Guru Besar UI Peneliti Dengue Dapat Penghargaan dari Menkes
GURU Besar dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, (Alm) Prof Dr dr Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo, SpA(K) menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI sebagai “Pelopor Penelitian Infeksi Virus Dengue di Indonesia”.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Djuwita F Moeloek, kepada istri almarhum, Ida Farida Buntarman yang didampingi putri almarhum, Rini Sekartini, Sabtu (13/7), di Aula IMERI FKUI, Kampus UI Salemba.
Sumarmo lahir di Cianjur pada 20 Mei 1937. Ia merupakan putra dari Poorwo Soedarmo, pakar gizi dari FKUI yang terkenal sebagai pencetus slogan gizi ‘4 Sehat 5 Sempurna`.
Sumarmo mengawali pendidikannya di sebuah sekolah rakyat di Serang, Banten dan kemudian meneruskan pendidikannya di Jakarta dan Bogor hingga akhirnya lulus dari FKUI pada 1961.
Awal karier beliau dihabiskan sebagai dokter di Departemen Kesehatan RI yang ditugaskan di Kepulauan Seribu. Kemudian, beliau berdinas sebagai dokter di Angkatan Darat pada 1962-1968.
Selanjutnya, beliau mempelajari, mengamalkan, mengajar, serta mengembangkan ilmu kesehatan anak di FKUI sejak 1969 dengan mengikuti program pendidikan dokter spesialis ilmu kesehatan anak dan lulus pada tahun 1972.
Sumarmo kemudian menyelesaikan pendidikan doktornya pada 1983, pendidikan spesialis anak konsultan penyakit infeksi dan penyakit tropis pada 1987, hingga dikukuhkan sebagai Guru Besar Madya Ilmu Kesehatan Anak pada 1990 dan Guru Besar Ilmu Infeksi Tropis FKUI pada 1996.
Selama kariernya, Sumarmo juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Subbagian Imunologi (1973-1978) dan Kepala Subbagian Penyakit Tropis (1979-1989).
Sumarmo telah banyak menuliskan karya ilmiah yang terdiri dari 123 karya ilmiah sebagai penulis utama dan 65 karya ilmiah sebagai penulis pembantu.
Selain itu, beliau juga telah menerbitkan 10 buku ilmiah baik di dalam maupun luar negeri.
Kiprah Sumarmo sebagai pelopor penelitian infeksi virus dengue di Indonesia diawali saat dilaporkannya kasus demam berdarah dengue (DBD) pertama kali di Surabaya dan Jakarta pada 1968-1969.
Sejak saat itu, perhatian terhadap kejadian infeksi dengue di Indonesia meningkat. Ketertarikan dan perhatian Sumarmo sangat besar pada diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue.
Beliau telah banyak melakukan penelitian dan membuat naskah ilmiah terkait infeksi dengue yang menjadi prioritas dalam penatalaksanaan infeksi DBD saat itu.
Sejak saat itu, Sumarmo bekerja keras dalam melakukan berbagai penelitian klinis tentang virus Dengue.
Penelitian sepuluh tahun pertama Sumarmo dilakukan sepanjang 1970-1980. Tujuan utama penelitian ditujukan pada pengumpulan data burden of disease, termasuk data klinis, diagnosis, kematian, kelompok umur yang terkena, laboratorium, dan serologis.
Selanjutnya, penelitian sepuluh tahun kedua yaitu sepanjang 1981-1992, Sumarmo bersama kawan-kawan penerus penelitiannya merangkum penelitian 10 tahun sebelumnya beserta tambahan data gambaran klinis, masalah pengobatan, analisis keterlibatan organ, aspek virologi, aspek epidemiologi, dan kesehatan masyarakat.
Periode sepuluh tahun ketiga yaitu sepanjang 1993-2010 dimulai penelitian mengenai patogenesis, plasma leakage, sitokin pro-inflamasi, komplemen, endotoksin, faktor risiko dengue berat, penemuan diagnostik baru, dan studi terhadap vektor.
Periode 10 tahun berikutnya yaitu 2011-sekarang mengenai monitor serotipe yang bersirkulasi, manajemen vektor, aspek biomolekular, dan vaksin dengue.
Penelitian mengenai vaksin dengue merupakan inovasi baru dalam strategi penanggulangan infeksi dengue saat ini.
Peneliti utama vaksin dengue di Indonesia dilakukan murid Sumarmo yang juga seorang Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Sri Rezeki S Hadinegoro.
Rekam jejak penelitian infeksi dengue yang telah dilakukan oleh Sumarmo menjadi tonggak pengetahuan bagi generasi penerus dalam melakukan kajian dan penelitian yang masih perlu dilakukan.
Sumarmo wafat pada 14 November 2014. Namun sesuai dengan pepatah “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”, nama Sumarmo telah dikenal dan dikenang sebagai orang pertama di Indonesia yang meletakan dasar-dasar keilmuan penyakit demam berdarah, khususnya pada anak.
Berbagai penelitian yang Ia lakukan telah menghasilkan berbagai produk pedoman serta modul-modul pelatihan yang bermanfaat dalam pemberantasan penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di Indonesia dan dunia.
Sepanjang kariernya, beliau juga terlibat secara aktif dalam melakukan pengawasan virus DHF bagi pendidikan kedokteran di seluruh Indonesia dan internasional serta berkontribusi membuat definisi untuk WHO tentang infeksi DHF berat.
Penghargaan yang diraih oleh (Alm) Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo, tentunya akan memberi sumbangsih besar, tidak hanya untuk fakultas tetapi juga bagi Universitas Indonesia, bahkan bagi Indonesia. (OL-2).
Sumber berita: https://mediaindonesia.com/…/248886-guru-besar-ui-peneliti-…