Studi Baru: Garam Rumput Laut Bisa Jadi Alternatif Cegah Hipertensi
#Liputanmedia
KOMPAS.com- Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat tergantung dengan konsumsi garam yang tinggi.
Penelitian Dietaru Approaches to Stop Hypertension (DASH)-Sodium menunjukkan adanya penurunan tekanan darah secara sistolik dan diastolik pada minggu kedua, serta bertahan sampai enam minggu seiring dengan adanya penurunan asupan garam (NaCl).
Rekomendasi pengurangan asupan natrium (Na) 2.000-2.300 mg atau asupan garam dibatasi 5-6 gram per hari dapat berpengaruh besar terhadap penurunan tekanan darah.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan, hipertensi merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang menjadi penyebab kematian nomor tiga.
Berikutnya, data Riskesdas 2013 dan Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi meningkat pada orang dewasa di Indonesia dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Riskesdas 2007 dan 2013 menyebutkan, penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun mengonsumsi garam harian cukup tinggi setiap harinya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, dokter spesialis gizi, dr Lindarsih Notowidjojo M.Nutr SC dalam ujian terbuka promosi doktor program doktor ilmu gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) akhirnya melakukan sebuah penelitian terkait garam rumput laut.
Disadari Lindarsih bahwa di Indonesia sendiri dalam usaha untuk mengurangi asupan garam tersebut, memiliki kendala utama berupa produk pengganti garam dengan kandungan Na rendah sangatlah terbatas.
Lindarsih mencoba untuk melihat alternatif seperti yang ada di Inggris, rumput laut cokelat sudah diteliti sebagai pengganti garam rendah Na.
Akan tetapi, belum ada penelitian rumput laut merah, Eucheuma cottonii yang banyak tumbuh di Indonesia sebagai pengganti garam.
Untuk diketahui, peran garam rumput laut (GRL) dalam pengaturan tekanan darah diduga melalui beberapa mekanisme, di antaranya sebagai berikut.
– Memiliki kandungan Na rendah, umumnya sekitar 2 persen Adanya aktivitas seperti ACE-I
– Memiliki kandungan K sekitar 5-6 persen
– Memiliki kandungan serat yang presentase lebih besar daripada serat larut air
– Adanya antioksidan yang tinggi
– Terkandung asam lemak (asam eikosapentanoat dan asam arakidonat)
– Rumput laut umumnya mengandung mineral lebih dari 36 persen berat kering dengan kandungan Iodium (I), kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
– Mengandung beberapa vitami seperti B1, C dan E
– Juga mengandung karoten yang memiliki aktivitas antioksidan
Dalam sebuah studi pada tahun 2006, Cha dkk berhasil mengekstrak senyawa yang mempunyai aktivitas seperti penghambat ACE atau angiotensin converting enzyme (ACE-I) dari rumput laut merah.
Berdasarkan banyaknya kandungan yang bermanfaat dari GRL ini, Lindarwati kemudian melakukan penelitian lebih lanjut terkait efeknya terhadap tekanan darah pada subjek hipertensi esensial derajat 1.
“Hasilnya GRL aman, rendah Na, tinggi K, dapat digunakan sebagai alternatif garam, karena rasa asin cukup mirip garam biasa,” kata Lindarwati, Selasa (25/8/2020).
Adapun, penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih besar terjadi pada subjek hipertensi esensial derajat 1 yang diberi diet GRL dibandingkan subyek yang diberi diet garam biasa (GB).