Viral Temuan Batu Ginjal Sebesar Jahe, Dekan FKUI Ungkap Kemungkinan Pemicunya
#LiputanMedia
DetikHealth – Baru-baru ini, ramai sebuah video yang menunjukkan kasus batu ginjal sebesar jahe yang diduga akibat kebiasaan kurang minum air putih dan menahan buang air kecil. Dalam video yang sudah ditonton lebih dari 3,4 juta kali itu menceritakan kasus seorang pasien yang mengeluhkan sakit pinggang selama lebih dari dua tahun dan ternyata mengidap batu ginjal.
“Pasien perempuan, umur 45 tahun dengan keluhan nyeri pinggang selama lebih dari dua tahun,” tulis akun TikTok @fujiassahar, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.
Setelah dilakukan pemeriksaan lanjut, diketahui ginjal kanan sang pasien sudah hampir dipenuhi oleh batu ginjal. Ternyata, kebiasaan-kebiasaan yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun itu diduga telah memicu penumpukan batu ginjal.
Selain mengeluhkan nyeri pinggang selama bertahun-tahun, wanita berusia 45 tahun itu juga mengalami gejala lainnya, seperti kencing yang tidak lancar dan kondisi urin yang tidak biasa.
Menanggapi kasus tersebut, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor risiko mengapa seseorang mengalami masalah pada ginjalnya, khususnya batu ginjal.
“Jadi ini terkait pertama adalah kurang minum. Kalau kita kurang minum, akan membuat buang air kecil kita menjadi pekat dan ini potensi untuk terjadinya infeksi kronik yang berulang. Kemudian juga kebiasaan menahan kencing, ini jg akan menyebabkan terjadinya infeksi yang berulang,” jelas Prof Dr dr Ari saat dihubungi detikcom, Selasa (16/5/2023).
“Kondisi-kondisi ini tentu akan menyebabkan mudah terbentuknya batu. Dan kemudian juga pada orang-orang yang memang mengonsumsi air yang kebetulan tingkat kalsiumnya tinggi,” tambahnya.
Selain pada kebiasaan-kebiasaan, seperti kurangnya konsumsi air putih dan kebiasaan menahan buang air kecil, terdapat faktor lain yang bisa memicu kondisi batu ginjal, yaitu kadar asam urat yang tinggi.
“Pada pasien-pasien yang dengan kadar asam urat yang tinggi, maka kadar asam urat ini akan menyebabkan sumbatan atau bahkan penumpukan pada sendi-sendi kaki dan juga pada ginjal. Dan kondisi ini akan terus berlanjut menyebabkan mengalami batu ginjal,” paparnya.
Ia juga menjelaskan bahwa batu ginjal pada pasien tersebut bisa jadi sudah terbentuk sejak pertama kali merasakan gejala sakit pinggang. Pasalnya, gejala umumnya mulai muncul pada pasien batu ginjal ketika pembentukan batu sudah mulai besar.
“Pada awal, bisa saja mungkin pasien ini mempunyai batu ginjal yang asimtomatik atau tanpa gejala, tapi ketika disebutkan dua tahun pasien sudah merasakan sakit pinggang, jadi jangan-jangan memang dua tahun sudah terbentuk batu yang cukup besar di ginjal. Karena biasanya kalau sudah ada gejala itu biasanya menunjukkan suatu pembentukan batu yang besar,” ujar dr Ari.
Lebih lanjut, dr Ari menekankan pentingnya menjalankan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Ia juga menganjurkan pasien yang sudah mulai merasakan gejala untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan tidak adanya pembentukan batu ginjal.
“Oleh karena itu, pesan saya di sini tentu pertama adalah pentingnya kita untuk melakukan medical check-up. Mengetahui apakah kadar asam urat kita tinggi atau tidak, apakah urin kita normal atau tidak,” katanya.
“Kemudian yang kedua, apabila ada keluhan atau gejala, segera melakukan pemeriksaan memastikan apakah sudah terbentuk batu ginjal. Jadi kalau di awal mungkin batunya masih kecil mungkin lebih mudah diatasi, tapi kalau sudah besar tentu harus tindakan operasi,” pungkasnya.
Sumber berita: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6722949/viral-temuan-batu-ginjal-sebesar-jahe-dekan-fkui-ungkap-kemungkinan-pemicunya.