Nila Moeloek: Pandemi Jadi Peluang untuk Inovasi Kesehatan di Indonesia
#Liputanmedia
Suara.com – Menteri Kesehatan (Menkes) RI periode 2014-2019 Nila Moeloek ikut mengemukakan keresahannya terhadap kondisi kesehatan masyarakat Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Ia mengatakan di bidang industri farmasi, pandemi ini bisa jadi cambukan untuk berinovasi memanfaatkan peluang lebih menggenjot lagi produksi obat, alat kesehatan, dan pengembangan penelitian.
“Kita mengetahui dengan era Covid-19 ini, satu cambukan atau peluang untuk inovasi kesehatan,” ujar Nila dalam diskusi Webinar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Kamis (30/7/2020).
Mantan Menkes yang terkenal dengan program Germas (gerakan masyarakat sehat) itu melihat kini negara seolah mau tidak mau harus mendorong penelitian, dengan memberikan keleluasaan sepenuhnya bagi para peneliti di bidang kesehatan.
Mengingat bukan hanya Indonesia yang dikagetkan dengan pandemi, tapi hampir semua negara di dunia merasakannya. Khususnya sejak awal Desember 2019 saat Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
“Kalau nggak ada Covid-19 FKUI nggak ada dana riset,” celetuk Nila.
Tidak sedikit masyarakat yang masih panik dan takut terhadap ancaman Covid-19 di semua aspek sendi kehidupan. Itulah mengapa kata dia, kini saatnya negara memperkuat sarana dan prasarana di bidang kesehatan.
“Dan saya sangat setuju kita memang harus berpikir secara kolaboratif berpikir secara holistik,” katanya.
Kolaboratif ini termasuk juga melibatkan masyarakat. Perempuan yang juga sebagai pakar di bidang kedokteran gigi ini kemudian membandingkan dengan para era krisis ekonomi 1998, saat peralihan dari orde baru ke reformasi.
Saat itu kata Nila, betapa sulitnya meredam nilai tukar dollar yang melonjak naik. Bahkan dibanding dengan saat ini, dulu perusahaan farmasi tidak bisa memproduksi obat, mengingat bahan baku obat berasal dari impor dan semua harganya terlampau mahal.
“Akhirnya di sini meminta bantuan, kita mengemis. Alhamdulillah pada waktu itu almarhum bapak BJ. Habibie (Presiden RI ke-3) bisa mendapatkan bantuan dari India dari China sehingga kita bisa menguasai untuk membuat obat-obatan,” ceritanya.
Kemudian Kemenkes RI di bawah era kepemimpinan Nila Moeloek 2014-2019, kini bahan baku obat lokal sudah lebih dari 5 persen berasal dari dalam negeri. Meski bukan angka yang besar, namun ini sebuah pencapaian besar dalam 5 tahun kaq
epemimpinannya.
“Pada waktu itu saya memotivasi reformasi nasional bisa memproduksi bahan baku obat secara mandiri atau kalau tidak bisa dengan kerjasama. Kita tidak ingin jatuh ke dalam jurang kematian, kita butuh strategi dalam hal ini,” tutup Nila.
“Akhirnya di sini meminta bantuan, kita mengemis. Alhamdulillah pada waktu itu almarhum bapak BJ. Habibie (Presiden RI ke-3) bisa mendapatkan bantuan dari India dari China sehingga kita bisa menguasai untuk membuat obat-obatan,” ceritanya.
Kemudian Kemenkes RI di bawah era kepemimpinan Nila Moeloek 2014-2019, kini bahan baku obat lokal sudah lebih dari 5 persen berasal dari dalam negeri. Meski bukan angka yang besar, namun ini sebuah pencapaian besar dalam 5 tahun kepemimpinannya.
“Pada waktu itu saya memotivasi reformasi nasional bisa memproduksi bahan baku obat secara mandiri atau kalau tidak bisa dengan kerjasama. Kita tidak ingin jatuh ke dalam jurang kematian, kita butuh strategi dalam hal ini,” tutup Nila.