Cara Deteksi Dini Hipertensi Sebelum Pembuluh Darah Pecah
#LiputanMedia
Okezone Health – HIPERTENSI terjadi ketika kondisi tekanan darah terlalu tinggi. Lantas, apakah deteksi dini hipertensi bisa dilakukan?
Menurut keterangan Ahli Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari Fahrial Syam, tekanan darah hanya bisa terbaca lewat cek tekanan darah.
“Bila seseorang ingin tahu tekanan darahnya tinggi atau tidak, maka yang bisa dilakukan hanya dengan cek tekanan darah,” kata Prof Ari saat dihubungi MNC Portal, beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga disampaikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laman resminya. Dijelaskan bahwa satu-satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan meminta petugas kesehatan mengukur tekanan darah.
“Meskipun masyarakat kini dapat mengukur tekanan darah sendiri menggunakan perangkat otomatis, evaluasi oleh profesional kesehatan penting untuk penilaian risiko dan kondisi terkait,” ungkap WHO.
Apakah ada tanda klinis spesifik yang bisa terlihat pada orang dengan tekanan darah tinggi? Prof Ari menjawab, “Tidak ada tanda klinis yang spesifik.”
Meski begitu, WHO mengungkapkan, seseorang bisa dikatakan punya risiko hipertensi jika saat cek tekanan darah (tes tensi), hasilnya menunjukkan angka lebih dari 140 mmHg per lebih dari 90 mmHg.
Selain itu, faktor risiko hipertensi juga besar kemungkinannya pada mereka yang konsumsi tinggi garam, pola makan tinggi lemak dan lemak trans, serta asupan sayur dan buah yang rendah.
Kemudian, orang yang kurang beraktivitas fisik, merokok dan minum alkohol, serta obesitas pun memiliki faktor risiko tinggi terkena hipertensi. Itu semua bisa diubah dengan pola hidup yang lebih sehat.
“Ada faktor risiko hipertensi yang tak bisa diubah yaitu riwayat keluarga hipertensi, usia di atas 65 tahun, dan seseorang yang punya penyakit penyerta seperti diabetes dan penyakit ginjal,” ungkap WHO.
Sumber berita: https://health.okezone.com/read/2023/03/10/483/2779017/cara-deteksi-dini-hipertensi-sebelum-pembuluh-darah-pecah