Info FKUI

Kenalilah Tanda-tanda Kanker Sejak Dini, Ini Cara Membedakan Batuk Biasa & Batuk Akibat Kanker Paru]

#LiputanMedia

TRIBUNMANADO.CO.ID – Kasus kanker paru sendiri berada di peringkat pertama dalam kasus kematian akibat kanker.
 
Contohnya yaitu Kanker yang dialami oleh Almarhum Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker paru-paru.
 
Sutopo mengembuskan napas terakhirnya di Guangzhou, Cina.
 
Sebelumnya melalui akun instagram pribadinya, Sutopo sempat berpamitan pada seluruh warga Indonesia mengenai keberangkatannya ke Negeri Tirai Bambu itu untuk mendapat perawatan yang lebih maksimal.
 
Setelah sekitar tiga minggu menjalani perawatan untuk kanker paru-paru di Guangzhou, Sutopo meninggal dunia, kabar ini tentunya membawa duka bagi masyarakat Indonesia.
 
Kanker ini biasanya memiliki gejala awal seperti batuk, sesak napas, dan lain sebagainya.
 
Sering kali, gejala ini begitu mirip dengan penyakit pernapasan lain.
 
Akibatnya, banyak orang mengabaikannya hingga akhirnya baru mengetahui mengidap kanker paru setelah stadium lanjut.
 
Namun, bagaimana cara membedakan batuk akibat kanker paru dengan penyakit pernapasan lain?
 
Menurut dr Elisna Syahruddin, SpP(K), PhD dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Respiratori, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tidak ada perbedaan batuk kanker paru dengan batuk lain.
 
“Semuanya (batuk) sama saja,” ungkap Elisna saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/10/2018).
 
Meski begitu, dia mengungkap ada beberapa faktor risiko seseorang mengidap kanker paru.
 
Faktor risiko tersebut di antaranya, lingkungan tempat tinggal, riwayat kesehatan, kebiasaan merokok, usia, juga tingkat polusi udara tempat tinggal.
 
“Jadi kalau dia sudah berusia di atas 40 tahun, kemudian punya kebiasaan merokok, mungkin saja mengidap kanker paru,” imbuhnya.
 
Selain batuk yang tak kunjung sembuh, gejala kanker paru yang lain yang perlu diwaspadai adalah adanya darah dalam dahak, kesulitan bernapas, nyeri di dada, dan suara serak.
 
Gejala-gejala ini, menurut Elisna, mirip seperti gejala sakit pernapasan pada umumnya.
 
Elisna juga mengingatkan bahwa kanker paru adalah jenis kanker yang ‘spesial’.
 
Berbeda dengan kanker payudara dan kanker serviks yang sudah ada alat pendeteksinya, skrining kanker paru terbilang masih sulit.
 
Untuk itu, Elisna menganjurkan untuk rutin melakukan cek kesehatan, terutama untuk orang yang memiliki banyak faktor risiko.
 
“Juga lakukan pengendalian faktor risikonya,” pesan Elisna.
 
World Cancer Research Fund mencatat, setidaknya 1,59 juta orang meninggal akibat kanker paru.
 
Terlebih lagi, hanya sekitar 240.000 atau 15 persen di antaranya sintas.
 
“Kalau ada 10 orang yang didiagnosis mengidap kanker paru, delapan orang meninggal pada tahun itu juga,” kata Elisna dalam sebuah kesempatan wawancara kepada Kompas.com.
 
“Itulah kenapa kanker paru disebut kanker yang mematikan.”
 
“Karena umumnya di seluruh dunia, kanker paru ketemunya sudah stadium lanjut jadi tidak bisa dilaksanakan terapi secara maksimal,” tegasnya.
 
8 Kebiasaan yang Bisa Picu Kanker Paru
 
Kanker selama ini masih menjadi momok di dunia kesehatan.
 
Hal ini dikarenakan tanda-tanda kanker tidak terlihat.
 
Obat kanker pun secara spesifik belum ditemukan.
 
Termasuk juga kanker paru-paru yang menjadi satu dari beberapa jenis kanker yang sering sulit terdeteksi.
 
