Berjuang Lawan Kanker Paru, Sutopo BNPB Pasien yang Optimis
#LiputanMedia
Jakarta, CNBC Indonesia – Kembali lagi kita kehilangan salah satu tokoh nasional yakni Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Almarhum berjuang dengan kanker paru yang saat terakhir sudah menyebar ke organ lain.
Almarhum divonis pertama kali menderita kanker sejak Desember 2017. Ini artinya Sutopo telah bertahan selama 19 bulan.
Akademisi dan praktisi klinis sekaligus Fakultas Kedokteran UI Dr.Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa kematian yang terjadi memang bisa diprediksi diawal saat kepastian diagnosis pasien ditegakkan. Kendati demikian, karena kecemasan yang tinggi pasien kanker yang sebenarnya masih stadium awal selalu berpikir kematian.
“Pandangan manusia menghadapi kematian memang bermacam-macam. Pengalaman saya sebagai dokter penyakit dalam melihat ada dua hal utama yang ada di pikiran pasien mengenai kematian,” kata dr. Ari Fahrial Syam dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (6/7/2019).
Dia menuturkan bahwa kanker paru memang salah satu penyebab kematian terbesar pada laki-laki. Ada yang berpikir bahwa upaya pencegahan dan pengobatan merupakan upaya untuk mencegah kematian.
Di sisi lain ada yang berpandangan bahwa kematian sudah takdir Tuhan sehingga tidak sungguh-sungguh menjalani pengobatan dan tinggal menunggu saja takdir yang diberikan setelah mengalami kesakitan tersebut.
Namun ini berbeda dengan yang dilakukan Sutopo yang menurutnya adalah pasien yang optimis untuk berjuang melawan kanker.
“Almarhum Pak Sutopo, sempat mengunggah video pada hari Sabtu (15/6/2019) minta doa sebelum menjalani pengobatan kanker parunya di Guangzho. Contoh pasien yang tetap optimis dan semangat untuk berobat walau sudah mengetahui penyakit kankernya sudah stadium 4 karena sudah menyebar ke organ lain. Dokter mungkin juga sudah menyampaikan mengenai prognosis dari penyakitnya,” kata dr. Ari Fahrial Syam dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (7/7/2019).
Perlu diketahui bahwa umur harapan hidup kanker paru stadium 4 sekitar 4,7 % dan kondisi ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasien, umur, jenis kelamin, etnis dan respon terhadap pengobatan.
Dokter bisa memprediksi angka kelangsungan hidup (survival rate) dalam 1 tahun atau 5 tahun. Semakin lanjut sakitnya semakin rendah harapan hidupnya.
Sumber berita: https://www.cnbcindonesia.com/…/berjuang-lawan-kanker-paru-…