Info FKUIUncategorized

Jangan Lakukan Kebiasaan Buruk Ini jika Ingin Sehat

#LiputanMedia

KOMPAS.com – Kebiasaan-kebiasaan seperti jarang minum air putih, jarang berolahraga, telat makan, dan selalu begadang mungkin terdengar sepele.
Akan tetapi, di balik kebiasaan tersebut terkandung risiko kesehatan yang besar.
Bahkan, bisa mengakibatkan kematian jika kebiasaan tersebut terus menerus dilakukan.
Seperti yang saat ini ramai di media sosial Twitter, satu cuitan dari akun @afrkml yang mengungkapkan kebiasaaan sepele tetapi bisa berakibat fatal, bahkan kematian mendadak.
Twit tersebut sudah disukai lebih dari 61,4 ribu kali dan lebih dari 29 ribu balasan.
Di dalamnya terdapat balasan dari pengguna lain yang menceritakan pengalaman mereka akan dampak dari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut.
Bagaimana ulasannya secara medis?
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam, mengatakan, tubuh harus mendapatkan istirahat yang cukup, asupan air ideal, dan suplai makanan atau nutrisi tepat waktu.
Kebiasaan-kebiasaan seperti jarang minum, telat makan dan selalu begadang tersebut mestinya dapat segera ditinggalkan, agar tidak berdampak kepada kesehatan tubuh.
Jika tidak, kebiasaan-kebiasaan itu bisa membawa akibat yang serius, bahkan sampai kematian di usia muda, jika konsisten dilakukan dari usia muda.
“Prinsipnya sudah ada ketentuan umum. Artinya istirahat musti cukup. Istirahat paling tidak enam jam, tidur enam jam. Tidur pada malam hari. Itu memang anjuran sehatnya seperti itu. Minum, harus cukup, 8-10 gelas per hari tergantung berat badannya. Kemudian makan tak boleh terlambat. Saya rasa bagaimana kita agar kembali sehat, mesti konsisten kembali lagi ke situ. Kalau tidak, bisa cepat meninggal muda itu,” ujar Ari, kepada Kompas.com, Senin (15/2).
Dampak kebiasaan buruk yang fatal
Ari mengungkapkan, kebiasaan kurang minum juga akan berdampak kepada ginjal.
Kekurangan cairan bisa menyebabkan dehidrasi yang efeknya bisa bermacam-macam.
Efek itu mulai dari gangguan usus, otak, dan yang paling utama adalah ginjal. Penyakit ginjal seperti batu ginjal juga dapat terjadi.
Setelah terkena penyakit pada ginjal dan infeksi yang berulang, akhirnya pasien harus melakukan cuci darah.
“Misalkan kurang minum, ginjal terganggu. Dehidrasi dan bisa macam-macam. Ujung-ujungnya ke ginjal juga. Usus juga bisa terganggu. Kalau kurang minum, dehidrasi, bisa collapse. Bisa ke otak juga gangguannya kalau memang pas lagi kurang dehidrasi kan. Tapi kalau yang paling berdampak langsung ginjal. Kalau kurang minum, kencingnya pekat, akhirnya batu ginjal,” kata dia.
Sama halnya dengan kebiasaan suka begadang maupun tidur malam, berakibat pada peningkatan stress dan penurunan daya tahan tubuh.
Daya tahan tubuh ini sangat penting sebagai ketahanan tubuh melawan penyakit. Jika daya tahan tubuh turun, tubuh akan kehilangan ketahanannya.
Orang akan rentan sakit. Bahkan, berisiko terhadap penyakit seperti Covid-19.
“Infeksi berulang, cuci darah. Kalau tidur malam, kurang tidur sama, akhirnya bisa stress sendiri, istirahat kurang cukup jadi daya tahan tubuh turun, kalau daya tahan tubuh turun bisa kena infeksi paru hepatitis termasuk Covid-19, orang-orang yang kurang tidur, berisiko tinggi untuk terkena Covid-19,” kata Ari.
Kematian mendadak
Ari mengatakan, risiko tersebut dapat terjadi jika kebiasaan-kebiasaan buruk itu tak segera ditinggalkan.
Bahkan, ia menyebutkan, risiko fatal sampai pada kematian.
Ia memberi contoh di mana seseorang yang sudah memiliki gangguan, jika selama tiga hari dan tiga malam tidak tidur, bisa berakibat kepada pecahnya pembuluh darah di otak.
“Besar (akibatnya). Ada beberapa kasus tiga hari tiga malam tidak tidur meninggal. Kemudian kalau yang fatal, dia sebenarnya sudah ada gangguan di otak, 3 hari 3 malam tidak tidur, itu pecah pembuluh darah di otak. Kalau dia memang ada gangguan, pembuluh darah otaknya, Kalau melakukan sesuatu hal sampai tiga hari tiga malam tidak tidur. Apalagi tidak tidurnya, meminum obat-obatan kafein memaksa jantung. Bisa gangguan jantung. Bisa juga orang kurang istirahat, kurang tidur, serangan jantung mendadak,” ujar Ari.
Hal buruk itu bisa terjadi dan menimpa siapa saja dengan kebiasaan-kebiasaan yang mestinya ditinggalkan tersebut.
“Yang harusnya, stirahat tapi tak istirahat. Akhirnya yang terganggu daya tahan tubuh. Kalau daya tahan tubuh terganggu, dia akan rentan terhadap beberapa penyakit. Yang kena sering TBC, paru-paru, apalagi temannya ada yang infeksi, dan daya tahan tubuh kurang bisa penyakit paru-paru,” kata Ari.
Gaya hidup sehat
Ari menyarankan agar dapat kembali ke gaya hidup yang lebih sehat. Tidur atau istirahat yang cukup hingga makan dan minum yang bergizi.
Minum, kata dia, minimal harus 8-10 gelas per hari. Makan sebanyak tiga kali sehari sesuai kalori yang cukup.
Cukup dari segi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan konsumsi sayur mayur dan buah-buahan.
Tidur ideal pada waktu malam hari. Hal tersebut akan menghindarkan diri dari risiko kesehatan yang besar.
“Gaya hidup sehat. Tidur cukup, makan minum bergizi, minum cukup dan tak boleh terlambat. 8-10 gelas per hari. Makan tiga kali sehari, yang penting cukup kalorinya. Jam tidur, idealnya tidur malam. Bisa anda mulai jam 10-11 malam. Selama enam jam. Itu sudah bagus. Karena pada saat malam, suasana hening, memang hormon-hormon (aktif) dalam situasi seperti itu. Semua dalam keadaan rest, gelap, membuat tidur jadi lebih optimal,” kata dia.