Dosen UI: Mengenal Glaukoma, Bisa Buat Mata Buta
#LiputanMedia
KOMPAS.com – Glaukoma adalah penyakit mata yang menyerang saraf penglihatan, sehingga dapat menyebabkan kebutaan mata secara permanen.
Glaukoma sering disebut sebagai “si pencuri penglihatan”, karena umumnya glaukoma tidak memiliki gejala.
Sehingga sering kali pasien glaukoma tidak menyadari sedang menderita penyakit tersebut.
Staf pengajar dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM, Astrianda N. Suryono mengatakan, kebutaan pada Glaukoma terjadi secara perlahan.
Mulai dari lapang pandang sisi luar hingga ke tengah sampai akhirnya penglihatan menghilang.
“Glaukoma tidak terdeteksi, karena kerusakannya terjadi dari penglihatan lapang pandang yang di pinggir (perifer) dan berjalan perlahan-lahan semakin ke tengah hingga akhirnya hilang,” ucap dia melansir laman UI, Selasa (20/4/2021).
Jika sudah sangat lanjut, bilang dia, maka akan seperti mengintip dari lubang kunci dan akhirnya bisa sama sekali hilang penglihatannya.
Lanjut dia menyebut, faktor risiko utama penyebab glaukoma adalah karena tekanan bola mata yang tinggi.
Faktor lainnya adalah berusia lebih dari 40 tahun, memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma, memakai kacamata minus (tebal), terdapat riwayat cedera mata, kencing manis, darah tinggi, dan pemakaian obat anti radang steroid dalam jangka panjang.
Tipe penyakit glaukoma
Berdasarkan waktu penyakitnya, glaukoma ada dua tipe, yakni kronis dan akut.
Kronis, bilang dia, terjadi secara perlahan tanpa rasa sakit dan tanpa gejala mata merah.
Sedangkan yang akut terjadi secara mendadak, disertai nyeri, disertai buram penglihatan dan mata merah.
Kalau ditinjau dari segi kelainan anatomisnya, ada yang disebut dengan glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.
Untuk yang sudut terbuka, kata dia, umumnya dapat terjadi kronis dan seringkali tanpa gejala, biasanya tekanan bola mata tidak terlalu ekstrim tinggi.
Jikalau yang sudut tertutup tekanan bola mata akan sangat tinggi, sehingga menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman.
“Tipe ini bisa terjadi akut bisa juga terjadi kronis bisa juga kombinasi dan secara cepat menyebabkan buta mendadak,” jelas dia.
Faktor risiko
Jika sudah ada faktor risiko, tambah dia, sebaiknya secara aktif datang ke dokter mata untuk diskrining.
Hal itu agar glaukoma bisa terdeteksi sejak dini dan pengobatan pun bisa dilakukan untuk memperlambat jalannya penyakit dan mencegah terjadinya kebutaan permanen.
“Target pengobatannya adalah menurunkan tekanan bola mata, sebaik mungkin dengan menggunakan obat-obatan, baik obat tetes atau obat minum, laser glaukoma, operasi bedah glaukoma atau operasi katarak,” pungkas dia.
Sumber berita: https://www.kompas.com/…/dosen-ui-mengenal-glaukoma…