Info FKUI

Ilmuwan FKUI Teliti Penggunaan Minyak Kelapa untuk Dermatitis

#LiputanMedia

Jakarta – Beberapa studi membuktikan manfaat minyak kelapa pada berbagai dermatosis dengan gangguan sawar kulit seperti dermatitis, serta kulit kering pada lansia. Sedangkan untuk para pekerja yang terpajan oleh berbagai bahan iritan dan alergen setiap hari diperlukan bahan tambahan untuk meningkatkan efektivitas dari penggunaan minyak kelapa.

Menurut Dr dr Windy Keumala Budianti, SpKK, FINSDV, untuk mengatasi dermatitis yang dialami para perajin batik yakni dengan menggunakan krim pelembab minyak kelapa.

Retensi kadar gliserin pada strip krim minyak kelapa bermanfaat sebagai bahan aktif kosmetik yang dapat mengahambat terjadinya penguapan air dari permukaan kulit (oklusif) dan echancher.

“Kemudian krim ini dinilai lebih efektif untuk digunakan karena kalau dilihat dari kemungkinan digunakan atau engganya oleh para perajin, jelas akan memilih minyak kelapa karena bahan ini dinilai lebih familiar oleh para perajin tersebut,” ujar Dr Windy saat ditemui detiHealth, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis, (17/1/2019).

Dr Windy juga menjelaskan bahwa pelembab minyak kelapa dan gliserin mampu penetrasi ke dalam stratum korneum dan memperbaiki sawar kulit yang mengalami penebalan dan peradangan, sehingga mampu memberi perlindungan pada perjain batik bagian pewarnaan dan pencuciaan terhadap alergen dan iritan di lingkungan kerja.

Lalu Dr Windy menambahkan untuk temuan kadar asam laurat dan gliserin dalam krim pelembab minyak kelapa ini setelah 12 jam penghapusan, pelembab mengindikasikan bahwa masih dapat memberi proteksi terhadap sawar kulit. Sehingga sangat direkomendasikan untuk mencegah dermatitis tangan akibat kerja para perajin batik.

Namun untuk mendapatkan krim pelembab minyak kelapa ini kita harus menemukan di mana dan apakah hasil penelitian ini akan segera dipasarkan?

Dr Windy mengatakan sempat terpikirkan untuk mematenkan krim pelembab minyak kelapa ini atau tidak, namun peluang untuk memasarkannya cukup terbuka karena sebenarnya minyak kelapa lebih lazim digunakan.

“Namun saya masih tetap mencoba agar produk ini bisa digunakan secara nasional, atau mungkin untuk wilayah Jawa yang bisa dicoba dahulu, baru nanti setelah itu dapat disebarkan lebih luas dan lebih lama penggunaannya, dan dapat diusulkan masuk ke dalam program nasional seperti pencegahan dermatitis penyakit kulit,” tutup Dr Windy.

 

Sumber berita: https://health.detik.com/…/ilmuwan-fkui-teliti-penggunaan-m…