Dikutip dari Kompas.com, kanker paru-paru menjadi salah satu kanker yang paling sering diderita banyak orang.
 
Bahkan pada tahun 2015 silam, sudah terdapat 1,7 juta orang yang menderita kanker paru-paru.
 
Sayangnya, kanker ini sering terlambat diketahui oleh penderitanya.
 
Melansir dari kompas.com, para penderita umumnya mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit ini setelah stadium 4.
 
Oleh karena itu, penting untuk menyadari sejak dini faktor risiko kanker paru-paru.
 
Lalu apa saja ciri orang yang rentan terkena kanker ini?
 
Berikut hasil rangkuman Tribunamando.co.id dari Grid.ID.
 
1. Sering merokok
 
Kebiasaan merokok masih menjadi faktor utama seseorang terkena kanker paru-paru.
 
Tercatat sekitar 80% kematian akibat kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok ini.
 
Tak hanya perokok aktif saja yang berisiko.
 
Mereka yang merupakan perokok pasif juga berisiko menderita penyakit kanker paru-paru ini.
 
Bahkan sebanyak 7000 kematian akibat kanker paru-paru terjadi pada perokok pasif yang menghirup asap dari para perokok aktif.
 
2. Sering terpapar radium dan asbes
 
Kedua bahan kimia ini ternyata juga berbahaya dan bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
 
Dikutip dari cancer.org, radium merupakan bahan kimia yang tak berbau, tidak berasa dan tidak terlihat.
 
Radium berbahaya saat terkonsentrasi di satu ruangan, terutama di rumah atau bangunan yang memiliki basement atau ruang bawah tanah.
 
Lalu bagaimana dengan asbes?
 
Asbes biasanya ditemukan di pabrik-pabrik industri tekstil, pertambangan dan galangan kapal.
 
Bahan kimia ini bisa menyebabkan orang berisiko terkena mesothelioma, tipe kanker yang muncul di pleura, salah satu bagian paru-paru.
 
3. Terpapar bahan karsinogen
 
Selain asbes dan radium, bahan karsinogen juga bisa meningkatkan risiko kita terkena kanker paru-paru.
 
Sebut saja uranium, arsenik, berilium, silika, vinyl klorid, nikel dan kromium serta arang dan tempat pembuangan asap diesel.
 
Jadi hati-hati ya jika kalian harus berinteraksi terus menerus dengan bahan-bahan ini.
 
4. Sering terpapar polusi udara yang kotor
 
Risiko kanker paru-paru bisa meningkat apabila kita sering menghirup udara kotor seperti di jalanan.
 
Dikutip dari Cancer.org, peneliti menemukan bahwa polusi udara menyebabkan 5% kematian dalam kasus kanker paru-paru.
 
5. Meminum air yang mengandung arsenik
 
Seperti yang sudah disebutkan di atas, arsenik menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita kanker paru-paru.
 
Bahan kimia ini ternyata bisa juga ditemukan di air minum yang tidak bersih.
 
Oleh karena itulah, kita harus berhati-hati saat akan mengonsumsi air ya.
 
6. Pernah menjalani terapi radiasi
 
Orang yang pernah menjalani terapi radiasi terutama di bagian dada lebih mungkin terkena penyakit kanker paru-paru ini.
 
Sebagai contohnya ialah wanita yang pernah diterapi setelah proses masektomi akibat kanker payudara.
 
7. Memiliki keturunan kanker paru-paru dari keluarga
 
Mereka yang memiliki anggota keluarga yang pernah menderita jenis kanker ini sebaiknya waspada.
 
Meskipun berisiko kecil, namun mereka yang punya anggota keluarga yang pernah menderita kanker paru-paru ternyata dapat terkena penyakit yang sama.
 
8. Mengonsumsi suplemen diet
 
Tak selamanya baik, diet juga bisa menyebabkan kanker paru-paru.
 
Diet yang dimaksud di sini adalah diet dengan mengonsumsi suplemen dan vitamin tertentu.
 
Sebagai contohnya, studi menunjukkan bahwa risiko kanker paru-paru meningkat pada perokok yang mengonsumsi suplemen beta-karoten.