Info FKUIUncategorized

Bentengi dari Penyakit Berbahaya, Yuk Lengkapi Imunisasi Anak!

#Liputanmedia

Gara-gara pandemi, banyak orang tua yang waswas mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan. Termasuk, buat mengimunisasi si kecil. Padahal, vaksinasi tetap wajib diberikan. Sesuai jadwal.
DATA Kementerian Kesehatan mengungkap, angka vaksinasi campak-rubela atau MR turun 13 persen pada Januari–Maret 2020. Itu belum termasuk imunisasi lainnya. Padahal, pemberian vaksin adalah wajib. Terutama, untuk anak-anak usia batita.
Menurut Prof Dr dr Hartono Gunardi SpA(K), imunisasi penting untuk membentengi anak dari penyakit berbahaya. Dia mencontohkan, virus penyebab campak Measles morbillivirus dan Varicella-zoster penyebab cacar air. ’’Keduanya menyebar lewat udara dan droplet. Sama-sama punya risiko komplikasi dan kematian. Sama seperti Covid-19, tapi ada penangkalnya,’’ tegasnya.
Dalam webinar dan perilisan gerakan #LengkapiVaksinasiAnak kemarin (27/7), Hartono menyampaikan, penyakit tersebut bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang. Misalnya, pada infeksi rubela berat, anak bisa mengalami diare berkepanjangan. ’’Nutrisi nggak terserap baik, akhirnya muncul malanutrisi,’’ ungkap Ketua Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM itu.
Hartono juga menjelaskan, banyak orang tua yang beranggapan, sekali imunisasi saja cukup. Dengan begitu, booster atau pengulangan imunisasi tidak dilakukan. ’’Sel imun tubuh kita punya memori yang bisa menurun seiring waktu. Nah, agar kekebalan tetap ada, perlu imunisasi booster,’’ lanjutnya. Dia menyatakan, hanya BCG yang diberikan sekali seumur hidup.
Di sisi lain, dr Meta Melvina menambahkan, orang tua tidak perlu khawatir mengantar anak mendapat imunisasi. Sebab, fasilitas layanan kesehatan sudah memberlakukan protokol ketat. ’’Bahkan, ada yang punya layanan (imunisasi) ke rumah dan drive-thru,’’ terang inisiator Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia itu.
Meta menambahkan, orang tua bisa lebih dulu melakukan konsultasi via telepon atau panggilan video sebelum ke dokter. ’’Setelah itu, baru tentukan jadwal, datang tepat waktu. Lebih efisien,’’ paparnya.
Anak-anak, lanjut dia, sebaiknya sudah melengkapi imunisasi dasar sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelum masuk usia sekolah. ’’Jadi, ketika mulai keluar rumah dan bersosialisasi dengan temannya, mereka terlindungi. Orang tua enggak waswas,’’ ucap Meta.
AMAN JALANI IMUNISASI
Terapkan Protokol Kesehatan
Anak serta orang tua (atau pengantar) wajib mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta segera pulang seusai imunisasi.
Ambil Opsi Vaksin Kombinasi
Agar lebih efisien, pilih vaksin pentavalen atau pentabio yang berisi kombinasi beberapa imunisasi sekaligus. Sehingga tidak perlu sering-sering kembali untuk menjalani imunisasi.
Pilih Layanan Kesehatan Terdekat
Bagi yang memiliki bujet terbatas, vaksinasi di pos pelayanan terpadu (posyandu) bisa jadi pilihan. Sebab, semua imunisasi wajib yang digalakkan pemerintah tersedia gratis. Di antaranya, hepatitis B, BCG, polio, DPT-HIB, dan campak.
Cermati Jadwal Imunisasi
Dengan adanya pandemi, fasilitas pelayanan kesehatan biasanya meluangkan hari dan jam khusus untuk imunisasi anak sehat. Ruang pelayanan juga dipisahkan jauh dari ruang perawatan pasien sakit.
FREQUENT Q & A
Bagaimana jika jadwal imunisasi anak terlewati?
Kejar sesuai jadwal. Imunisasi tetap bisa diberikan sesuai yang dibutuhkan. Dalam vaksinasi, tidak ada istilah ’’hangus’’ alias pengulangan dari pertama karena jadwal terlewati.
Berapa lama jeda antarimunisasi?
Tiap vaksin dilakukan dengan jarak dua hingga empat pekan. Untuk vaksin hidup seperti BCG, polio oral, campak, dan rotavirus, jarak minimal satu bulan dengan imunisasi selanjutnya.
Bagaimana jika anak demam setelah vaksin?
Demam setelah imunisasi adalah reaksi wajar. Cukup berikan parasetamol sesuai petunjuk.
Bagaimana cara mengetahui jadwal imunisasi sesuai umur anak?
Jadwal imunisasi tercantum lengkap di Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang dibagikan di puskesmas. Untuk versi digital, ada tabel imunisasi yang termuat di PrimaKu, aplikasi yang diakui IDAI. Cukup berikan centang jika anak sudah melakukan imunisasi, lalu cermati jadwal selanjutnya
Apakah imunisasi halal?
Majelis Ulama Indonesia atau MUI merilis dua fatwa tentang imunisasi pada 2016 dan 2018. Arab Saudi, yang merupakan lokasi Tanah Suci Makkah, mewajibkan vaksinasi untuk anak-anak. Mereka harus ’’lulus’’ alias memenuhi daftar imunisasi sebelum mendaftar sekolah.