Mengenal 5 Jenis Pengobatan Kanker Paru Seperti yang Diidap Sutopo
#LiputanMedia
JawaPos.com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho tutup usia. Sutopo sudah berjuang melawan kanker paru stadium 4 dan terakhir berupaya menjalani pengobatan ke Tiongkok. Langkah yang dilakukan Sutopo, menjadi potret inspirasi bagi pasien kanker lainnya untuk tetap optimis meraih kesembuhan.
Data terbaru Globocan 2018 menunjukkan, ada 2 juta kasus baru kanker paru di seluruh dunia, dengan kematian mencapai 1,8 juta. Di Indonesia, diperkirakan 40 per 100 ribu orang berisiko kanker paru, terutama pria berusia di atas 40 tahun dan perokok aktif.
Mengingat kematian kanker paru sangat tinggi, maka upaya menemukan terapi yang bisa meningkatkan harapan hidup pasien terus dilakukan. Selain tentu upaya pencegahan dengan kampanye anti rokok dan pola gaya hidup sehat. Berikut, beberapa upaya pengobatan untuk pasien kanker paru.
1. Imunoterapi
Saat ini sudah dikenal pengobatan terbaru kanker paru yaitu imunoterapi. Konsep imunoterapi adalah memberdayakan sel-sel imun agar lebih aktif melawan sel kanker. Pada orang normal, begitu ada sel-sel yang tumbuh tidak normal akan segera terdeteksi oleh sistem imun tubuh, untuk dimatikan atau dibuat menjadi normal kembali.
Dokter Spesiali Paru dr. Sita Andarini SpP(K), Ph.D, dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengutip penelitian penggunaan imunoterapi pada pasien kanker paru yang belum pernah mendapatkan terapi apapun. Pasien yang mendapatkan imunoterapi memiliki hasil akhir berupa masa hidup lebih panjang dan masa hidup bebas penyakit lebih lama dibandingkan pasien yang mendapatkan kemopterapi saja.
Imunoterapi yang digunakan dalam penelitian ini dan sudah disetujui untuk terapi kanker paru adalah pembrolizumab atau anti PD-L1. Cara kerja pembrolizumab adalah memutus ikatan antara reseptor PD1 yang ada di sel-sel limfosit T (bagian dari sistem imun) dengan PD-L1 yang ada di permukaan sel-sel kanker.
Anti PD-L1 pembrolizumab bisa membuat pasien kanker paru mengalami progression free survival (masa tumor tidak berkembang) selama 10 bulan. Hasil pengamatan di RS Persahabatan pada pasien-pasien yang diberikan pembrolizumab, sudah berlangsung 21 bulan dan 50% pasien masih bertahan.
“Masa 10 bulan terbebas dari gejala ini nampaknya tidak bermakna, tetapi bagi pasien akan sangat bermakna. Imunoterapi sangat memberikan harapan pasien, karena angka harapan hidup pasien jadi lebih panjang dibandingkan pasien yang hanya mendapatkan kemoterapi,” jelas dr. Sita dalam keterangan tertulis.
2. Operasi Bedah
Menurut dr. Sita operasi bedah bisa dilakukan pafa pasien kanker paru. Namun, ada syarat untuk prosedur ini, yaitu kanker masih berada pada stadium awal seperti stadium 1, 2, dan 3A. Operasi bisa memberi kesempatan besar untuk sembuh, terlebih jika kanker belum menyebar ke bagian lain tubuh atau hanya di satu bagian tubuh saja.
3. Kemoterapi
Kemoterapi umum dilakukan sebagai pengobatan kanker, tak terkecuali kanker paru. Kemoterapi sendiri adalah pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang sistemik untuk mengobati kanker. Obat tersebut biasanya diberikan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah.
4. Radioterapi
Terapi ini menggunakan partikel berenergi tinggi atau gelombang untuk menghancurkan atau merusak sel-sel kanker.
5. Terapi Target
Mirip dengan kemoterapi yaitu memberikan obat masuk ke dalam pembuluh darah. Pengobatan disesuaikan dan berbeda pada masing-masing pasien. Pemberian obat dilakukan pada sel yang abnormal.
Sumber berita: https://www.jawapos.com/…/mengenal-5-jenis-pengobatan-kank…/