Info FKUIUncategorized

Mengenal 2 Jenis Penyakit Mata AMD pada Lansia dan Cara Pengobatannya

#Liputanmedia

JawaPos.com – Sudah hal wajar, semakin bertambahnya usia, maka fungsi penglihatan ikut menurun. Pada lansia mereka bisa mengalami degenerasi makula atau fungsi mata yang disebut dengan Age-related macular degeneration/AMD. Dalam kondisi seperti itu, lansia tetap harus memperhatikan kesehatan mata serta pengobatan rutin untuk mempercepat kesembuhan, meski di tengah pandemi Covid-19.

AMD merupakan salah satu penyakit yang paling sering dijumpai, khususnya bagi populasi lanjut usia (aging population). Jika tidak ditangani secara tepat dan teratur, maka AMD akan berujung parah. Bagi penderita AMD tipe basah (wet AMD), dapat terjadi komplikasi hingga kebutaan.

Dalam webinar Hari Penglihatan Sedunia 2021, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Pusat dr. M. Sidik, Sp.M(K), mengatakan AMD merupakan salah satu penyakit mata yang perlu mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Oleh sebab itu, dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day/ WSD) 2021, seluruh masyarakat diingatkan akan pentingnya kesehatan mata, yang berdampak pada pendidikan, pekerjaan, kualitas hidup, hingga kemiskinan.

“Gangguan penglihatan dan kebutaan akibat AMD sangat menurunkan kualitas hidup lansia. Gangguan terjadi secara perlahan dan progresif, sehingga memerlukan pemantauan ketat, serta kontrol dokter dan pengobatan berkala,” katanya secara daring, Kamis (14/10).

Walaupun situasi pandemi Covid-19 memang menyulitkan, dr. Sidik mengimbau agar pasien AMD khususnya, tetap memiliki semangat dan tidak takut untuk ke rumah sakit guna mendapatkan pengobatan sehingga tidak terjadi kondisi pengelihatan yang memburuk. Pihaknya mendukung deteksi dan pengobatan berbagai penyakit mata.

Head of Medical Pharmaceuticals PT Bayer Indonesia Dewi Muliatin Santoso, mengatakan diperlukan pengetahuan dan kesadaran pasien dan keluarganya untuk menangani penyakit AMD, yang memengaruhi kehidupan dari segala lini, seperti kualitas hidup hingga beban ekonomi masyarakat. Hal senada diungkapkan Dokter Spesialis Mata Konsultan RSCM-FKUI Dr.dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K).

Menurutnya tanpa penanganan secara dini dan berkelanjutan, AMD akan terus memburuk dari waktu ke waktu terutama Degenerasi Makula terkait Usia tipe basah (wet AMD). Bisa dikatakan wet AMD menjadi penyebab utama
kehilangan penglihatan permanen yang parah pada orang di atas usia 60 tahun.

“Age-related macular degeneration (AMD) sendiri merupakan kerusakan makula, yaitu pusat fokus penglihatan pada retina mata kita. Terjadi perubahan anatomi makula, yang menyebabkan gangguan fungsi penglihatan mulai dari distorsi bentuk atau penglihatan buram, hingga buta pada penglihatan sentral. Akibatnya pasien tidak dapat membaca, menulis, bahkan melihat wajah orang di hadapannya,” jelas dr. Gitalisa.

2 Jenis AMD
AMD sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu AMD kering (dry AMD) dan AMD basah (wet AMD).

AMD Kering
Pada AMD kering terjadi kerusakan makula secara bertahap, biasanya selama bertahun-tahun, karena sel-sel retina mati dan tidak diregenerasi. Sekitar 10 persen hingga 15 persen orang dengan AMD kering, penyakitnya akan berkembang menjadi AMD basah.

AMD Basah
Pada AMD basah, terjadi pertumbuhan pembuluh darah abnormal ke dalam makula, sehingga terjadi perdarahan atau akumulasi cairan di makula. Akibatnya, akan timbul jaringan parut pada makula yang menyebabkan
pasien kehilangan penglihatan sentralnya (kebutaan). AMD basah sering berkembang dengan sangat cepat dan dapat menyebabkan kehilangan daya lihat yang sangat signifikan.

“Pada dasarnya faktor risiko utama dari AMD adalah usia. Namun beberapa faktor lain seperti faktor genetik dan merokok, juga bisa meningkatkan risiko AMD. AMD biasanya terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun, tetapi dapat terjadi lebih awal. Mereka yang memiliki faktor risiko ini tentu harus waspada, karena jika tidak ditangani dengan baik, AMD bisa mengakibatkan komplikasi hingga kebutaan, bahkan juga memengaruhi kesehatan mental seperti risiko depresi dan isolasi sosial yang lebih tinggi,” jelas dr. Gitalisa.

Pengobatan

Terkait pengobatan, dr. Gitalisa menambahkan, AMD kering biasanya tidak mengakibatkan kehilangan penglihatan total, dan saat ini belum ada pengobatan yang efektif. Namun terapi pada AMD basah telah mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir, salah satu obat adalah Aflibercept yang dapat menghambat faktor pertumbuhan endotel anti-vaskular (vascular endothelial growth factor atau VEGF).

Terapi dengan Aflibercept dilakukan dengan cara suntikan ke dalam bola mata (intravitreal), dapat memperlambat pertumbuhan pembuluh darah abnormal dan mencegah kerusakan makula lebih lanjut, sehingga mencegah kebutaan. Saat ini, pengobatan memang terhalang dengan ketakutan masyarakat untuk berkunjung ke rumah sakit di masa pandemi Covid-19.

Sumber berita: https://www.jawapos.com/…/mengenal-2-jenis-penyakit…/