Info FKUIUncategorized

Sering Dianggap Tabu, Apa Itu Disfungsi Seksual? Ini Penjelasan Ahli

#Liputanmedia

KOMPAS.com- Mendengar kata disfungsi seksual mungkin menjadi hal yang dianggap tabu dan diremehkan untuk dibicarakan.
Berdasarkan survei di Eropa, hanya 50 persen pria yang mengetahui tanda dan gejala disfungsi ereksi, salah satu bentuk disfungsi seksual yang paling umum.
Sementara, disfungsi seksual pada perempuan dapat mencapai 40 persen dari total populasi.
Apa itu disfungsi seksual?
Departemen Medik Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RSCM, Dr dr Nur Rasyid SpU(K) disfungsi seksual merupakan gangguan fisik atau psikologis yang membuat seseorang atau pasangannya kesulitan mencapai kepuasan seksual.
“Hal ini (disfungsi seksual) bisa terjadi pada pria maupun wanita,” kata Nur dalam diskusi daring bertajuk Men’s Health & Couple’s Well being Clinic RSCM Kencana, Selasa (27/10/2020).
Disfungsi seksual pada pria sendiri dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, tetapi memiliki hubungan berbanding lurus dengan penambahan usia.
Fungsi seksual pada dasarnya melibatkan proses yang kompleks yaitu sistem saraf, hormon, dan pembuluh darah.
Maka kelainan pada sistem ini, baik oleh penyakit, obat-obatan, gaya hidup, atau sebab lainnya, dapat mempengaruhi proses ereksi, ejakulasi, dan orgasme.
Diakui Nur, pasien memang seringkali datang dalam kondisi penyakit yang sudah berat karena banyak yang masih tidak mengetahui tanda atau gejalanyanya.
Selain itu, pasien cenderung menganggap permasalah kepuasaan dalam seksualitas itu sepele dan menganggap masalah gangguan seksual tersebut tidak patut diperbincangkan.
“Masalah seksual itu sering dianggap tabu, tapi permasalahan ini harusnya ditangani dengan mutidisiplin,” jelasnya.
Jika pasien datang ke dokter dalam kondisi berat, maka akan berpengaruh signifikan dalam penurunan kualitas hidup akibat kecemasan, rasa malu, rasa bersalah, dan depresi.
“Tidak jarang sebenarnya, masalah seksual menjadi pencetus konflik dengan pasangan hidup, bahkan bisa berujung ke perpisahan rumah tangga,” ucap dia.
Departemen medik Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, Prof Dr dr Tjin Wiguna SpKJ(K) menyampaikan, beberapa penelitian menemukan bahwa disfungsi seksual pria ternyata juga dapat memicu terjadinya masalah atau gangguan jiwa tertentu.
Beberapa masalah kejiwaan yang terkait seperti kecemasan yang menetap, adanya masalah marital yang memicu atau menjadi penyebab disfungsi seksual, depresi, perasaan bersalah, stress, trauma, adiksi pornografi yang memicu timbulnya pornography induced erectile dysfunction.
“Individu dengan disfungsi seksual perlu melakukan konsultasi dengan psikiater agar dapat dikenali secara dini masalah kesehatan jiwa yang mungkin ada, sehingga dapat diberikan tatalaksana yang sesuai,” tuturnya.
Untuk diketahui, secara umum disfungsi seksual pria dapat dibagi menjadi beberapa tipe seperti berikut.
1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi (DE) merupakan kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.
Prevalensi penderita DE pada populasi berusia 20-80 tahun di Indonesia terbilang cukup tinggi, yaitu sekitar 35,6 persen dengan angka kejadian yang meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Ejakulasi dini
Seperti diketahui, ejakulasi dini yaitu waktu mencapai organisme yang terlalu cepat.
3. Ejakulasi terlambat
Berlawanan dengan ejakulasi dini, ejakaluasi terlambat adalah waktu mencapai orgasme yang terlalu lambat atau tidak sama sekali.
4. Libido atau gairah rendah
Gangguan disfungsi seksual lainnya yaitu libido atau gairah yang rendah, dan ini mengindikasikan penurunan minat terhadap hubungan seksual.