Info FKUIUncategorized

Studi FKUI Ungkap 4 Faktor Kematian Pasien COVID-19 di DKI Jakarta

#Liputanmedia

Jakarta – Studi yang dilakukan oleh tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkap faktor yang menjadi risiko tinggi penyebab kematian pasien COVID-19.
Dalam penelitian tersebut, usia tua, pneumonia, sesak napas, dan hipertensi merupakan faktor-faktor prediktor terjadinya kematian pada pasien terkonfirmasi COVID-19.
Analisis riset ini menggunakan data rekapitulasi Penelusuran Epidemiologi (PE) yang dikeluarkan oleh Pemerintah DKI Jakarta dari 2 Maret hingga 27 April 2020.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Medica Indonesiana ini juga memperlihatkan rata-rata usia pasien COVID-19 yang meninggal dunia adalah 58,2 tahun. Risiko kematian disebut meningkat mulai usia 50 tahun ke atas dengan perbedaan signifikan dibandingkan usia di bawahnya.
Riset tersebut juga menunjukkan, dari 41,1 persen pasien COVID-19 dengan pneumonia, sebanyak 81,6 persen meninggal dunia. Pada mereka, ditemukan adanya gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.
“Risiko kematian pasien COVID-19 di usia tua meningkat akibat pengaruh dari kerja sistem imun tubuh yang menurun. Mereka menjadi lebih rentan untuk mengalami kondisi serius dan respons pengobatan yang tidak maksimal,” kata Dekan FKUI yang juga spesialis penyakit dalam, Prof Ari Fahrial Syam dalam keterangan di rilis yang diterima detikcom, Kamis (8/10/2020).
Selain itu, pasien dengan riwayat pneumonia dan sesak napas juga sangat mungkin mencapai luaran buruk karena peluang pasien-pasien ini untuk jatuh ke dalam kondisi acute respiratory distress syndrome (ARDS) meningkat. Penelitian ini juga menyatakan bahwa hipertensi meningkatkan risiko kematian pasien COVID-19 sebesar dua kali lipat.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, baik kepada masyarakat maupun klinisi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi risiko kematian pasien COVID-19.
“Sikap waspada dan upaya pencegahan harus senantiasa dilakukan apalagi melihat angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia terbilang tinggi jika dibandingkan angka kematian dunia,” pungkas Prof Ari.