Uncategorized

Kenali Virus Nipah: Menular dari Kelelawar dan Babi, Mungkinkah jadi Pemicu Pandemi?

#LiputanMedia

Virus Nipah menjadi perbincangan setelah dua warga India di Kerala dikabarkan meninggal akibat penyakit ini.

Virus ini bersifat menular yang penyebarannya bermula dari hewan seperti kalelawar dan babi. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini bisa menular antar sesama manusia, lantas apakah virus ini dapat jadi pemicu pandemi?

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI sekaligus mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menegaskan jika tak menutup kemungkinan virus yang bersifat zoonosis ini bisa mengakibatkan pandemi.

Namun, perlu digaris bawahi kata Tjandra, masyarakat diharapkan tidak terlalu berpikir terlalu jauh ke sana. Mengingat, virus yang sejauh ini menyebabkan pandemi bisa dikategorikan sedikit.

“Penyakit yang muncul dari waktu ke waktu itu ada banyak, tapi yang jadi pandemi dan yang jadi polemik hanya sedikit. Ya jadi kalau ada penyakit baru yang muncul nyari sesuatu ada tapi jangan pula selalu mengkaitkan bahwa penyakit ini pasti akan menjadi pandemi justru itu yang perlu diamati bagaimana penyebarannya supaya jangan sampai terjadi pandemi,” kata sosok yang bergelar Profesor itu kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Seperti yang telah disinggung, Tjandra mengatakan virus Nipah merupakan penyakit yang bersifat zoonosis. Artinya virus ini penyebaran utamanya berasal dari hewan.

“Kemarin COVID-19 pada awalnya pernah disebut berhubungan dengan trenggiling walau tidak begitu terbukti. Virus Nipah memang lebih jelas buktinya. Memang terjadi pada babi, kemudian menyebar ke tempat lain dan ditemukan pula pada berbagai jenis kelelawar tertentu,” paparnya.

Virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi, dan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi.

Virus Nipah kata Tjandra penyebarannya juga hampir mirip dengan virus Middle East respiratory syndrome (MERS). Infeksi virus ini terhadap manusia diketemukan pertama kali di Saudi Arabia pada tahun 2012.

Menurut penelitian diduga bahwa unta merupakan inang utama virus ini. 

“Seperti penyakit yang ada di Arab Saudi yang namanya Mers, itu juga sama. Itu dari unta menular ke manusia kemudian pada sebagian kecil kasus ada penularan sesama manusia walaupun tidsk luas seperti flu burung yang lalu,” ucap Tjandra.

Virus nipah dari Malaysia

Virus ini kali pertama ditemukan di sebuah Kampung bernama Sungai Nipah di Malaysia. Bermula saat kampung tersebut beternak babi lalu dikirim ke negara tetangga Singapura.

“Kemudian sejak 1988 itu mulai menyebar ke beberapa tempat. Lalu di India beberapa kali ada outbreak Nipah termasuk yang sekarang terjadi di bagian selatan India di Kerala,” ujarnya. 

Daerah yang cukup banyak ditemui kasus nipah juga meliputi beberapa negara tetangga India, salah satunya Bangladesh. Namun, Tjandra tak menyebutkan secara rinci angka kasus di negara tersebut.

Belum ada kasus di Indonesia

Beruntung, kata Tjandra, virus mematikan ini belum ditemui di Indonesia meski dia menyebutkan saat ini ada sekitar ratusan kasus di dunia. Namun, hal ini sepatutnya menjadi perhatian banyak pihak agar, virus Nipah tak merajalela layaknya COVID-19.

“Sejauh ini belum pernah ada kasus Nipah di Indonesia sejauh ini Malaysia, Singapur kemudian dia pergi ke India dan tentunya tidak bisa 100 persen dijawab,” kata Tjandra.

Sumber berita: https://www.inilah.com/kenali-virus-nipah-menular-dari-kelelawar-dan-babi-mungkinkah-jadi-pemicu-pandemi