Antisipasi Penyakit Pascalibur Panjang
#Liputanmedia
Walau sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tetap berada di rumah, tidak dapat dipungkiri banyak warga masyarakat yang memanfaatkan libur Maulid Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama pada tanggal 28 Oktober sampai 1 November 2020 kemarin dengan melakukan perjalanan ke luar kota atau tempat-tempat wisata. Kondisi tersebut jelas menjadi tantangan tersendiri bagi upaya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
Dekan FKUI yang juga merupakan dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero-hepatologi, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, mengatakan bahwa sebaiknya pada masa pandemi COVID-19 ini kita tetap berada di rumah, namun di sisi lain memang sebagian masyarakat memilih keluar rumah untuk liburan. Tentu kita berharap bahwa libur panjang kali ini tidak menimbulkan peningkatan kasus COVID-19 pasca liburan.
Selain COVID-19, ada beberapa penyakit yang juga perlu diwaspadai pasca melakukan aktivitas wisata di saat libur panjang.
“Terdapat tiga kelompok penyakit yang terjadi di masa liburan ini, yaitu penyakit akibat kelelahan, penyakit kronis yang kambuh, dan penyakit kecelakaan. Tentunya kondisi kelelahan dan kambuhnya penyakit kronis akan meningkatkan risiko untuk terjadinya infeksi COVID-19,” kata Prof. Ari dalam siaran Live Instagram “Apa Kata Dokter” di instagram.com/DokterAri pada Kamis 29 Oktober 2020.
Penyakit akibat kelelahan adalah kelompok penyakit yang paling umum dijumpai pasca liburan. Kelompok penyakit ini biasanya timbul pada seseorang yang melakukan perjalanan lama atau panjang. Kurangnya istirahat saat dalam perjalanan dan konsumsi makanan seadanya rentan menyebabkan daya tahan tubuh menurun.
“Daya tahan tubuh yang menurun membuat mereka mudah mengalami penyakit seperti flu atau infeksi saluran napas atas. Lalu konsumsi makanan seadanya tanpa memerhatikan kebersihan dan keamanan makanan selama di perjalanan membuat mereka rentan mengalami diare. Kondisi kurang istirahat dan kurang bergerak saat dalam perjalanan juga membuat para traveler ini mengalami sakit kepala dan pegal-pegal sesampainya di tempat tujuan,” ucap Prof. Ari.
“Mereka yang berlibur ini biasanya lupa akan rasa lelah karena antusias menikmati tempat liburan. Hal ini membuat kelelahan semakin bertambah sehingga akan memengaruhi daya tahan tubuh seseorang dan membuatnya semakin mudah terkena infeksi, salah satunya infeksi COVID-19,” lanjutnya kemudian.
Prof. Ari juga mengatakan bahwa penyakit kronis umumnya akan kambuh setelah liburan. “Selama liburan masyarakat juga menikmati kuliner yang enak dengan nilai kalori dan lemak tinggi. Hal ini tentu harus menjadi perhatian terutama bagi mereka penderita penyakit darah tinggi, asam urat, kolesterol, dan kencing manis. Mereka tidak boleh lupa untuk mengonsumsi obatnya secara rutin. Penyakit kronis lainnya, seperti sakit maag juga dapat kambuh karena pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan berlemak seperti coklat dan keju berlebihan,” ujar beliau.
Faktor kelelahan juga berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan. Mengantuk saat mengemudi; kondisi kendaraan yang tidak optimal; atau cuaca yang tidak menentu seperti naiknya air laut, tanah longsor, dan banjir bisa menjadi faktor risiko terjadi kecelakaan di jalan raya.
“Antisipasi terhadap berbagai penyakit pasca liburan termasuk infeksi COVID-19 merupakan hal yang harus diperhatikan. Kita harus selalu ingat bahwa di masa pandemi ini bepergian saat liburan dengan berbagai aktivitas dapat membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Masyarakat yang berlibur keluar rumah harus selalu waspada terhadap penyakit seputar liburan lainnya dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit COVID-19 dengan selalu menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian, masyarakat dapat beraktivitas kembali pasca liburan dalam kondisi tubuh yang sehat,” tutup Prof Ari.
(Humas FKUI)
Sumber berita: https://fk.ui.ac.id/…/antisipasi-penyakit-pascalibur…