Psoriasis, salah satu penyakit autoimun, adalah penyakit tidak menular dengan 2% populasi di seluruh dunia. Perlu diedukasi bahwa psoriasis lebih dari sekadar penyakit kulit, karena psoriasis adalah penyakit radang kronis yang dapat mempengaruhi persendian (psoriasis arthritis) dan terkait dengan komorbiditas lain seperti kardio-metabolik, gastrointestinal, gangguan psikiatri, dan organ lain. Dampak penyakit tidak hanya pada penampilan pasien, tetapi kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Hari psoriasis sedunia diperingati setiap tanggal 29 Oktober.
Dalam rangka memperingati WPD tahun ini, Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) berkerjasama dengan Departemen Dermatologi dan Venereologi (DV) FKUI-RSCM dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Jakarta mengadakan acara Bakti Sosial Edukasi dan Seminar Awam Psoriasis pada hari Minggu, tanggal 3 November 2019 di Area Car Free Day, Jalan Jendral Sudirman dan Hotel All Seasons, Jakarta. Rangkaian acara pertama yaitu bakti sosial yang dilaksanakan di area Car Free Day, dihadiri oleh 103 Dokter Spesialis DV dan PPDS DV FKUI-RSCM, penyuluh memberikan informasi mengenai mengenai psoriasis kepada pengunjung Car Free Day Jalan Jendral Sudirman.
Acara kedua yaitu Seminar awam psoriasis di Hotel All Seasons, Thamrin. Topik yang dipresentasikan oleh 5 pembicara dalam seminar ini mengenai tanda dan gejala, komplikasi, komorbiditas, terapi, perawatan kulit, diet, dan modifikasi gaya hidup pada penderita Psoriasis. Peserta yang hadir dalam seminar awam ini sebanyak 80 orang, terdiri dari penderita psoriasis dan pendamping. Semua peserta sangat antusias dan aktif ketika pembicara menjelaskan tentang bagaimana hidup dengan psoriasis dan mencapai kualitas hidup yang optimal. Manajemen psoriasis membutuhkan komunikasi dan hubungan yang baik antara pasien, penyedia layanan kesehatan, dan pemerintah untuk mendapatkan akses terapi. Diperlukan kesadaran dan kontribusi dari semua pihak untuk mencapai tujuan ini.