PSBB DKI Baru Terasa Dampaknya setelah Dua Pekan
#Liputanmedia
JawaPos.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total pada 14 September mendatang. Semua tempat hiburan, wisata, dan pusat perbelanjaan harus ditutup. Itu semua dilakukan karena kapasitas rumah sakit semakin tak memadai.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menegaskan akan lebih efektif jika rem darurat dilakukan tak hanya di Jakarta. Maka tak cukup hanya di Jakarta, tetapi juga daerah penyangga, yakni Bodetabek. Bahkan jika perlu, warga Jakarta jika ingin ke luar masuk pun harus diperketat.
“Saat jam malam di Depok yang harus dikejar sekarang, semua PSBB harus diperketat semua. Kalau memang mau sungguh-sungguh, ke luar masuk Jakarta harus dijaga benar. Harus ada surat dan sebaliknya,” tegasnya kepada JawaPos.com.
Dia mencontohkan restoran harus melayani pesan antar atau hanya boleh dibawa pulang (take away). Tak boleh makan di tempat. Masjid harus ditutup seluruhnya. Pusat perbelanjaan juga demikian.
“Salat Jumat enggak ada lagi di masjid. Kerja, ibadah dan belajar kembali dari rumah kecuali 11 bidang yang penting. Mal harus ditutup semua, hanya boleh tempat menjual makanan dan dibawa pulang,” tegasnya.
“Tapi bagus juga ini baru berlaku 14 September, jadi orang bisa siap-siap,” tambahnya.
Jika benar-benar serius dilaksanakan, menurutnya efeknya akan terasa setelah 2 pekan. Masa inkubasi virus berlangsung selama 2 pekan. PSBB total akan mengurangi beban tenaga medis dan kapasitas rumah sakit.
“Efeknya 1-2 minggu akan kelihatan. Ini kan kasus di Jakarta juga meningkat kelihatan karena 1-2 minggu kemarin setelah libir panjang,” jelasnya.
Dia membenarkan bahwa tenaga medis menyambut baik keputusan ini agar lebih bisa bernapas di tengah kapasitas ICU yang semakin menipis. Jika dibiarkan, lanjutnya, maka tak hanya ICU dan ruang perawatan yang menipis, tetapi persediaan obat juga akan menipis.
“Kan riset FKUI mengatakan 83 persen tenaga medis kelelahan. Kalau Ini dipaksakan dokter sudah lelah semua.
Kalau ini tak dijaga jumlah kasusnya maka persediaan obat antivirus pasien Covid-19 juga akan makin menipis,” tutupnya.
Sumber berita: https://www.jawapos.com/…/psbb-dki-baru-terasa-dampaknya-s…/