Info FKUIUncategorized

Menjadi Bagian dari Tim Lintas Negara, Mahasiswi FKUI Raih Juara Kompetisi Internasional MIT COVID-19 Challenge

#Liputanmedia

Adriana Viola Miranda, S.Ked, Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2016, berhasil mengharumkan nama bangsa setelah Ia dan timnya meraih juara pada kompetisi internasional bertajuk MIT COVID-19 Challenge: Latin America vs COVID-19 pada tanggal 19-21 Juni 2020.
MIT COVID-19 Challenge adalah kompetisi daring beregu yang diselenggarakan oleh Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat ikut andil dalam menangani pandemi COVID-19 dan konsekuensinya di bidang sosial ekonomi. Kegiatan ini didukung oleh lebih dari 70 mitra, termasuk UNESCO dan European Institute of Innovation & Technology (EIT) Health, sebuah badan resmi Uni Eropa.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada awal April 2020, MIT COVID-19 Challenge telah menggelar lima kali kompetisi yaitu Beat the Pandemic, Africa Takes on COVID-19, MIT COVID-19 Datathon, Beat the Pandemic II, dan yang terbaru adalah Latin America vs COVID-19. Adriana menjadi salah satu dari 1500 peserta pada tiga kompetisi yang diadakan, yaitu Beat the Pandemic, Beat the Pandemic II dan Latin America vs COVID-19. Untuk mengikuti setiap lomba tersebut, Adriana terlebih dahulu mengikuti seleksi berdasarkan keterampilan dan motivasi bersama 5000 pendaftar lainnya yang berasal dari 90 negara.
Pada Latin America vs COVID-19, Adriana bergabung dalam tim bernama AMIGO, yang dalam bahasa Spanyol berarti ‘Teman’, yang anggotanya berasal dari berbagai negara seperti Chili, Brasil, Argentina, Sri Lanka, dan Amerika Serikat. Anggota tim ini pun memiliki latar belakang profesi yang beragam mulai dari dokter, pakar kesehatan masyarakat, hingga ahli bioteknologi. Hanya Adriana dalam tim ini yang masih berstatus mahasiswi kedokteran.
Tim AMIGO yang diperkuat Adriana berhasil menjadi juara kategori “Track B. New Ways to Deliver Care in a COVID-19 World”. Kompetisi MIT COVID-19 Challenge menggunakan sistem hackathon, yakni kolaborasi dalam pengembangan ide dan prototipe startup kesehatan berbasis teknologi dalam 48 jam, di mana setiap tim akan berkompetisi di treknya masing-masing, mulai dari trek A hingga trek J.
Pada hackathon ini, setiap peserta diminta untuk membentuk tim multidisipliner dengan peserta lain dari berbagai negara. Selama proses hackathon, setiap tim dibimbing oleh berbagai mentor yang memiliki kepakaran di bidang kesehatan, teknologi dan bisnis. Pemenang dipilih berdasarkan proses pitching atau presentasi, dengan kriteria penilaian berupa impact pada masyarakat, innovation, implementation dan efektivitas presentasi.
Secara garis besar, tantangan yang dihadapi oleh Adriana dan kawan-kawan di trek B adalah mencarikan metode pelayanan kesehatan selama COVID-19 yang dapat memastikan keselamatan pasien.
“AMIGO menawarkan solusi berupa pelayanan melalui sistem telemedicine berbasis WhatsApp atau SMS bagi yang tidak memiliki akses ke internet, untuk memastikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi populasi rentan dengan kondisi kronis,” tutur Adriana kepada Humas FKUI.
Lebih lanjut Adriana mengatakan, “Menggunakan machine learning, AMIGO berharap untuk dapat menjadi teman bagi para pasien dengan mengirimkan pesan-pesan monitoring gejala, konsumsi obat, serta membantu penjadwalan konsultasi ke rumah sakit. Ke depannya, AMIGO akan dikembangkan untuk dapat mentriase kebutuhan pasien berdasarkan gejalanya. Saat ini, tim AMIGO sedang dalam proses bekerjasama untuk pilot study dengan sebuah rumah sakit di Chili. Harapan saya solusi yang dibawakan AMIGO ke depannya dapat diimplementasikan juga di Indonesia.”
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, merasa bangga dan menyambut gembira prestasi yang diraih oleh Adriana ini, “Saya merasa bangga atas kepedulian mahasiswa untuk mencari solusi mengatasi masalah COVID-19. Peran serta Adriana pada kompetisi internasional lintas bangsa ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia yang diwakili oleh Adriana bisa berkolaborasi dengan rekan-rekannya dari negara lain untuk menghasilkan sesuatu. Apalagi yang melaksanakan kompetisi ini adalah Massachussetts Institute of Technology (MIT), suatu lembaga pendidikan ternama di USA yang peduli dalam mengatasi COVID-19, bukan saja di USA tapi seluruh dunia.”
Pengalaman Adriana di kegiatan hackathon menyadarkannya bahwa orang-orang di seluruh dunia, dengan latar belakang keahlian yang berbeda-beda, memiliki keinginan yang besar untuk membantu masyarakat luas dalam menangani pandemi ini.
“Oleh karena itu, selama ada kemauan dan keterbukaan dalam berkolaborasi, setiap orang dapat berkontribusi dalam melawan COVID-19 meski dengan kapasitas dan kemampuan yang terbatas. Jika ada kemauan, pasti ada jalan,” tutup Adriana.