Info FKUIUncategorized

Mengenal Penyakit Hepatitis yang Ada di Indonesia: Hepatitis A, B, C, D dan E

#Liputanmedia

KOMPAS.com- Hepatitis bukanlah penyakit baru yang ada dan menyerang masyarakat Indonesia. Hepatitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada hati atau liver.

Penyebab utama penyakit hepatitis diketahui adalah infeksi virus, yaitu virus hepatotropik (virus yang menyukai atau menyerang organ hati saja) dan non-hepatotropik (virus yang menyerang sistemik dan bisa juga organ hati).

Namun, ada juga kemungkinan hepatitis disebabkan oleh autoimun, bahan kimia, penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, racun dan alkohol.

Divisi Gastrohepatologi Departemen IKA FKUI-RSCM, Muzal Kadim mengatakan, permasalahan hepatitis akut misterius yang saat ini sedang marak terjadi di sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia, tidak bisa dipisahkan dengan bahasan mengenai penyakit hepatitis akut itu sendiri.

Penyakit hepatitis akut ini sudah banyak sekali kasusnya di Indonesia bahkan sebelum hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak mulai mencuri perhatian masyarakat dunia.

“Hepatitis akut misterius ini berkaitan sekali dengan permasalahan hepatitis akut di Indonesia ini sangat besar,” kata Muzal dalam diskusi daring bertajuk #12th Drossi Open Lecture: Mengenal Lebih Jauh Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Jumat (1/7/2022).

“Sebenarnya permasalahan hepatitis akut di Indonesia ini lebih besar ya daripada hepatitis akut misterius itu sendiri,” tambahnya.

Jenis hepatitis di Indonesia sebelum munculnya hepatitis akut misterius, di antaranya Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E. Berikut uraian lebih lengkapnya.

Hepatitis A

Hepatitis A adalah hasil dari infeksi virus hepatitis A (HAV). Jenis hepatitis ini adalah penyakit akut jangka pendek.

“Hepatitis A ini yang paling mendekati hepatitis akut unknown (misterius) sebenarnya, dari penularannya dan gejalanya,” kata Muzal.

Hepatitis A menular lewat mulut. Siklus dasarnya, virus hepatitis A akan menyerang hati melalui makanan atau air yang terkontaminasi virus tersebut.

Makanan atau air terkontaminasi virus dari tinja, dan virus hepatitis A itu pun akan keluar dalam tinja yang dikeluarkan oleh penderita, yang kemudian bisa menjadi sumber penularan baru. “Jadi mekanisme ini mirip dengan hepatitis akut misterius ya. Sangat mirip sekali, yang paling mirip adalah hepatitis A,” ujarnya.

Virus hepatitis A termasuk ke dalam jenis virus hepatotoprik yakni yang hanya menyerang organ hati saja. Fase klinis atau gejala hepatitis A:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual muntah
  • Rasa tidak nyaman pada bagian perut
  • Urine berwarna gelap Kuning

Jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik dan segera, jenis hepatitis A tersebut juga berisiko kematian.

Hepatitis B

Penyakit hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatiti B (HBV). Jenis hepatitis B ini sering berkembang menjadi kondisi kronis yang berkelanjutan.

Disebutkan Muzal, di Indonesia hampir ada 1 juta kematian per tahun akibat penyakit hepatitis B ini. Prevalensi kasus infeksi hepatitis B ini tergolong yang tinggi di dunia.

Adapun, penularannya terjadi karena adanya kontak dengan HPV dalam cairan tubuh seperti darah, cairan vagina atau air mani, dan cairan tubuh lainnya. Jalur penularan virus hepatitis B ini dapat terjadi melalui kontak seksual, berbagi jarum suntik atau alat suntik obat lainnya dan ibu ke bayi saat persalinan.

Tidak semua orang yang baru terinfeksi HBV memiliki gejala, tetapi bagi mereka yang mengalaminya, gejala hepatitis yang dapat terjadi yakni sebagai berikut.

  • Kelelahan
  • Nafsu makan yang buruk
  • Sakit perut
  • Mual
  • Penyakit kuning

Bagi banyak orang, jenis hepatitis B adalah penyakit jangka pendek. Sementara, bagi yang lain, penyakit yang satu ini bisa menjadi infeksi kronis jangka panjang yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, bahkan mengancam jiwa seperti sirosis atau kanker hati.

“Biasanya hepatitis B ini banyak diketahuinya saat sudah lanjut (penyakitnya sudah serius), tapi bisa juga dalam keadaan akut,” kata dia.

“Hepatits B kalau terkena infeksi bisa menjadi hepatitis akut ya,” tambahnya.

Namun, angka kronisitas akibat infeksi hepatitis B ini tergantung dengan usia dan kondisi lain pasien tersebut.

Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Penyakit hepatitis C adalah salah satu infeksi virus yang menular melalui darah dan biasanya muncul sebagai kondisi jangka panjang.

Sementara jalur kontak HCV terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani atau cairan vagina. Muzal mengatakan bahwa hepatitis C termasuk penyakit yang berbahaya tetapi memang jarang ditemukan dalam kondisi akut.

Akan tetapi, 80 persen infeksi hepatitis C ini akan menjadi kronik. Hal ini dianggap mengkhawatirkan mengingat belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini, padahal masa inkubasi penularannya terjadi sekitar 2-24 minggu.

Hepatitis D

Hepatitis D adalah bentuk hepatitis langka yang hanya terjadi bersamaan dengan infeksi hepatitis B. “Ini jarang terjadi, tapi hepatitis D biasanya mendompleng infeksi hepatitis B,” ujarnya.

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV), yang menyebabkan peradangan hati seperti jenis lainnya.

Uniknya, seseorang tidak dapat tertular virus hepatitis D jika orang tersebut tidak terinfeksi hepatitis B. Secara global, HDV mempengaruhi hampir 5 persen orang dengan hepatitis B kronis.

“Tidak ada vaksin khusus untuk hepatitis D ini, tetapi akan otomatis terlindungi setelah mendapatkan vaksin hepatitis B,” jelasnya.

Oleh karena itu, dalam kasus hepatitis akut misterius yang terjadi saat ini, tim pemeriksa hanya akan melihat hasil ada atau tidaknya infeksi hepatitis B, dan saat dinyatakan negatif HBV, maka artinya pasien juga negatif HDV.

Hepatitis E

Hepatitis E adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air yang terpapar virus hepatitis E (HEV). Menurut Muzal, hepatitis E ini mirip dengan hepatitis A, yang biasanya bersifat akut dan bisa sangat berbahaya pada wanita hamil.

Hepatitis E banyak ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk dan biasanya akibat dari menelan kotoran yang mencemari pasokan air minum.

Gejala infeksi hepatitis E ini disebutkan lebih ringan dibandingkan hepatitis A. Namun, sama halnya dengan hepatitis C dan D, belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini.

Cara terbaik untuk mencegah dari risiko infeksi adalah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

sumber berita: https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/05/190300123/mengenal-penyakit-hepatitis-yang-ada-di-indonesia–hepatitis-a-b-c-d-dan-e?page=1