Info FKUIUncategorized

Stunting, Apa Hubungannya dengan Kecerdasan Anak?

#Liputanmedia

KOMPAS.com – Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Kondisi ini dianggap serius karena penderita stunting, tak hanya mengalami gagal tumbuh, tetapi juga terpengaruh kecerdasannya.

Hal itu menyebabkan anak-ank stunting punya daya tahan tubuh yang buruk sekaligus IQ yang rendah.

Perlu diketahui, stunting umumnya terjadi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yakni mulai dari masa anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Kekurangan gizi dalam jangka waktu lama inilah yang akhirnya mengganggu kecerdasan penderitanya.

Seperti Generasi bersih dan sehat (Genbest) ketahui, anak yang sedang berada pada masa emas pertumbuhan memiliki otak yang dapat berkembang pesat.

Berbeda dengan anak yang stunting. Mereka mengalami kekurangan gizi pada masa ini dan membuat asupan energi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak tidak cukup sehingga berpengaruh pada kecerdasan penderitanya.

Menurut penelitian Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpAK, anak yang mengalami gizi buruk di bawah usia satu tahun, 25 persen dari mereka berisiko memiliki tingkat kecerdasan di bawah 70, dan 40 persen lainnya berisiko memiliki IQ antara 71-90.

Dengan tingkat IQ tersebut, kemampuan akademis anak akan terganggu. Ketidakmampuan pada otak ini, lanjur dr Damayanti, disebabkan pola makan yang salah, yakni tidak mengandung lemak, karbohidrat dan protein hewani.

Pencegahan stunting untuk meningkatkan IQ anak

Lalu, bagaimana cara untuk mencegah anak stunting memiliki IQ yang rendah? Sayangnya, sulit sekali memperbaiki dampak anak yang sudah menderita stunting.

Begitu juga untuk meningkatkan IQ-nya. Maka, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah mencegah kejadian stunting dengan memastikan terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak.

Dokter Damayanti juga mengingatkan orangtua untuk mencukupi nutrisi anak hingga usia dua tahun karena dampak yang irreversible atau tidak bisa diubah lagi.

Penjelasan lebih lanjut dikatakan oleh konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ia menjelaskan, nutrisi otak anak yang dibutuhkan hingga usia dua tahun adalah lemak, karbohidrat dan protein hewani.

Protein hewani, lanjutnya, mengandung asam amino esensial yang lengkap, lebih efektif dicerna dalam tubuh, dan berperan mencegah hambatan pertumbuhan.

Menurut pakar penyakit nutrisi dan metabolik anak ini, dari beragam protein hewani seperti telur, ikan, susu, ayam, dan daging, protein yang memiliki efek paling bagus untuk otak dan tinggi badan adalah susu. Sayangnya, konsumsi susu di Indonesia masih rendah.

Selain pemenuhan gizi anak, langkah pencegahan stunting lainnya adalah dengan melakukan pemantauan tumbuh kembang anak pada fasilitas kesehatan yang dilakukan secara berkala.

Pemantauan tersebut dapat membantu orangtua mengetahui status gizi anak dari pengukuran tinggi badan, berat badan, dan ukuran lingkar kepala yang rutin dilakukan.

Dari situ, anak yang berpotensi terkena gizi buruk dapat dideteksi dini, sehingga lebih mungkin untuk diatasi dan tidak merembet hingga ke masalah stunting dan penurunan IQ saat ia dewasa.

Itulah informasi seputar stunting pada anak. Artikel terkait hal ini dapat Genbest cari lewat genbest.id.

Sumber berita: https://lifestyle.kompas.com/…/stunting-apa-hubungannya…