisal menyarankan untuk tidak melakukan plester mulut.
“[Plester mulut] boleh saja, tapi yang belum terbiasa mungkin agak kesulitan. Kecuali orang yang agak susah bernapas lewat hidung sebaiknya enggak dulu,” katanya.
Meski demikian, dia juga mengungkapkan bahwa cara ini termasuk yang cukup ekstrem untuk melatih pernapasan hidung. (els/chs)
Sumber berita: https://www.cnnindonesia.com/…/orang-orang-yang-terlarang-l…