Info FKUIUncategorized

Tengah Diteliti Ilmuwan UI, Kelak Cacing Bisa Jadi Obat Diabetes

#LiputanMedia

Jakarta – Cacing ternyata berpeluang menjadi obat untuk memulihkan kadar gula darah pada pasien diabetes. Temuan ini terungkap dalam riset yang dilakukan tim Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Flores, Nusa Tenggara Timur pada 2014. Riset yang bekerja sama dengan laboratorium parasitologi ini kini dilanjutkan di Universitas Leiden, Belanda.

Dalam riset tersebut, risiko mengalami resistensi insulin turun pada penduduk yang mengalami kecacingan. Sebaliknya, risiko meningkat pada warga yang bebas dari infeksi cacing. Risiko resistensi insulin meningkat 7-14 persen pada penduduk yang mendapat pengobatan untuk kecacingan. Pengobatan kecacingan diberikan pada sekitar 4 ribu penduduk dari 3 desa. Hasil pengobatan kecacingan pada 1.700 penduduk diteliti lebih lanjut.

“Saat ini, kami sedang riset untuk mengetahui molekul pada cacing yang bisa menurunkan risiko resistensi insulin. Kami sudah mencobanya pada mencit tapi ternyata menimbulkan perlemakan hati. Kami tengah meneliti ulang karena jika memang bisa menghasilkan obat tentu efek sampingnya harus sangat kecil,” kata salah satu peneliti, dr Dicky Levenus Tahapary SpPD, PhD dari FKUI-RSCM pada seminar Info Sehat FKUI untuk Anda, Rabu (10/4/2019).

Menurut dr Dicky sebetulnya terdapat 3 jenis cacing yang menyebabkan warga terkena infeksi kecacingan. Namun infeksi pada warga didominasi cacing tambang atau Ancylostoma duodenale. Cacing ini umumnya menginfeksi di daerah panas dan lembab dengan tingkat kebersihan serta sanitasi minim. Larva cacing kontak langsung dengan manusia masuk ke dalam tubuh, hidup di dinding usus, dan melanjutkan siklus hidup dengan mengganggu kesehatan manusia.

dr Dicky mengatakan, tahapan cacing hingga bisa diklaim bisa membantu mengendalikan diabetes masih sangat jauh. Namun riset awal telah membuka kemungkinan terkait hal tersebut. Diabetes tak bisa sembuh tapi pengidapnya bisa tetap hidup normal dengan mengendalikan gula darah, kontrol teratur, dan menjaga pola hidup sehati setiap hari. Pola hidup meliputi teratur makan asupan bergizi, olahraga, dan tidak merokok.

Sumber berita: https://health.detik.com/…/tengah-diteliti-ilmuwan-ui-kelak…